Kualitas Pelayanan TINJAUAN PUSTAKA

5. Ramalan permintaan dalam marketing barang merupakan masalah, tidak demikian halnya dengan marketing jasa. Untuk menghadapi masa-masa puncak, dapat dilihat tenaga khusus. 6. Adanya masa puncak yang sangat padat, merupakan masalah tersendiri bagi marketing jasa. Pada masa puncak, ada kemungkinan layanan yang diberikan oleh produsen sangat minim. Misalnya waktunya dipersingkat, agar dapat melayani langganan sebanyak mungkin. Jika mutu jasanya tidak dikontrol maka ini dapat berakibat negatif terhadap perusahaan, karena banyak langganan yang merasa tidak puas. 7. Usaha jasa sangat mementingkan unsur manusia. 8. Distribusinya bersifat langsung dari produsen ke konsumen.

D. Kualitas Pelayanan

1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas layanan terbentuk dari dua konsep, yaitu service dan kualitas Quality. Kotler 2005 mendefinisikan layanan sebagai setiap tindakan atau kinerja dimana satu pihak dapat menawarkan kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud, dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun, serta memproduksinya mungkin berkaitan atau tidak berkaitan dengan produk fisik. Ho dan American Society For Quality Control yang dikutip oleh Darian dalam F. Dardana Muwarni, 2004 mengemukakan definisi kualitas yang dianut seluruh dunia, bahwa kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat barang dan jasa yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan baik yang dinyatakan atau yang tersirat. Kebutuhan yang dinyatakan merupakan kebutuhan yang secara eksplisit dikatakan oleh pelanggan kepada penjual, sedangkan kebutuhan yang tersirat mencerminkan harapan pelanggan. Kotler 2005:70, menyatakan bahwa harapan pelanggan merujuk pada apa yang pelanggan yakini dan seharusnya disediakan oleh penjual dan merupakan standar untuk dijadikan acuan dalam menilai kinerja aktual layanan. Penjual disebut memberikan kualitas jika produk penjual memenuhi atau bahkan melebihi harapan pelanggan Dengan mensintesakan definisi layanan dan kualitas diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan merujuk pada kinerja aktual atribut-atribut layanan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Oleh karena itu, seperti yang dikemukakan oleh Parasuraman dalam Muwarni, 2004 bahwa ada dua unsur yang menentukan kualitas layanan yaitu, layanan yang diterima atau dirasakan perceived service dan layanan yang diharapkan expected service oleh pelanggan. Layanan yang diterima oleh pelanggan merupakan kinerja atribut-atribut layanan sedangkan layanan yang diharapkan merupakan harapan pelanggan atas atribut-atribut layanan. 2. Determinan Pelayanan Agar pelayanan memiliki kualitas dan memberikan kepuasan kepada pelanggan mereka, maka perusahaan harus memperhatikan berbagai dimensi yang dapat menciptakan dan meningkatkan kualitas pelayanannya. Tjiptono 2006:273 menyimpulkan kualitas pelayanan kedalam lima dimensi, yaitu: a. Bukti langsung tangibles, yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan dan diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik contoh: gedung, gudang, dan lain-lain, perlengkapan dan peralatan yang digunakan teknologi, serta penampilan pegawainya. b. Keandalan reliability, yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya, kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi. c. Daya tanggap responsibility, yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat responsif dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. d. Jaminan dan kepastian asurances, yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen antara lain komunikasi communication, kredibilitas credibility,keamanan security, kompetensi competence, dan sopan santun courtesy. e. Empati emphaty, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan. F Danardana Muwarni 2004 melakukan penelitian tentang kualitas pelayanan dengan menggunakan atribut layanan diantaranya yaitu: Tabel 2.1 Atribut-atribut Layanan dan Dimensinya Atribut-atribut Dimensi 1. Kemenarikan fasilitas terkait dengan layanan misalnya, brosur Bukti fisik 2. Realisasi janji yang diberikan kepada pelanggan 3. Perhatian terhadap masalah yang dihadapi pelanggan 4. Pemberian layanan sesuai dengan waktu yang dijanjikan Keandalan 5. Peginformasian layanan secara tepat kepada pelanggan 6. Pemberian layanan sesegera mungkin kepada pelanggan 7. Kesediaan karyawan dalam membantu pelanggan 8. Kesediaan karyawan dalam merespons permintaan pelanggan saat tidak sibuk Daya tanggap Atribut-atribut Dimensi 9. Rasa percaya pelanggan terhadap karyawan 10. Rasa aman pelanggan terhadap transaksi yang dilakukan 11. Sikap sopan karyawan 12. Pengetahuan karyawan yang cukup dalam pemberian layanan Jaminan 13. Perhatian perusahaan secara individual kepada pelanggan 14. Kesesuaian waktu layanan dengan kondisi pelanggan 15. Perhatian perusahaan terhadap kepentingan setiap pelanggan 16. Pemahaman terhadap kebutuhan spesifik pelanggan Empati Sumber: F Danardana Muwarni 2004 Philip Kotler dan A.B Susanto 2001:609 mengemukakan secara garis besar strategi pemasaran pelayanan jasa yang pokok berkaitan dengan tiga hal berikut: a. Melakukan Differensiasi Kompetitif. Perusahaan jasa dapat mendiferensiasikan dirinya melalui citra dimata pelanggan, misalnya melalui simbol-simbol dan lambang- lambang yang mereka gunakan. Selain itu perusahaan dapat melakukan diferensiasi kompetitif dalam penyampaian jasa service delivery melalui tiga aspek yang dikenal dengan 3P dalam pemasaran jasa, yaitu: 1 Orang people yang dilatih agar bisa diandalkan. 2 Lingkungan fisik physical environement yang dikembangkan lebih atraktif. 3 Proses process penyampaian pelayanan yang dirancang lebih superior. b. Mengelola Kualitas Jasa. Mengelola kualitas jasa adalah mengelola gap kesenjangan dalam hal: 1 Gap antara harapan pelanggan dengan persepsi manajemen 2 Gap antara persepsi manajemen terhadap pelanggan dan spesifikasi kualitas jasa. 3 Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa, gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal 4 Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan. Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam Philip Kotler dan A.B Susanto 2001:616, menemukan bahwa ada lima determinan kualitas jasa, kelimanya disajikan secara berturut menurut penilaian pentingnya oleh pelanggan: 1 Keandalan: kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya. 2 Responsif: kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. 3 Keyakinan: pengetahuan dan kesopanan karyawan untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. 4 Empati: syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan. 5 Berwujud: penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil dan media komunikasi. c. Mengelola Produktivitas. Ada enam pendekatan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan produktivitas jasa, yaitu: 1 Penyedia jasa bekerja lebih keras atau lebih cekatan dari biasanya. 2 Meningkatkan kuantitas jasa dengan mengurangi sebagian kualitasnya. 3 Mengindustrialisasikan jasa tersebut dengan menambah perlengkapan dan melakukan standardisasi produksi. 4 Mengurangi atau menggantikan kebutuhan terhadap suatu jasa tertentu dengan jalan menemukan suatu solusi berupa produk 5 Merancang jasa yang lebih efektif. 6 Memberikan insentif kepada para pelanggan untuk melakukan sebagian tugas perusahan.

E. Citra Perusahaan