Proses Keputusan Pembelian Konsumen

b. Pendidikan dan pekerjaan Adalah dua karakteristik konsumen yang paling berhubungan. Pendidikana akan menetukan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh seorang konsumen. Tingkat pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianut, cara berfikir, cara pandang bahkan presepsinya terhadap suatu masalah. Dari sisi pemasaran, semua konsumen dengan tingkat pendidikan yang berbeda adalah konsumen potensial bagi semua produk dan jasa. Pemasar harus memahami kebutuhan konsumen dengan tingkat pendidikan yang berbeda, dan produk apa yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut. c. Umur Konsumen Konsumen yang berbeda usia akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. Dari sisi pemasaran, semua produk berapapun usianya adalah konsumen, maka pemasar perlu mengetahui komposisi dan distribusi usia penduduk dari wilayah atau daerah yang diajdikan target pasarnya.

2.2.7. Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Keputusan konsumen untuk menentukan jenis produk yang akan dibeli berkaitan erat dengan tingkat keterlibatan konsumen consumer behavior dalam pembuatan dan pemasaran suatu produk. Untuk memahami pembuatan keputusan konsumen, terlebih dahulu harus difahami sifat-sifat keterlibatan konsumen dalam produk. Menurut Mowen 1995 tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan dan ditimbulkan oleh stimulus. Dapat dikatakan bahwa ada konsumen yang memiliki tipe keterlibatan tinggi high involvement dalam pembelian suatu produk, dan ada juga konsumen yang memiliki tingkat keterlibatan yang rendah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. low involvement atas pembelian suatu produk. Terdapat dua tipe keterlibatan konsumen yaitu keterlibatan situasional situational involvement dan keterlibatan tahan lama enduring involvement. Keterlibatan situasional adalah tipe keterlibatan yang hanya terjadi seketika pada situasi khusus dan bersifat temporer. Sedangkan tipe keterlibatan tahan lama memilki sifat yang lebih permanen dan berlangsung lebih lama. Model keterlibatan konsumen dapat dilihat pada Gambar 2.4 Kondisi- Kondisi Keterlibatan Konsumen Gambar 2.4. Model Keterlibatan Konsumen Assael, 1992 Menurut Assael 1992 proses keputusan konsumen tidak muncul begitu saja, tetapi melalui beberapa tahapan yang terdiri dari lima tahapan, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Model proses pengambilan keputusan dapat dilihat pada Gambar 2.5. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Umpan Balik Gambar 2.5. Proses Pengambilan Keputusan Sutisna, 2001 Dari Gambar 2.5. dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Pencarian Berbagai Informasi Ketika pengenalan kebutuhan telah muncul, maka konsumen akan mencari berbagai informasi mengenai produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Informasi yang diperoleh dari sumber yang bemacam-macam. Menurut Kotler 1997, sumber informasi konsumen yang menjadi acuan konsumen terdiri dari empat kelompok, yaitu: 1 Sumber pribadi keluarga, teman, tetangga, kenalan 2 Sumber komersial iklan, tenaga penjual, pedagang perantara 3 Sumber umum media massa, organisasi penilai konsumen dan; 4 Sumber pengalaman penanganan, pemeriksaan penggunaan produk. Menurut Engel, Blackwell dan Minidard 1994 faktor lain yang mempengaruhi tahap pencarian adalah situasi, ciri-ciri produk, lingkungan eceran, dan produk itu sendiri. Pengenalan masalah atau kebutuhan konsumen Pencarian berbagai informasi Pilihan atas merek produk untuk dibeli Evaluasi berbagai alternatif merek produk Evaluasi pasca pembelian Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Evaluasi Alternatif Pada tahap evaluasi alternatif, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif dan membuat pertimbangan nilai yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan. Pada tahap ini konsumen harus : 1. Menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan 2. Memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan 3. Menilai kinerja dari alternatif yang dipertimbangkan 4. Memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir c. Pembelian Menurut Engel, Blackwell dan Minidard 1995 pembelian diilustrasikan sebagai fungsi dari dua determinan, yaitu niat dan pengaruh lingkungan dan atau pengaruh individu. Niat pembelian konsumen dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu: 1 Produk dan merk, disebut sebagai pembelian yang terencana dimana konsumen lebih bersedia meluangkan waktu dan energi sehingga distribusi produk dapat lebih efektif, 2 Kelas produk, yaitu pembelian yang terencana jika pilihan merek dibuat ditempat penjualan. Sedangkan pada fungsi kedua, situasi merupakan variabel yang menonjol. d. Evaluasi Pasca Pembelian Kegiatan evaluasi pasca pembelian yang dilakukan oleh konsumen adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui apakah alternatif yang dipilih dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan sesuai dengan yang diinginkan. Apabila hasil evaluasi pasca pembelian konsumen terhadap suatu produk dianggap dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka hal ini akan berpengaruh positif terhadap pembelian selanjutnya. Sehingga diharapkan kepuasan konsumen yang berfungsi untuk mendapatkan loyalitas terhadap produk dapat tercapai dan konsumen akan melakukan kegiatan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pembelian secara berulang-ulang. Hal ini akan bermanfaat untuk mempertahankan pelanggan lama dan bahkan mendapatkan pelanggan baru. Sedangkan, apabila hasil evaluasi pasca pembelian konsumen terhadap suatu produk dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka hal ini akan berpengaruh negatif terhadap pembelian selanjutnya. Sehingga dapat mengakibatkan menurunnya loyalitas konsumen terhadap produk. Hal ini akan menyebabkan keluhan, komunikasi lisan yang negatif dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum. Sumber: Engel, Blackwell, dan Miniard 1995 Gambar 2.6.Model Lengkap Perilaku Konsumen yang Memperlihatkan Pengambilan dan Hasil Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.8. Bauran Pemasaran