82
c. Jaminan
Sebagai salahsatu penerapan strategi manajemen risiko, BMT Berkah Madani dalam proses pengajuan pembiayaannya, baik kepada
UKM maupun non-UKM, mensyaratkan adanya jaminan. Dalam Surat Keputusan Pengurus SKP BMT Berkah Madani No.001SKKSPS-
BMII05 Bab IV Pasal 6 disebutkan:
25
”Untuk mengurangi risiko pembiayaan, setiap fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh BMT Berkah Madani harus
memenuhi prinsip kehati-hatian. Sehubungan dengan itu, maka setiap pembiayaan yang diberikan dapat mempersyaratkan
jaminan.”
Menurut jenisnya, jaminan di BMT Berkah Madani terbagi menjadi dua, yaitu:
26
1 Jaminan Utama
Jaminan utama dari pembiayaan UKM adalah kelayakan usaha dan prospek usaha itu sendiri.
2 Jaminan Tambahan
Jaminan tambahan yang diminta berupa tanah dan bangunan SHMHGBHGUAJB, kendaraan roda dua roda empat BPKB,
toko atau kios, emas, tabungandeposito.
25
BMT Berkah Madani, Surat Keputusan Pengurus BMT Berkah Madani, Depok: BMT Berkah Madani, 2005, h. 3.
26
BMT Berkah Madani, Standar Operasional Prosedur, Depok: BMT Berkah Madani, 2005.
83
Pada pembiayaan tertentu, setelah AO menganalisis dengan cermat BMT Berkah Madani dapat memberikan pembiayaan tanpa
jaminan tambahan, hanya jaminan utama. Begitu pula pada pembiayaan yang telah dilakukan berulang-ulang oleh satu nasabah. Bila BMT merasa
telah mempercayai nasabahnya maka jaminan tambahan dapat tidak disertakan.
Jaminan tambahan dimasukkan dalam persyaratan jika berdasarkan hasil analisa AO dirasa perlu untuk menyertakan jaminan.
Adapun besarnya jaminan minimal sebesar 100 dari plafond pembiayaan yang diberikan. Rinciannya adalah sebagai berikut:
27
1 Satu buah motor
: Rp.1-5 juta 2
Motor lebih dari 1 buah : Di atas Rp.5 juta
3 Mobil
: Di
atas Rp.5
juta 4
Tanahbangunan : Di atas Rp.5 juta
Selain ketiga hal tersebut, BMT Berkah Madani juga melakukan usaha-usaha lain dalam rangka mengurangi risiko pembiayaan UKM, antara
lain:
28
a. Mensyaratkan adanya agunan.
b. Melihat character nasabah peminjam.
27
Wawancara pribadi dengan Siti Umainah.
28
Ibid
84
c. Memberikan toleransi bila pembiayaan cenderung macet, agar
pembiayaan tersebut dapat dilunasi sesuai kemampuan nasabah. d.
Selalu mengingatkan nasabah peminjam agar melunasi pembiayaan yang diperolehnya.
e. Membentuk Komite Pembiayaan.
f. Pemenuhan PPAP Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif sesuai
ketentuan. g.
Pemantauan penggunaan dana oleh nasabah agar tidak terjadi side streaming
. h.
Membentuk tim khusus penanganan pembiayaan bermasalah. Adapun tingkat kolektibilitas pembiayaan tahun berjalan 2010
adalah:
29
a. Lancar
= 324 nasabah = Rp.1,99 miliar = 85,58
b. Kurang Lancar = 26 nasabah = Rp.68,9 juta
= 2,96 c.
Diragukan = 12 nasabah = Rp.70,2 juta
= 3,02 d.
Macet = 40 nasabah = Rp.196,5 juta
= 8,44 Sedangkan mengenai pembinaan terhadap sektor UKM, BMT Berkah
Madani hingga saat ini belum melakukan pembinaan terhadap UKM yang dibiayai. Yang dilakukan hanya sebatas memberikan tambahan modal saja.
30
29
Ibid
30
Ibid
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan