Citra Perusahaan TINJAUAN PUSTAKA

4 Empati: syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan. 5 Berwujud: penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil dan media komunikasi. c. Mengelola Produktivitas. Ada enam pendekatan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan produktivitas jasa, yaitu: 1 Penyedia jasa bekerja lebih keras atau lebih cekatan dari biasanya. 2 Meningkatkan kuantitas jasa dengan mengurangi sebagian kualitasnya. 3 Mengindustrialisasikan jasa tersebut dengan menambah perlengkapan dan melakukan standardisasi produksi. 4 Mengurangi atau menggantikan kebutuhan terhadap suatu jasa tertentu dengan jalan menemukan suatu solusi berupa produk 5 Merancang jasa yang lebih efektif. 6 Memberikan insentif kepada para pelanggan untuk melakukan sebagian tugas perusahan.

E. Citra Perusahaan

1. Definisi Citra Perusahaan Pengertian citra itu abstrak dan tidak dapat diukur secara sistematis, tetapi dapat dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk, seperti penerimaan atau tanggapan baik yang khususnya datang dari masyarakat luas pada umumnya. Citra perusahaan merupakan kesan psikologis dan gambaran dari berbagai kegiatan suatu perusahaan di mata khalayak publiknya yang berdasarkan pengetahuan, tanggapan serta pengalaman-pengalaman yang telah diterimanya. Penilaian tertentu terhadap citra perusahaan oleh publiknya bisa berbentuk citra baik, sedang dan buruk Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. Sutisna 2003:83 mendefinisikan citra sebagai total persepsi terhadap suatu objek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Citra didefinisikan oleh Buchari Alma 2002:317 sebagai kesan yang diperoleh sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang sesuatu. Sedangkan menurut Rhenald Kasali 2003:28 citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan www.e-iman.uni.cc. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa citra merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan pengertian, pemahaman terhadap suatu rangsangan yang telah diolah dan disimpan dalam benaknya. Merupakan suatu persepsi seseorang terhadap suatu objek dengan berbagai karakter, aktivitas serta bentuk fisik objek tersebut. 2. Proses Terbentuknya Citra Perusahaan Menurut Sutisna dikutip dari www.e-iman.uni.cc, terbentuknya citra perusahaan pada benak konsumen adalah ketika seorang konsumen memperhatikan informasi mengenai perusahaan atau korporasi, dan bagaimana pengalamannya atas penggunaan produk yang dihasilkan oleh Ekposure Comprehensive Attention Image perusahaan. Ketika konsumen mempunyai pengalaman yang baik atas penggunaan berbagia merek produk yang di hasilkan oleh sebuah perusahaan, maka konsumen akan mempunyai citra positif atas perusahaan tersebut dan pada saat itulah terbentuk apa yang disebut sebagai citra perusahaan atau citra korporasi. Masih dikutip dari www.e-iman.uni.cc, adapun proses terbentuknya citra menurut Hawkins et al, ditunjukkan oleh gambar berikut: Gambar 2.2 Proses Terbentuknya Citra Perusahaan Sumber: Hawkins et all 2002 Berdasarkan gambar proses terbentuknya citra perusahaan berlangsung pada beberapa tahap. Pertama, objek mengetahui melihat atau mendengar upaya yang dilakukan perusahaan. Kedua, memperhatikan upaya perusahaan tersebut. Ketiga setelah adanya perhatian objek mencoba memahami semua yang ada pada upaya perusahaan. Keempat, terbentuknya citra perusahaan pada objek yang kemudian tahap kelima citra perusahaan yang terbentuk akan menentukan perilaku objek sasaran dalam hubungannya dengan perusahaan. Dikutip dari www.e-iman.uni.cc, upaya perusahaan sebagai informasi terbentuknya citra perusahaan memerlukan keberadaan secara Behavior lengkap. Informasi yang lengkap dimaksudkan sebagai informasi yang dapat menjawab kebutuhan dan keinginan objek sasaran. Rhenald Khasali 2003:28 mengemukakan, “Pemahaman yang berasal dari suatu informasi yang tidak lengkap menghasilkan citra yang tidak sempurna”. Menurut Shirley Harrison 1995:71 informasi yang lengkap mengenai citra perusahaan meliputi empat elemen: a. Personality, keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik sasaran seperti perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial. b. Reputation. Hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti kinerja keamanan transaksi sebuah bank. c. Value. Dalam Kotler 2005:68 nilai yang dipikirkan pelanggan di definisikan sebagai selisih antara evaluasi calon pelanggan atas semua manfaat serta semua biaya tawaran tertentu dan alternatif-alternatif lain yang dipikirkan. Nilai pelanggan total adalah nilai moneter yang dipikirkan atas sekumpulan manfaat ekonomis fungsional dan psikologi yang diharapkan oleh pelanggan atas tawaran pasar tertentu. Para pembeli bertindak dengan berbagai kendala dan mereka terkadang membuat pilihan lebih berdasarkan pada manfaat pribadinya daripada manfaat perusahaan. Akan tetapi, nilai yang dipikirkan pelanggan merupakan kerangka kerja yang bermanfaat yang berlaku dalam banyak situasi dan menghasilkan wawasan yang luas. Berikut adalah beberapa contoh implikasi: pertama, penjual harus menentukan nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total tiap-tiap tawaran pesaingnya untuk mengetahui peringkat berapa tawarannya dipikiran pembeli. Kedua, penjual yang kalah dalam nilai yang dipikirkan pelanggan mempunyai dua alternatif: meningkatkan nilai pelanggan total untuk menurunkan biaya pelanggan total. Alternatif pertama memerlukan peningkatan atau menurunkan biaya manfaat produk, layanan, karyawan dan atau citra tawaran. Alternatif kedua, mengharuskan penurunan biaya pembeli dan menurunkan harga, menyederhanakan proses pemesanan dan penyerahan atau menyerap sebagian resiko pembeli dengan menawarkan garansi. d. Corporate Identity. Komponen-komponen yang mempermudah mengenal publik sasaran terhadap perusahaan seperti logo, warna, dan slogan. Ada pun faktor-faktor yang mempengaruhi citra perusahaan menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, adalah: a. Orientasi terhadap manfaat yang telah diberikan atau diterima, dan sebagaimana diinginkan oleh kelompok khalayak sasarannya. b. Manfaat yang ditampilkan melalui kualitas atau kuantitas pelayanan cukup realistis dan mengesankan bagi khalayaknya. c. Citra yang baik tersebut telah dipresentasikan berdasarkan kemampuan perusahaan, kebanggaan, nilai-nilai kepercayaan, kejujuran dan mudah dimengerti oleh publik sebagai khalayak sasaran. d. Citra yang baik muncul dari akibat penilaian atau tanggapan publik terhadap berbagai aktivitas, empati, prestasi dan reputasi perusahaan selama melakukan berbagai kegiatannya. e. Citra baik perusahaan lainnya yang dapat timbul dari aspek yang menampilkan keseriusannya dalam tanggung jawab sosial perusahaan yang lebih peduli pada kelestarian lingkungan hidup, menggunakan teknologi ramah lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

F. Kepuasan Pelanggan