Penatalaksanaan kondisi kronis mahal. Biaya yang dibutuhkan untuk biaya perawatan kesehatan dan pelayanan yang berhubungan dengan
penyakit kronis sangat banyak. Kondisi kronis menghadirkan dilema etis bagi individu, tenaga
kesehatan profesional, dan masyarakat. Tidak ada pemecahan yang mudah terhadap masalah-masalah kondisi kronis.
Hidup dengan penyakit kronis berarti hidup dengan ketidakpastian. Meskipun tenaga kesehatan dapat mengidentifikasi perjalanan penyakit yang
diantisipasi, tetapi mereka tidak dapat menentukan kepastian perjalanan penyakit tepatnya seperti apa yang akan dihadapi oleh individu Smeltzer
Bare, 2001.
3.4. Fase-Fase Penyakit Kronis
Ada sembilan fase dalam penyakit kronis yaitu a
Fase pre trajectory. Individu berisiko terhadap penyakit kronis karena faktor-faktor genetik atau prilaku yang meningkatkan ketahanan seseorang
terhadap penyakit kronis. b
Fase trajectory. Adanya gejala-gejala yang berkaitan dengan penyakit kronis. Fase ini sering tidak jelas karena gejala sedang dievaluasi dan
pemeriksaan diagnostic sedang dilakukan. c
Fase stabil. Terjadi ketika gejala-gejala dan perjalanan penyakit terkontrol
d Fase tidak stabil. Adanya ketidakstabilan dari penyakit kronis,
kekambuhan gejala-gejala dari penyakit-penyakit.
Universitas Sumatera Utara
e Fase akut. Ditandai dengan gejala-gejala yang berat dan tidak dapat
pulih atau komplikasi yang membutuhkan perawatan di rumah sakit untuk menanganinya.
f Fase krisis. Ditandai dengan situasi kritis atau mengancam jiwa yang
membutuhkan pengobatan atau perawatan kedaruratan. g
Fase pulih. Pulih kembali pada cara hidup yang diterima dalam batasan yang dibebani oleh penyakit kronis.
h Fase penurunan. Terjadi ketika perjalanan penyakit berkembang dan
disertai dengan peningkatan ketidakmampuan dan kesulitan dalam mengatasi gejala-gejala.
i Fase kematian. Ditandai dengan penurunan bertahap atau cepat fungsi
tubuh dan penghentian hubungan individual Smeltzer Bare, 2001.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual
Masalah penyakit kronis sangat mempengaruhi lansia sepanjang hidupnya, banyak perubahan yang terjadi pada lansia dengan penyakit kronis
diantaranya perubahan fisik, mental, dan psikososial yang memiliki dampak semakin tinggi tingkat ketargantungan dan menurunya kualitas hidup pada
lansia. Kualitas hidup yang menurun dapat dilihat dari komponen fisik dan komponen mental yang dibagi menjadi delapan subvariabel yaitu: Fungsi
fisik, keterbatasan fisik, nyeri tubuh, kesehatan secara umum, vitalitas, fungsi sosial, keterbatasan emosional dan, kesehatan mental.
konsep kerja dari penelitian ini di gambarkan sebagai berikut: Kualitas Hidup
Komponen Fisik - Fungsi Fisik
- Keterbatasan Fisik - Nyeri Tubuh
- kesehatan Secara Umum Komponen Mental
- Vitalitas - Fungsi Sosial
- Keterbatasan Emosional -
Kesehatan Mental
Lansia dengan Penyakit Kronis