Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kemajuan teknologi dan informasi telah membawa masyarakat untuk lebih jauh mengenal teknologi seperti handphone yang dapat dipergunakan untuk mempermudah komunikasi jarak jauh. Dulu penggunaan handphone hanya bisa dinikmati oleh kalangan atas seperti artis atau pejabat saja karena harganya yang sangat mahal serta perangkat yang berat. Akan tetapi sekarang orang kalangan menengah bahkan kalangan bawah pun bisa menikmatinya dikarenakan harganya yang murah dengan banyak bentuk yang lebih kecil, ringan dan mudah dibawa kemana-mana. Maraknya penggunaan handphone ini berdampak pada meningkatnya minat terhadap kartu selular yang digunakan sebagai sarana mengaktifkan handphone. Perkembangan kartu selular terjadi sejak diberlakukannya undang- undang No. 361999 mengenai telekomunikasi dan regulasi pemerintah tahun 2002 yang mengizinkan operator selular luar negeri memasuki pasar Indonesia. Sejak saat itulah industri telekomunikasi Indonesia masuk pada babak liberalisasi telekomunikasi. Dengan jumlah penduduk terbanyak urutan keempat di dunia menggambarkan bahwa pangsa pasar telekomunikasi Indonesia masih sangat luas yang menarik minat operator asing masuk ke Indonesia. Pelaku pasar industri kartu selular yang tadinya hanya Telkomsel dan Indosat, sekarang ini berkembang menjadi 10 operator. 1 Tabel 1.1 Pelaku Pasar Indstri Kartu Selular NO Operator Jenis Modulasi Pengguna 1 PT. Telkomsel Halo, Simpati, AS GSM 58 juta 2 PT. Indosat Mentari, IM3 GSM 32 juta 3 PT. Excelcomindo Xplor, Jempol, Bebas GSM 24 juta 4 PT. Telkom Flexi CDMA 9 juta 5 PT. Bakrie Telecom Esia CDMA 6 juta 6 PT. Mobile-8 Telecom Fren, Hepi CDMA 4 juta 7 PT. HCPT 3 three GSM 2,3 juta 8 PT. Sinarmas Smart CDMA 1 juta 9 PT. Natrindo Selular Axis GSM 600 ribu 10 PT. Sampoerna Telecom Ceria CDMA 400 ribu Sumber: http:www.google.comm?q=produk20pt2esinarmas20telecom cilent=ms-opera-minichannel=new Hadirnya pemain baru mengubah atmosfir industri kartu selular. Persaingan dan kebijakan-kebijakan baru yang menentukan arah perkembangan telekomunikasi Indonesia mengubah industri kartu selular menjadi turbulance. Persaingan yang cukup ketat membuat Product Life Cycle PLC kartu selular menjadi pendek, bahkan yang sekarang terjadi akibat dari persaingan yang cukup ketat mengarah pada persaingan harga dimana masing- masing operator selular baik new comer maupun incumbent pemain lama menawarkan tarif serendah mugkin kepada konsumen dengan strategi introducing product. Kendati demikian pasar kartu selular di Indonesia masih terkonsentrasi pada produk yang ditawarkan oleh tiga operator selular besar yaitu Telkomsel, Indosat dan Excelcomindo. Untuk jenis layanan, di Indonesia sendiri pengguna kartu prabayar lebih populer dari pada kartu pascabayar, walaupun tarif pulsa pascabayar lebih murah. Namun saat ini pengguna kartu prabayar tetap menduduki posisi teratas pengguna ponsel. Sebab pengguna kartu prabayar lebih mudah mengontrol pemakaian pulsanya, terutama bagi mereka yang jarang menggunakan ponsel dan lebih sering menerima telepon atau sms. Tiga pemain utama yang mendominasi industri selular yaitu Telkomsel, Indosat dan Excelcomindo terus berkembang . Hal ini dikarenakan tiga operator tersebut sudah mempunyai pasar sendiri yang merupakan pelanggan setia costumer loyalty. Tidak dapat dipungkiri lagi, aspek loyalitas pelanggan adalah titik kritis yang harus dikelola dengan baik, karena tidak ada yang lebih penting lagi bagi pelaku bisnis jasa kecuali menempatkan masalah loyalitas pelanggan yang maksimal sebagai salah satu komitmen bisnisnya Arief dalam I Wayan Bagia, 2003. Mengacu pada penelitian yang dilakukan Marketing Research Specialist dalam Bardan Raksadopoera, 1997:5-6 menunjukan bahwa menarik pelanggan baru membutuhkan biaya lima kali lebih banyak dibandingkan dengan mempertahankan pelanggan yang sudah ada, sedangkan untuk menarik pelanggan yang sudah pindah ke perusahaan pesaing membutuhkan lebih banyak biaya sepuluh sampai duabelas kali. Pelanggan yang memperoleh kepuasan dalam pelayanan merupakan modal dasar bagi perusahan dalam bentuk loyalitas pelanggan. Tjiptono 1996:8 mengatakan bahwa perusahaan jasa yang memperhatikan kepuasan pelanggan akan memperoleh beberapa manfaat, diantaranya yaitu reputasi perusahaan yang semakin positif di mata masyarakat dan pelanggan, dapat mendorong terciptanya rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan bagi perusahaan, meningkatkan keuntungan, makin harmonisnya hubungan perusahaan dengan pelanggan serta mendorong setiap anggota organisasi untuk bekerja lebih baik F. Danardana Murwani, 2004 Studi empirik menunjukan bahwa konsumen yang loyal lebih mungkin untuk melakukan pembelian yang besar Zeithaml, Berry, dan Parasuraman, 1996, sedangkan penelitian yang lain menunjukan bahwa pelangggan- pelanggan yang loyal akan membelanjakan uangnya secara lebih pada perusahaan tersebut dan sering kali membeli jasa-jasa tambahan Fornell, 1992. Oleh karena itu penting sekali bagi perusahaan untuk mengedepankan konsep loyalitas konsumen ini. Karena volume penjualan yang pada akhirnya mengarah kepada profit terletak di tangan pelanggan-pelanggan yang loyal tersebut. Namun demikian, tidaklah mudah membangun konsep loyalitas pelanggan tanpa terlebih dulu melihat aspek-aspek yang mendahului sebelum loyalitas tersebut bisa terjadi. Konsep-konsep seperti kualitas jasa, citra perusahaan, kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam membangun loyalitas pelanggan dan mengetahui hubungan antara masing- masing konsep didalam membentuk loyalitas pelanggan Hepy Hefri Ariyanto, 2003. Penciptaan kualitas pelayanan yang baik merupakan kekuatan awal yang ditampilkan perusahaan kepada konsumennya. Pelayanan merupakan ujung tombak kegiatan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan, hal pertama yang dinilai oleh konsumenya adalah kualitas pelayanan tersebut. Semakin baik kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan berarti telah adanya kesesuaian keinginan dan harapan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Perusahaan yang berhasil menghadapi persaingan yang semakin ketat adalah perusahaan yang dapat memenuhi dan memuaskan konsumen serta berusaha melayaninya lebih unggul dari pesaingnya. Selain kualitas pelayanan, memuaskan keinginan pelanggan menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan, mengingat bahwa pelanggan yang merasakan kepuasan dalam membeli suatu produk akan kembali datang untuk membeli produk tersebut dan mengatakan hal-hal yang positif tentang perusahaan dan menempatkan produk pesaing pada urutan yang lebih rendah. Hal ini tentunya akan meningkatkan hasil penjualan yang pada akhirnya akan terus berkembang sejalan dengan meningkatnya kepercayaan pelanggan. Selain beberapa faktor diatas, studi di industri jasa menunjukan bahwa citra adalah faktor penting lainnya yang mempengaruhi kesetiaan pelanggan. Citra merupakan persepsi yang ada pada ingatan seseorang terhadap suatu fenomena. Citra ini merupakan manifestasi dari pengalaman dan harapan sehingga ia mampu mempengaruhi persepsi konsumen akan suatu barang atau jasa. Sebagai akibatnya unsur pembentuk citra seperti penampilan fisik, perilaku karyawan, dan reputasi perusahaan akan mempengaruhi kesetiaan pelanggan. Sebagai konsekuensi dari pengaruh citra terhadap persepsi seseorang, citra dapat mendukung atau merusak nilai yang konsumen rasakan terhadap suatu barang. Citra yang baik akan dapat meningkatkan atau menutup kekurangan pelayanan yang dirasakan oleh konsumen; sebaliknya citra yang buruk akan lebih memperburuk pelayanan yang dirasakannya. Dengan demikian jelas bahwa suatu citra, baik yang positif mapun negatif akan mempengaruhi kesetiaan pelanggan terhadap penyedia jasa Dwi Suhartanto dkk., 2000 Dilandasi oleh latar belakang permasalahan diatas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul ”Pengaruh Kualitas Pelayanan, Citra Perusahaan dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Survei Terhadap Pengguna Kartu Seluler Telkomsel, Indosat dan Excelkomindo”

B. Perumusan Masalah