Dalam bahasa Indonesia “product liability” diterjemahkan menjadi tanggungjawab produk. Sedangkan menurut Sudargo Gautama dalam pembahasannya
mengen
es M. Toar memberikan batasan pemahaman tentang tanggungjawab produk sebagai berikut: “Tanggungjawab produk ialah tanggungjawab para produsen
bawanya ke dalam peredaran, yang menim
en merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan hanya dapat dibedakan, kupan pengertian perlindungan
kon
B. H
per ai Konvensi Den Haag Tahun 1972, secara bergantian memakai terjemahan
yang berbeda-beda, yaitu dengan “tanggungjawab untuk hasil produksi” dan “tanggungjawab produsen terhadap hasil produksinya”.
90
Agn
untuk produk yang telah di bulkanmenyebabkan kerugian karena cacat yang melekat pada produk
tersebut.
91
Uraian di atas menunjukkan bahwa istilah tanggungjawab dan perlindungan konsum
tanggungjawab produk merupakan sebagian dari ca sumen.
ak Dan Kewajiban Konsumen
Berkaitan dengan perlindungan konsumen, maka hak-hak konsumen yang lu mendapat perlindungan sebagaimana yang dikemukakan oleh Presiden Amerika
asama Ilmu Hukum Indonesia dengan Belanda, 1988, hlm. 2.
90
Sudargo Gautama, Kapita Selekta Hukum Perdata Internasional, Bandung: Alumni, 1983, hlm. 105.
91
Agnes M. Toar, Tanggungjawab Produk dan Sejarah Perkembangannya di Beberapa Negara, Yogyakarta: Dewan Kerj
Abdillah Sinaga : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Terhadap Bahan-Bahan Berbahaya Pada Produk Makanan Di Indonesia, 2009
Ser atas
ht to safety;
onsumen. punyai peranan dan tanggung
g danatau jasa atan dan keamanan tersebut masih
b.
tida
nsumen tentang informasi yang lengkap
komunikasi agar tidak menyesatkan. ikat Jhon. F. Kennedy di depan kongres pada tanggal 15 Maret 1962, yaitu terdiri
:
92
a. Hak memperoleh keamanan the rig
Aspek ini terutama ditujukan pada perlindungan konsumen terhadap pemasaran barang danatau jasa yang membahayakan keselamatan jiwa atau diri k
Dalam rangka penggunaan hal ini, pemerintah mem jawab yang sangat penting. Berbagai bentuk peraturan perundang-undangan harus
ada dan telah dibentuk untuk penanggulangannya, sekalipun dibanding dengan mengikatnya produksi, karena pembangunan ribuan jenis baran
dirasakan peraturan untuk menjaga keselam kurang.
Hak memilih the right to choose; Hak ini bagi konsumen sebenarnya ditujukan pada apakah ia akan membeli atau
k membeli suatu produk barang danatau jasa yang dibutuhkannya. c.
Hak mendapat informasi the right to be informed; Hak yang sangat fundamental bagi ko
mengenai barang danatau jasa yang akan dibelinya, baik secara langsung maupun secara umum melalui media
d. Hak untuk didengar the right to be heard;
92
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: P.T.Raja Grafindo Persada, 2004, hlm.39.
Abdillah Sinaga : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Terhadap Bahan-Bahan Berbahaya Pada Produk Makanan Di Indonesia, 2009
Hak ini dimaksudkan untuk menjamin kepada konsumen bahwa kepentingannya ksanaan pemerintah termasuk
did
nomi recht op bescherming van zijn n;
ugi recht op schadevergoeding; recht op voorlichting vorming;
e. Hak
iselenggarakan oleh BPHN pada tanggal 16-18 Oktober 1980 di melindungi konsumen pertama-tama
eraturan hukum yang melindungi n. Perlu diperhatikan adanya jaminan hukum
terhada harus diperhatikan dan tercermin dalam pola kebija
alamnya turut didengar dalam pembentukan kebijaksanaan tersebut. Dalam pada itu Masyarakat Ekonomi Eropa Europese Economische
Gemeenschape atau EEG juga telah menetapkan hak dasar konsumen yang perlu mendapat perlindungan sebagai berikut :
93
a. Hak perlindungan kesehatan dan keamanan recht op bescherming van zijn
gezendheid en veiligheid; b.
Hak perlindungan kepentingan eko economische belange
c. Hak mendapat ganti r
d. Hak atas penerangan
untuk didengar recht om te worden gehoord; Dalam laporan akhir simposium aspek-aspek hukum masalah perlindungan
konsumen yang d Jakarta menyebutkan sebagai berikut : Usaha
harus dilakukan melalui hukum. Harus diciptakan p konsumen serta tanggungjawab produse
p hak-hak konsumen yang sudah diakui secara universal yaitu :
94
a. Hak atas keamanan dan keselamatan;
93
BPHN, op.cit, hlm. 61.
94
Ibid, hlm. 61.
Abdillah Sinaga : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Terhadap Bahan-Bahan Berbahaya Pada Produk Makanan Di Indonesia, 2009
b. Hak atas informasi;
c. Hak untuk memilih;
ini, perlu diperjuangkan dan dijaminnya hak-hak
b. Hak
endukung kegiatan produsen, dalam hal
g tidak memenuhi syarat; dinya persaingan yang tidak wajar diantara produsen baik melalui
a konsumen sehingga kepercayaan masyarakat akan men
perkembangan hak-hak konsumen yang terasa masih sederhana. Setelah begitu besar perhatian
masyar d.
Hak untuk didengar; Dalam pembangunan hukum masyarakat Indonesia yang berkenaan dengan
perlindungan konsumen dewasa sebagai berikut :
a. Hak untuk memperoleh hidup yang layak;
untuk memperoleh pendidikan konsumen; c.
Hak untuk mendapatkan ganti rugi; Dengan adanya hak-hak konsumen yang merupakan peraturan perlindungan
konsumen, maka diharapkan disatu pihak dapat menghindarkan hal-hal yang merugikan konsumen, dilain pihak dapat m
ini dapat : a.
Mencegah beredarnya barang dan jasa yan b.
Mencegah terja iklan maupun secara lainnya;
c. Memberikan jaminan kepad
guntungkan produsen dalam pemanfaatan modal; Hak-hak konsumen yang ada dan diakui sekarang bermula dari
akat dunia terhadap masalah perlindungan konsumen tersebut, seperti
Abdillah Sinaga : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Terhadap Bahan-Bahan Berbahaya Pada Produk Makanan Di Indonesia, 2009
diadakannya resolusi PBB mengenai perlindungan konsumen tahun 1985, maka hak- hak konsumen yang sekarang terdiri dari :
95
a. Hak atas keamanan dan keselamatan;
b. Hak mendapatkan informasi yang benar;
c. Hak memilih;
d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya;
e. Hak atas lingkungan hidup;
a. Hak dan atau jasa;
tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; i kondisi dan jaminan
barang dan atau jasa;
esaian
ntuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
h. Hak
barang danjasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya;
Hak-hak konsumen sekarang telah ditetapkan dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Pasal 4 menyatakan :
96
atas kenyamanan, keamanan, dan keseluruhan dalam mengkonsumsi barang b.
Hak untuk memilih dan mendapatkan barang dan atau jasa sesuai dengan nilai c.
Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengena d.
Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang danatau jasa yang digunakan;
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyel
sengketa perlindungan konsumen secara patut; f.
Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen; g.
Hak u untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi danatau penggantian, apabila
sebagimana mestinya;
95
Muhammad Djumhana, Hukum Ekonomi Sosial Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994, hlm. 338.
96
Lihat Pasal 4 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
Abdillah Sinaga : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Terhadap Bahan-Bahan Berbahaya Pada Produk Makanan Di Indonesia, 2009
Mengingat keberadaan hak sangat erat hubungannya dengan kewajiban maka Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen pada Pasal 5
juga telah dinyatakan kewajiban konsumen sebagai berikut :
97
a. Me
pemanfaatan barang danatau jasa demi keamanan dan keselamatan;
c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang lebih disepakati;
patut; Hukum melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu
kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentingan tersebut. Pengalokasian kekuasaan ini dilakukan secara terukur, dalam arti ditentukan
keluasan, kedalamannya. Kekuasaan yang demikian itulah yang disebut sebagai hak dengan unsurnya berupa perlindungan kepentingan dan kehendak. Keberadaan hak
sangat erat hubungannya dengan kewajiban, yang satu mencerminkan adanya yang lain. Disinilah pengakuan hak pada pihak-pihak yang terkait dalam hubungan
kewajiban. Hubungan timbal balik yang terajdi pada suatu peristiwa, berupa hak-hak
konsumen merupakan kewajiban pengusaha. Konsekwensinya, adalah bahwa setiap perbuatan yang melanggar, merupakn suatu perbuatan melanggar hukum. Dengan
demikian maka konsumen yang dilanggar haknya dapat meggugat produsenpelaku usaha guna pemenuhan atas haknya atau untuk mganti rugi.
mbaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau b.
Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang danatau jasa; d.
Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara
98
97
Lihat Pasal 5 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
98
Muhammad Djumhana, op.cit, hlm. 338.
Abdillah Sinaga : Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Terhadap Bahan-Bahan Berbahaya Pada Produk Makanan Di Indonesia, 2009
C. Hubungan Antara Konsumen Dengan Produsen