Analisis Atribut-Atribut Produk Mobil Suzuki APV Yang Dominan Berdasarkan Persepsi Konsumen Di PT. Trans Sumatera Agung

(1)

ANALISIS ATRIBUT-ATRIBUT PRODUK MOBIL SUZUKI APV YANG DOMINAN BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN

DI PT. TRANS SUMATERA AGUNG MEDAN

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Penulisan Tugas Sarjana

Oleh :

AGUSMAN SEBAYANG NIM : 050423021

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI D E PA R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

ANALISIS ATRIBUT-ATRIBUT PRODUK MOBIL SUZUKI APV YANG DOMINAN BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN

DI PT. TRANS SUMATERA AGUNG MEDAN

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Penulisan Tugas Sarjana

Oleh :

AGUSMAN SEBAYANG NIM : 05O423021

Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing

(Ir. Khawarita Siregar, MT)

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI D E PA R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N 2 0 0 9


(3)

KATA PENGANTAR

Tiada yang lebih indah yang dapat penulis ucapkan selain puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan anugerah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini, yang berjudul “Analisis Atribut-Atribut Produk Mobil Suzuki APV Yang

Dominan Berdasarkan Persepsi Konsumen Di PT. Trans Sumatera Agung.

Tugas sarjana ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan Tugas Sarjana, Penulis telah berusaha untuk membuat yang terbaik, namun penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk lebih menyempurnakan Tugas Sarjana ini. Semoga Tugas Sarjana ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Universitas Sumatera Utara, Penulis


(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Laporan ini tidak akan pernah terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus

kepada :

1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Aulia Ishak, MT & Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM selaku Koordinator Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Ketua Bidang Manajemen Rekayasa dan Produksi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Alm. Ir. Kores Sinaga selaku pembimbing I, yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan motivasi, bimbingan arahan dan koreksi dalam penulisan Tugas Sarjana ini.

5. Ibu Ir. Khawarita, MT selaku pembimbing II, yang telah begitu sangat sabar dan telah banyak meluangkan waktu yang sangat terbatas untuk memberikan motivasi, bimbingan, arahan dan koreksi agar Tugas Sarjana ini dapat selesai dengan baik.

6. Bapak Lie Dje Hoa selaku Manager Pemasaran PT. Trans Sumatera Agung., yang banyak membantu penulis selama proses pengambilan data


(5)

di lapangan dan memberikan informasi-informasi yang sangat diperlukan dalam penulisan Tugas Sarjana ini.

7. Mama dan Papaku tersayang, yang selalu tidak sabar menanti-nantikan puteranya untuk menyandang gelar Sarjana Teknik, serta Kakak tersayang yang juga merupakan motivasi penulis agar dapat segera menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

8. Istri tercinta yang selalu setia menemani dan memotifasi penulis agar dapat segera menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

9. Teman-teman seperjuangan penulis khususnya anak-anak Ekstensi yang selalu hadir memberikan semangat untuk penulis.

10. Dan buat semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam pembuatan laporan ini, terima kasih karena tanpa kalian penulis bukan siapa-siapa.

Demikian ucapan terimakasih penulis sampaikan, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua amal dan kebaikan kita. Semoga Tugas Sarjana ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Universitas Sumatera Utara, Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman COVER

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAK ... x BAB I PENDAHULUAN ... I-1 I.1. Latar Belakang ... I-1 I.2. Rumusan Masalah ... I-3 I.3. Tujuan & Manfaat Penelitian ... I-3 I.3.1. Tujuan Penelitian ... I-3 I.3.2. Manfaat Penelitian ... I-3 I.4. Ruang Lingkup & Asumsi Penelitian ... I-4 I.4.1. Ruang Lingkup ... I-4 I.4.2. Asumsi Penelitian... I-5 I.5. Sistematika Penulisan Laporan ... I-5 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...II-1 II.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 II.2. Struktur Organisasi ... II-2 II.3. Tenaga Kerja ... II-3 II.4. Uraian Tugas dan Tanggungjawab ... II-5 II.5. Sejarah dan Perkembangan Mobil Suzuki APV ... II-7 II.5.1. Spesifikasi Teknik Suzuki APV ... II-9


(7)

DAFTAR ISI ( Lanjutan) Halaman

BAB III LANDASAN TEORI ... III-1 III.1.Perilaku Konsumen ... III-1 III.1.1. Model Perilaku Konsumen ... III-2 III.1.2. Faktor Psikologi Terhadap Perilaku Konsumen ... III-6 III.1.3. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ... III-9 III.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuusan ... III-11 III.2.Pengertian Produk ... III-12 III.2.1. Klasifikasi Produk ... III-13 III.2.2. Ciri-Ciri Produk ... III-14 III.3.Metoda Statisttik ... III-17 III.3.1. Teknik Pengumpulan Data ... III-17 III.3.2. Tingkat Pengukuran ... III-18 III.3.3. Pembuatan Kuesioner ... III-20 III.3.4. Teknik Pengambilan Sampel ... III-22 III.3.5. Penentuan Sampel ... III-24 III.3.6. Metode Analisis Faktor ... III-25 III.3.7. Metode Matematis Analisis Faktor ... III-28 III.3.8. Langkah-Langkah dalam Analisis Faktor ... III-30

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 IV.1. Waktu dan Tempat Penelitian ...IV-1 IV.2. Rancangan Penelitian ...IV-1 IV.3. Identifikasi Variabel Penelitian ...IV-2 IV.4. Penentuan Teknik dan Alat Pengumpulan Data ...IV-3 IV.5. Penentuan Objek dan Sampel Penelitian ...IV-3 IV.6. Penyusunan Kuesioner ...IV-4 IV.7. Pengumpulan dan Pengolahan Data ... IV-5


(8)

DAFTAR ISI ( Lanjutan) Halaman

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 V.1. PengumpulanData ... V-1 V.1.1. Karakteristik Pemilik Mobil Suzuki APV ... V-1 V.1.2. Kuesioner Penelitian ... V-1 V.2. Pengolahan Data ... V-3 V.2.1. Penyusunan Matriks Data Awal ... V-3 V.2.2. Ekstraksi Faktor ... V-6 V.2.3. Rotasi Faktor ... V-10

BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH ...VI-1

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 VII.1. Kesimpulan ... VII-1 VII.2. Saran... VII-2 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Gambaran Skema Struktur Organisasi ... II-3 3.1. Model Perilaku Konsumen ... III-5 4.1. Blok Diagram pengolahan Data ... IV-7 4.2. Blok Diagram Metodologi Penelitian ... IV-9


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Jumlah Tenaga Kerja di PT. Trans Sumatera Agung II-4 2.2. Spesifikasi Teknik Mobil Suzuki APV II-5 2.3. Lanjutan Spesifikasi Teknik Mobi lSuzuki APV ... II-12 3.1. Skala Pengukuran Likert ... IV-6 5.1. Nilai KMO dan Bartlett Test Tahap I ... V-4 5.2. Nilai KMO dan Bartlett Test Tahap II ... V-5 5.3. Comunalities Ekstraksi ………V-7 5.4. Total Variance Explained Ekstraksi ... V-8 5.5. Matriks Faktor Setelah Rotasi yang Dikelompokan ... V-10 6.1. Nilai MSA Variabel ... VI-2


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

I. Kuesioner. ... L-1 II. Matriks Data Awal ... L-2 III. Tabel Anti Image Correlation Tahap I. ... L-3 IV. Tabel Anti Image Correlation Tahap II ... L-4 V. Surat Balasan Perusahaan ... L-5 VI. Surat Keputusan Penelitian ... L-6 VII. Lembar Asistensi Laporan ... L-7 VIII . Form Tugas Sarjana ... L-8


(12)

ABSTRAK

PT. Trans Sumatera Agung merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran kenderaan roda empat merek Suzuki meliputi Suzuki Escudo, Suzuki Katana, Suzuki Vitara, Suzuki Baleno, Suzuki Swift dan lain-lain. Perusahaan merupakan agen tunggal pemegang merek (ATPM) mobil Suzuki wilayah Sumatera Utara dan Aceh. Perusahaan ini menjual produk mobil suzuki dengan sejumlah target yang ditetapkan oleh PT. Indomobil Suzuki International Jakarta sebagai pusat distributor mobil Suzuki. Agar perusahaan dapat bersaing dalam menjual produk dan dapat memenuhi target yang ditetapkan oleh PT. Indomobil Suzuki International maka sangat diperlukan adanya kesiapan pada seluruh aspek perusahaan baik di bagian penjualan maupun bagian workshop sebagai fasilitas pendukung.

Penelitian pada skripsi ini bermaksud untuk menganalisis aribut-atribut mobil Suzuki APV yang paling dominan berdasarkan persepsi konsumen setelahmenggunakan produk tersebut. Sehingga akan diproleh atribut-atribut yang paling dibutuhkan oleh konsumen dalam memilih suatu produk khususnya mobil Suzuki APV. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner dan wawancara.

Sasaran yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis atribut yang dimiliki mobil Suzuki APV yang mana akan diproleh atribut-atribut yang paling dibutuhkan oleh konsumen setelah menggunakan mobil Suzuki APV, yang tujuan akhirnya sebagai bahan masukan dalam program inovasi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap mobil Suzuki APV sehingga produk tersebut tetap menjadi pilihan konsumen.

Penelitian ini dikhususkan pada produk Mobil Suzuki APV karena penjualan produk tersebut berkembang pesat dan konsumen yang menjadi target pengisian kuesioner adalah pemilik sekaligus pengguna mobil Suzuki APV. Dari sumber-sumber informasi yang diproleh ditetapkan sebanyak 19 variabel yang menjadi atribut mobil Suzuki APV.

Hasil ekstraksi faktor dan rotasi faktor yang dilakukan terhadap data kuesioner dengan menggunakan program SPSS 1.5 di peroleh ada 9 atribut yang paling dominan berdasarkan persepsi konsumen yaitu kehandalan umur pemakaian mesin, penggunaan bahan bakar yang irit, desain body yang mewah, variasi warna yang banyak, tampilan instrumen yang mewah, harga jual kembali yang tinggi, garansi mesin jaringan bengkel resmi yang luas dan prosedur pembelian yang mudah.


(13)

ABSTRAK

PT. Trans Sumatera Agung merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran kenderaan roda empat merek Suzuki meliputi Suzuki Escudo, Suzuki Katana, Suzuki Vitara, Suzuki Baleno, Suzuki Swift dan lain-lain. Perusahaan merupakan agen tunggal pemegang merek (ATPM) mobil Suzuki wilayah Sumatera Utara dan Aceh. Perusahaan ini menjual produk mobil suzuki dengan sejumlah target yang ditetapkan oleh PT. Indomobil Suzuki International Jakarta sebagai pusat distributor mobil Suzuki. Agar perusahaan dapat bersaing dalam menjual produk dan dapat memenuhi target yang ditetapkan oleh PT. Indomobil Suzuki International maka sangat diperlukan adanya kesiapan pada seluruh aspek perusahaan baik di bagian penjualan maupun bagian workshop sebagai fasilitas pendukung.

Penelitian pada skripsi ini bermaksud untuk menganalisis aribut-atribut mobil Suzuki APV yang paling dominan berdasarkan persepsi konsumen setelahmenggunakan produk tersebut. Sehingga akan diproleh atribut-atribut yang paling dibutuhkan oleh konsumen dalam memilih suatu produk khususnya mobil Suzuki APV. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner dan wawancara.

Sasaran yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis atribut yang dimiliki mobil Suzuki APV yang mana akan diproleh atribut-atribut yang paling dibutuhkan oleh konsumen setelah menggunakan mobil Suzuki APV, yang tujuan akhirnya sebagai bahan masukan dalam program inovasi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap mobil Suzuki APV sehingga produk tersebut tetap menjadi pilihan konsumen.

Penelitian ini dikhususkan pada produk Mobil Suzuki APV karena penjualan produk tersebut berkembang pesat dan konsumen yang menjadi target pengisian kuesioner adalah pemilik sekaligus pengguna mobil Suzuki APV. Dari sumber-sumber informasi yang diproleh ditetapkan sebanyak 19 variabel yang menjadi atribut mobil Suzuki APV.

Hasil ekstraksi faktor dan rotasi faktor yang dilakukan terhadap data kuesioner dengan menggunakan program SPSS 1.5 di peroleh ada 9 atribut yang paling dominan berdasarkan persepsi konsumen yaitu kehandalan umur pemakaian mesin, penggunaan bahan bakar yang irit, desain body yang mewah, variasi warna yang banyak, tampilan instrumen yang mewah, harga jual kembali yang tinggi, garansi mesin jaringan bengkel resmi yang luas dan prosedur pembelian yang mudah.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada pertengahan tahun 1997 krisis yang melanda Indonesia memberikan dampak yang tidak baik bagi pertumbuhan ekonomi disegala bidang. Kondisi tersebut juga sangat mempengaruhi kesiapan Indonesia yang sedang menuju era perdagangan bebas, dimana persaingan yang ketat antar produk tidak dapat dihindarkan. Hal tersebut memacu pihak produsen untuk meningkatkan kualitas dan harga jual yang lebih kompetitif serta inovasi-inovasi lainnya agar dapat bertahan dalam persaingan.

Untuk dapat bertahan dalam persaingan tersebut perusahaan (produsen) tidak dapat melepaskan pertumbuhan dan perkembangan perusahaannya. Salah satu kegiatan perusahaan yang sangat penting adalah kegiatan pemasaran, yang merupakan ujung tombak bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Keberhasilan perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan mendekatkan produknya ke konsumen, dengan kata lain produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen serta dapat diterima oleh konsumen.

Kegagalan dalam memasarkan produk seringkali terjadi karena sedikit produsen yang menyadari bahwa untuk dapat merebut pangsa pasar yang besar bukan lagi melakukan perubahan yang berorientasi pada produk yang dihasilkan tetapi seharusnya lebih diorientasikan pada pemahaman terhadap konsumen dan apa yang ada dalam pikiran konsumen serta pemahaman terhadap bagaimana


(15)

persaingan yang sesungguhnya dan siapa para pesaingnya. Produsen perlu mengetahui bagaimana konsumen menerima dan merasakan produknya agar dapat mengevaluasi apakah tujuan yang ingin disampaikan kepada konsumen tercapai atau tidak.

Persaingan juga terjadi pada kenderaan roda empat (mobil) jenis MPV (multi purphose vehicle) yang mana produsen mobil merek Suzuki melahirkan Suzuki APV. Persaingan antar produsen mobil semakin tinggi terutama setelah adanya perubahan kebijakan dalam bea masuk mobil import (built up). Munculnya mobil jenis MPV seperti Maven dari Mitshubisi, Grandmax dari Daihatsu dan Avanza dari Toyota dan lainnya menuntut produsen lama perlu tetap memperhatikan keunggulan yang dimilikinya.

Mobil merek Suzuki sebagai objek penelitian dimana merupakan salah satu pelopor mobil jenis MPV di Indonesia telah melakukan berbagai inovasi terhadap produknya. Hal tersebut dapat dilihat dari produk Suzuki yang telah mengalami beberapa perubahan baik model, teknologi maupun bentuknya. Mulai dari Suzuki Vitara banyak mengalami perubahan teknologi mesin dan desain body yang berkelanjutan yang kemudian melahirkan Suzuki Escudo 1600 cc, Suzuki Grand Escudo 2000 cc, Suzuki APV 1500 cc, Suzuki Granvitara 2000 cc dan Suzuki Granvitara 2400 cc.

Dengan mengetahui atribut-atribut suatu produk yang dominan berdasarkan persepsi konsumen akan dapat diketahui bagaimana sebenarnya kepuasan konsumen dan mengetahui penerimaan konsumen terhadap produk


(16)

pemasaran maupun pengembangan produknya dimasa yang akan datang dan bagi pembaca yang membutuhkannya.

I.2. Rumusan Masalah

Keberhasilan pemasaran mobil Suzuki APV sangat ditentukan oleh kemampuan pihak produsen (PT. TSA) melakukan pendekatan pada konsumen sehingga konsumen dapat menerima produk yang ditawarkan. Jadi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah menentukan atribut-atribut mobil Suzuki APV yang paling dibutuhkan oleh konsumen.

I.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian I.3.1. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui atribut-atribut produk mobil Suzuki APV yang dominan berdasarkan persepsi konsumen setelah menggunakannya. 2. Tujuan Khusus

• Untuk mengetahui jumlah populasi konsumen yang menggunakan mobil Suzuki APV selama bulan Maret 2005 sampai Desember 2008.

• Untuk menentukan jumlah konsumen pengguna mobil Suzuki APV yang akan diteliti.


(17)

• Untuk mengetahui atribut-atribut mobil Suzuki APV yang dibutuhkan maupun tidak dibutuhkan oleh konsumen.

• Untuk mendapatkan atribut-atribut mobil Suzuki APV yang paling dibutuhkan konsumen.

I.3.2. Manfaaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi perusahaan dalam mendesain produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dari analisa atribut-atribut produk yang paling dominan berdasarkan persepsi konsumen. 2. Membantu perusahaan dalam menciptakan produk sehingga dapat

bersaing dengan produsen-produsen yang lain.

3. Memberikan pengalaman bagi mahasiswa dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam memasarkan sebuah produk.

I.4. Ruang Lingkup dan Asumsi Penelitian I.4.1. Batasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan penelitian agar sesuai dengan tujuan dan terfokus pada sasaran, maka perlu dilakukan pembatasan ruang lingkup permasalahan dan asumsi.

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Produk yang menjadi objek dalam penelitian adalah mobil Suzuki APV Type GA, GL, GX.


(18)

2. Penelitian dilakukan kepada pemilik sekaligus pengguna mobil Suzuki APV yang melakukan service berkala di PT. Trans Sumatera Agung dengan menggunakan kuesioner.

3. Jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan melalui jumlah populasi konsumen Suzuki APV di PT. Trans Sumatera Agung Medan sejak Maret 2005 sampai desember 2008.

4. Penentuan dan penyusunan atribut penelitian dilakukan berdasarkan studi literatur dan brosur produk yang dikeluarkan oleh produsen.

I.4.2. Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kuesioner disusun berdasarkan atribut-atribut yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Peneliti memperoleh data pemilik pengguna mobil Suzuki APV dari PT. Trans Sumatera Agung Medan.

3. Distribusi kuesioner dilakukan secara acak berdasarkan teori dan metodologi penelitian yang sesuai.

4. Data yang diproleh dari hasil kuesioner adalah bersifat objektif dari responden.


(19)

1.5. Sistematika Laporan

Penulisan laporan tugas sarjana ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lingkup penelitian, asumsi yang digunakan, dan sistematika penulisan laporan yang digunakan dalam penelitian.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Memberikan gambaran perusahaan yang dijadikan objek penelitian meliputi produk yang pasarkan, ruang lingkup bidang usaha dan struktur organisasi dan manajemen perusahaan.

BAB III LANDASAN TEORI

Berisikan tinjauan kepustakaan terhadap teori-teori yang relevan dan mendukung dalam penyelesaian masalah.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Memaparkan cara-cara dalam melaksanakan penelitian dimulai dari penjabaran studi pendahuluan, perumusan masalah, tujuan penelitian, studi kepustakaan, identifikasi variabel penelitian, teknik pengumpulan data, penyelesaian masalah, pembahasan hasil, serta kesimpulan dan saran.


(20)

Mengidentifikasi data yang dibutuhkan dalam penelitian dan dilanjutkan dengan pengolahan data.

BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Menganalisis hasil perhitungan yang meliputi atribut-atribut produk yang dominan berdasarkan persepsi konsumen dalam menggunakan mobil Suzuki APV.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis perhitungan maka dapat diambil kesimpulan-kesimpulan dan saran yang bermanfaat bagi perusahaan.


(21)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Perusahaan 2.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Trans Sumatera Agung berdiri pada 7 Juli 1982 yang dipimpin langsung oleh Bapak Timin Bingei yang merupakan pemilik tunggal perusahaan. PT. Trans Sumatera Agung berdiri dikota Medan atas kepercayaan yang diberikan oleh PT. Indomobil Suzuki Internasional Jakarta. Pada awalnya PT. Trans Sumatera Agung adalah perusahaan pendistribusi mobil yang cukup besar di Medan dengan menggabung produknya dalam satu atap showroom yaitu produk mobil dengan merek Volvo, Mazda, Suzuki. Ketiga produk ini adalah merupakan tanggung jawab dari PT. Indomobil Suzuki Internasional.

Karena permintaan mobilitas yang semakin tinggi di Indonesia khususnya di kota Medan showroom gabungan ini hanya bertahan selama kurang lebih lima tahun, situasi memaksa para pengusaha untuk membangun showroom dengan merek masing-masing dari PT. Indomobil Suzuki Internasional. PT. Trans Sumatera Agung dipercaya sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) untuk mobil-mobil Suzuki wilayah Sumatera dan Aceh. Merek ini juga dipimpin oleh Bapak Timing Bingei yang juga merupakan anggota group dari (Siantar Top

Tobbacco Cigaretes) STTC-Siantar.


(22)

konsumen diwilayah kota Medan yang pada umumnya memiliki mobil adalah unuk mobil dengan fungsi menengah keluarga beralih ke mobil Carry 1.3, Escudo dan Baleno yang merupakan produk Suzuki. Suzuki tidak melepas kesempatan ini begitu saja, pada saat itu Carry 1.3 laku keras dipasaran hingga dikeluarkan lagi produk baru Carry 1.5 dan Escudo 1.6, dalam beberapa waktu kemudian produk baru dengan konsep yang sama (MPV)-(APV) kembali di keluarkan, penjualan melonjak, dalam waktu yang singkat produk baru menyusul lagi yaitu dengan dikeluarkannya Grand Vitara. Dalam tempo 12 bulan survey menunjukkan bahwa APV telah terjual 900 unit dan Grand Vitara yang baru di launching saja dalam tempo 30 hari telah dipesan oleh 50 pelanggan, untuk 50 unit mobil.

PT. Trans Sumatera Agung telah cukup lama dipercaya sebagai distributor

tunggal mobil-mobil Suzuki untuk Sumatera dan Aceh dengan demikian PT. Indomobil Suzuki Internasional berharap agar manjemen pada PT. Trans

Sumatera Agung di standarisasi dengan pola menejemen yang disarankan oleh pihak PT. Indomobil Suzuki Internasional namun karena pertimbangan yang tidak jelas pihak PT. Trans Sumatera Agung menolak, sehingga sampai pada saat ini manajemen dari PT. Trans Sumatera Agung masih menganut sistem manajeman pribadi mereka.

2.1.2. Struktur Organisasi

PT. Trans Sumatera Agung adalah perusahaan swasta milik seorang pengusaha yang memiliki berbagai bidang usaha dan cukup sukses, pola kepemimpinan yang dianut tergolong sederhana. Selepas kepemimpinan pemilik


(23)

langsung yang sekarang dipimpin oleh kerabatnya sendiri, PT. Trans Sumatera Agung semakin maju, hal ini terlihat dari sistem manajemen yang terstruktur. Walaupun sistem manajmen yang diterapkan belum sepenuhnya mengadopsi sistem manajemen PT. Indomobil Suzuki Internasional sebagai perusahaan pusat. Adapun struktur organisasi PT. Trans Sumatera Agung adalah berbentuk struktur lini fungsional. Alasan pemilihan struktur lini fungsional disebabkan karena adanya pengelompokan akivitas yang memiliki fungsi di spesialisasikan sehingga memberikan efesiensi kerja yang tinggi. Selain itu mekanisme pengendalian aktivitas, tanggung jawab dapat didefenisikan secara jelas, adanya pengembangan karir individu berdasarkan profesi dan tetap mempertahankan pengembalian keputusan yang bersifat strategis oleh pimpinan. Sementara keputusan yang bersifat operasional dapat diberikan melalui unut-unit departemen yang ada. Gambar struktur organisasi dapat dilihat seperti dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut: PIMPINAN DEVISI MANAGER SERVICE MANAGER UMUM

ADM SUPERVISOR SERVICE ADM MANAGER SHOWROOM DAN MARKETING KEPALA PERSONALIA

ADM SUPERVISOR MARKETING

FRONT MAN KEPALA TEKNISI

COSTUMER SERVCE

TEKNISI

HUMAS BAGIAN UMUM

SATPAM CLEANING SERVICE

SALES SALES PROMOTION COSTUMER SEVICE SUPERVISOR SPAREPART KEPALA GUDANG OPERATOR BARANG


(24)

2.1.3. Tenaga kerja

Jumlah keseluruhan karyawan PT. Trans Sumatera Agung kurang lebih 150 orang. Setiap karyawan minimal lulusan dari D-3 (untuk posisi tertentu karyawan tidak diharuskan mengikuti training atau memenuhi spesifikasi D-3) dan harus mengikuti training sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Pendidikan non formal khusus untuk bagian keteknikan wajib mengikuti training yang diadakan oleh PT. Indomobil Suzuki Internasinal di Jakarta. Fasilitas yang diproleh yaitu Gaji, Bonus tahunan, Insentip dan bonus per tiga bulan untuk sales. Utilitas yang ada di PT. Trans Sumatera Agung yaitu Parkir karyawan, Ruang tunggu (AC, TV, DVD), Dapur umum, Kantin, Kamar mandi khusus karyawan. Jumlah tenaga kerja di dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut :


(25)

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja di PT. Trans Sumatera Agung Medan JABATAN/BAGIAN JUMLAH/ORANG

Pimpinan Devisi 1

Manager Pemasaran 1

Manager Umum 1

Manager Service 1

Supervisor Service 2 Superviser Sparepart 2 Administrasi Service dan part 4

Personalia 2

Administrasi Umum 6 Supervisor pemasaran 2

Frontman 3

Kepala Teknisi 1

Customer Service 2

Teknisi 15

Kepala Gudang Sparepart 1 Operator Sparepart 9

Humas 1

Satpam 6

Cleaning Service 6

Sales 14

Customer Service Pemasaran 10


(26)

2.1.4. Uraian Tugas dan Tanggungjawab

Adapun uraian tugas dan tanggungjawab setiap bagian adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan Devisi

Pimpinan Devisi merupakan pimpinan tertinggi yang melaksanakan pekerjaan secara keseluruhan. Pimpinan Devisi memiliki fungsi, wewenang dan tanggungjawab diantaranya adalah :

- Mengambil tindakan dan keputusan yang tepat terhadap masalah yang dihadapi oleh perusahaan

- Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas setiap manejer - Melaksanakan kontrak dengan pihak luar perusahaan

b. Manager Service

- Merencanakan dan melaksanakan tahap usaha yang mendorong perusahaan mencapai keuntungan yang maksimal

- Memberikan rekomendasi dan melakukan pengawasan kerja terhadap bawahannya langsung

- Melaksanakan tugasnya dengan dibantu oleh Administrasi, Supervisor Service dan Supervisor Sparepart

c. Manager Umum

- Membantu Direktur dengan melaksanakan tugas yang diberikan

- Mengendalikan dan mengurus keperluan perusahaan yang sifatnya teknis dan non teknis


(27)

- Memberikan rekomendasi dengan melaksanakan tugasnya dengan dibantu oleh Administrasi dan Kepala Personalia

d. Manager Showroom dan Marketing

- Merencakan cara-cara pemasaran yang baik dan usaha untuk merebut daerah pemasaran seluas-luasnya

- Mempertimbangkan cara-cara penyerahan produk dengan memberi persetujuan terhadap transaksi mobil secara kredit

- Melaksanakan tugasnya dengan dibantu oleh Administrasi dan Supervisor Marketing

e. Administrasi

- Administrasi Service bertugas mencatat setiap sparepart yang masuk/ keluar sehingga menimbulkan transaksi perusahaan

- Administrasi Menejer Umum bertugas untuk mencatat segala biaya yang timbul dari aktivitas perusahaan

- Administrasi Marketing bertugas mencatat setiap transaksi unit produk yang masuk dan keluar

f. Supervisor Service

- Membina pekerjaan yang terkait dengan sistem dan prosedur perbaikan (service)

- Mempersiapkan pelatihan khususnya bagi Teknisi dan Customer Service - Melaksanakan tugasnya dengan dibantu oleh Frontman, Kepala Mekanik dan


(28)

g. Supervisor Sparepart

- Membina pekerjaan yang terkait dengan pengadaan sparepart sesuai dengan kebutuhan workshop (bengkel) atau pembeli umum

- Melaksanakan tugasnya dengan dibantu oleh Kepala Gudang dan Operator Barang

h. Kepala Personalia

- Memberikan rekomendasi kepada Humas dan Bagian Umum i. Supervisor Marketing

- Membantu Menejer Showroom dan Marketing yang terkait dengan bidang tugasnya

- Melaksanakan tugasnya dengan dibantu oleh Kasir, Sales Promotion dan Customer Service

2.2. Sejarah dan Perkembangan Mobil Suzuki APV

Mobil dengan merek Suzuki merupakan kenderaan roda empat produksi produsen mobil asal negara Jepang, diproduksi ke Indonesia sekitar tahun 1960-an yang mana pada saat itu hadir melalui importir yang memasukkan produk tersebut melalui masing-masing perusahaan. Namun sejak tahun 1970 import mobil dari Jepang langsung berada dibawah PT. Indomobil Suzuki International Jakarta. Pada tahun 1982 PT. Indomobil Suzuki International Jakarta memberikan kepercayaan kepada PT. Trans Sumatera Agung Medan sebagai agen tunggal pemegang merek untuk wilayah Sumatera Utara dan Aceh.

Produk mobil Suzuki yang pertama diperkenalkan kepada konsumen adalah mobil dengan mesin 2 tak yang disebut S 38 (jenis sedan) dan S 80 (jenis


(29)

jeep). Seiring perkembangan teknologi maka Suzuki Jepang memproduksi mesin 4 tak yaitu Suzuki Carry 1.0 (kapasitas mesin 1000 cc), Suzuki Carry Futura 1.3, Suzuki Carry 1.6 dan Suzuki Carry 1.5 yang sampai sekarang terus menjadi andalan khususnya mobil angkutan barang jenis pick up (bak terbuka). Untuk kenderaan jenis sedan diawali dengan Suzuki Forsa dengan kapasitas mesin 1000 cc selanjutnya dikeluarkan Suzuki Esteem, Suzuki Baleno, Suzuki Aerio, Suzuki Swift, Suzuki SX-4 dan new produk Suzuki Neo Baleno. Suzuki Jepang juga memproduksi kenderaan keluarga jenis MPV (multi purphose vehicle) yang diawali dengan Suzuki Vitara dan Suzuki Kaatna selanjutnya Suzuki Escudo, Suzuki Sidekick, Suzuki Every, Suzuki APV, Suzuki Grand Escudo dan new produk Suzuki Grand Vitara.

Diantara semua produk suzuki tersebut Suzuki APV merupakan produk yang paling banyak diminati konsumen ditengah persaingan produk sejenisnya. Suzuki APV jugalah yang berperan mengangkat merek mobil Suzuki sehingga dapat disejajarkan dengan produsen mobil lain seperti PT. Toyota Astra. Mobil APV mulai diproduksi pada awal tahun 2003 dengan beberapa jenis yaitu type GA, GL dan type GX dan yang terakhir yang merupakan hasil inovasi yaitu APV luxury.


(30)

2.2.1. Spesifikasi Teknik Suzuki APV

Adapun spesifikasi teknik dari Suzuki APV adalah seperti tabel 2.2 sebagai berikut :

Tabel 2.2. Spesifikasi Teknik Mobil Suzuki APV

MODEL APV

Body Type Van

Grade GA GL GX

Transmision SMT

Seating Capacity 8

DIMENSIONS

Overall Length (mm) 4,155

Overall Width (mm) 1,655

Overall Height (mm) 1,855 1,840

Whellbase (mm) 2,625

Front Overhang (mm) 700

Rear Overhang (mm) 830

Tread Front (mm) 1,435 1,430

Rear (mm) 1,435 1,425

Minimum Ground Clereance (mm) 175 170

Interior Length (mm) 2,805 2,815 Interior Width (mm) 1,360

Interior Height From rear Floor (mm) 1,200

Minimum Turning Radius (m) 4,9 4,9 5,4

WEIGHTS

Crub Weight (kg) 1,160 1,225 1,270

Gross Vehicle Weight (kg) 1,950

CAPACITIES

Seating Capacities (person) 7 8

Feul Tank Capacity (liter) 43

ENGINES


(31)

Tabel 2.3. Spesifikasi Teknik Mobil Suzuki APV (lanjutan)

Sumber : Brosur Spesifikasi Suzuki APV

DISPLACEMENT (CM3) 1,493 Bore x Stroke (mm) 75,0 x 84,5

Compresion ratio 9

MAXIMUM OUTPUT (KW/RPM) 67 / 6.000 Maximum Ouput (N-m / rpm) 122 / 3.000

Feul System MPI

TRANSMISIONS

Type 5 – Speed manual

Gear Ratio 1st 3,579

2nd 2,094

3rd 1,530

4th 1,000 5th 0,855

Reverse 3,727

Final 5,375

STEERING

Type Rack and Pinion

SUSPENSIONS

Front Macpherson Strut & Coilspring Rear Rigid Axel & Leaf Spring

BRAKES

Front Ventilated discs

Rear Leading and Trailing Drums

TYRES


(32)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh konsumen yang membedakannya antara satu dengan yang lainya dalam memilih dan menggunakan suatu produk tertentu. Perilaku konsumen ini akan mencerminkan mengapa seseorang membeli suatu produk, bagaimana konsumen tersebut memilih dan membeli produk, termasuk kegunaan, harga, dan tempat penjualan. Sehingga berdasarkan penjelasan tersebut maka perilaku konsumen dapat juga didefenisikan sebagai suatu tindakan yang langsung melibatkan konsumen dalam mendapatkan, menggunakan, dan menghabiskan/menkonsumsi produk (manufaktur maupun jasa), termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

3.1.1. Model Perilaku Konsumen

Dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk, setiap konsumen memiliki perilaku yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut meliputi :

a. Object (apa yang dibeli)

Dalam menggunakan sabun mandi kita akan menjumpai orang-orang yang berbeda merek sabun mandinya sekalipun yang berada dalam satu rumah


(33)

(keluarga), ada yang menggunakan merek Lux, Maxam, Lifeboy, Cleofatra maupun merek lainnya sesuai dengan keinginan masing-masing.

b. Objective (mengapa membeli)

Setiap konsumen yang mengambil keputusan untuk memilih suatu produk, tentunya memiliki tujuan dalam menggunakan produk tersebut. Konsumsi/membeli produk sampho merek tertentu adalah dengan tujuan agar dapat menghilangkan ketombe (yang berarti konsumen memiliki permasalahan dengan ketombe) menguatkan rambut, membuat mengkilap dan menjadikan hitam. Setiap orang/konsumen memiliki tujuannya masing-masing dalam penggunaan produk tersebut yang sekaligus merupakan rangsangan/alasan dalam membeli produk tersebut. Maka setiap merek memiliki spesifikasi masing-masing. c. Occupant (siapa konsumennya)

Perbedaan diantara manusia menjadikan setiap manusia memiliki cita rasa/keinginannya masing-masing terhadap produk-produk yang menjadi kebutuhannya yang tersedia dipasar. Perbedaan keinginan antara satu konsumen dengan yang lainnya terhadap produk mobil, medorong terciptanya berbagai merek mobil dengan spesifikasi yang diinginkan penggunannya (untuk tingkat pendapatan tinggi diciptakan mobil mewah : Babybent, BMW dan Roll Royce untuk kecepatan maka diciptakanlah yang memiliki akselerasi tinggi : Ferari, Mitsubhisi Evolution dan Porche). Konsumen dapat membedakan berdasarkan umur, tingkat pendidikan, ekonomi dan cita rasa. Perilaku konsumen berdasarkan penggunaannya tersebut menyebabkan timbulnya segmentasi pasar suatu produk.


(34)

d. Occasion (kapan membelinya)

Tingkat konsumsi pasar terhadap berbagai produk jasa dan manufaktur pada saat hari-hari biasa dengan pada saat bulan muda (baru terima gaji) maupun pada saat hari-hari besar (Lebaran, Natal dan Tahun baru) sangat memiliki perbedaan yang signifikan.

e. Operation (bagaimana membelinya)

Untuk memproleh produk yang diinginkannya setiap konsumen memiliki caranya masing-masing dalam hal cara pembeliannya. Bila ia tidak memiliki uang tunai maka ia akan mencari produk yang dapat diperoleh dengan menggunakan kartu kredit, cicilan, pembayaran dibelakang atau auto debet, sesuai dengan keinginannya. Perilaku konsumen tersebut menyebabkan timbulnya berbagai fasilitas penjualan antara lain : dari segi pembayaran, produk dipesan melalui telepon, keanggotaan atau suatu kelompok tertentu.

f. Organization (siapa yang terlibat dalam pembelian)

Dalam menentukan akan menggunakan atau memilih merek dalam pembelian suatu produk tertentu pada seorang konsumen tidaklah terjadi begitu saja, melainkan melalui suatu peran tertentu yang mempengaruhi keputusan tersebut. Ada yang membeli televisi merek tertentu karena dipengaruhi oleh anaknya atau terpengaruh dari iklan di media massa.

Jika kita dapat membedakan lima peran yang berbeda yang mungkin terjadi dalam keputusan membeli adalah sebagai berikut 1

1. Initiator (siapa pemberi saran/inisiatif)

:

11


(35)

Merupakan orang-orang yang memiliki inisiatif atau memiliki wewenang untuk memikirkan keputusan akan suatu produk dengan kondisi dan situasi yang ada, untuk selanjutnya mengusulkan ide ataupun pemikiran tersebut kepada pemilik yang terkait.

2. Influencer (siapa dan apa yang mempengaruhi)

Merupakan orang atau kondisi yang mempengaruhi seseorang ataupun komunitas tertentu untuk menentukan produk dan merek yang diinginkan. Pengaruh dari anak, istri, departemen litbang, gaji/pendapatan yang meningkat, kondisi keuangan perusahaan (laba) yang sangat baik, merupakan pengaruh yang sangat kuat, sehingga dapat mengubah pemikiran seseorang untuk menentukan pilihannya.

3. Decider ( siapa yang memutuskan)

Merupakan orang yang berhak untuk menentukan pilihan dibeli atau tidaknya suatu produk dengan jenis atau merek tertentu. Keputusan yang telah ditetapkan merupakan kebijakan yang segera untuk dilaksanakan.

4. Buyer (siapa yang akan membeli)

Merupakan orang yang diberikan kepercayaan untuk membeli produk yang telah diputuskan tersebut. Seorang ayah dapat menyuruh anaknya untuk bajunya, perusahaan memerintahkan bagian pembelian untuk membeli produk yang dibutuhkan.

5. User (siapa yang akan menggunakannya)


(36)

yang merasakan manfaat produk tersebut secara langsung. Bila kenderaan tersebut akan digunakan untuk keluarga bersama-sama maka produk disediakan adalah yang dapat membawa seluruh anggota keluarga.

6. Evaluator (siapa yang mengevaluasi)

Merupakan orang/pihak yang memiliki wewenang untuk melakukan penilaian ataupun mengevaluasi terhadap penggunaan produk tersebut, untuk selanjutnya memberikan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak yang terkait. Bila akan membeli mobil dilakukan terlebih dahulu uji coba kenderaan tersebut dan selanjutnya dievaluasi (baik individu langsung ataupun dengan menggunakan tenaga ahli/montir) terhadap segala kondisi yang dimiliki oleh kenderaan tersebut. Sehingga perilaku konsumen dalam melakukan pemilihan terhadap suatu produk dapat di modelkan seperti gambar berikut :

Gambar 3.1. Model Perilaku Konsumen

3.1.2. Faktor Psikologi Terhadap Perilaku Konsumen

Perilaku manusia dalam hidupnya sangat ditentukan oleh berbagai faktor. Sebagai mahkluk hidup manusia telah memiliki perilaku psikologis yang telah ada

Pemasaran Lingkungan

Rangsangan dari luar

Ekonomi Teknologi Politik Budaya Produk Harga Distribusi Promosi Proses keputusan pembeli Karakteristik Pembeli

Kotak Hitam Pembeli

Kebudayaan Sosial Individu Masalah Informasi Evaluasi Keputusan Prilaku Purna beli Pembeli Tanggapan Pilihan atas produk Piliha merek Piliha desain Saat pembelian Jmlah pembelian


(37)

sejak lahirnya yaitu kebutuhan biologis (makan atau minum) yang tercipta dari keadaan psikologis (rasa lapar, haus atau ketegangan). Disamping perilaku manusia juga dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya.

Maka faktor-faktor psikologis dalam perilaku konsumen adalah : 1. Proses Pembelajaran dari Pengalaman (learning experience)

Sebagai faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang belajar (learning) dapat didefenisikan sebagai perubahan-perubahan perilaku yang disebabkan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Meskipun begitu belajar dapat juga didefenisikan sebagai kegiatan yang tidak mencakup perubahan-perubahan perilaku yang disebabkan oleh respons instinktif, pertumbuhan atau keadaan temporer organisasi tubuh seperti lapar, lelah atau tidur.

Dalam proses pembelajaran tersebut terdapat tiga teori sebagai berikut : a. Teori Stimulus-Respon (S-R Theory)

Teori ini menjelaskan bahwa pembelajaran tersebut dapat terjadi akibat sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang datang dan akan memberikan tanggapan positif apabila memenuhi kebutuhannya dan melakukan penolakan apabila tidak sesuai. Rangsangan yang tepat dan berulangkali dilakukan akan membentuk pola perilaku yang menetap. Penerapan dari model Stimulus-Respons terhadap perubahan perilaku terus digunakan oleh perusahan dalam bentuk adversting hingga sekarang. Sebagai contoh adalah iklan dari rokok marlboro yang selama beberapa tahun mengangkat tema dari maskulinitas (Cowboy) dan marlboro country (suasana


(38)

b. Teori kognitif

Teori kognitif merupakan proses pembelajaran yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sikap dan keyakinan, pengalaman masa lalu dan pemahaman tentang bagaimana mencapai tujuan. Teori kognitif menyadari bahwa seseorang dapat menggunakan kemampuan berfikirnya untuk memahami permasalahan dan keadaan yang sesungguhnya walaupun sebelumnya tidak ada kejadian yang sama (tanpa pengalaman). Perilaku yang terbentuk merupakan hasil dari persepsi dalam berfikir dan pemusatan terhadap tujuan yang sesungguhnya.

c. Teori Gestalt dan teori Lapangan (field)

Gestalt berasal dari bahasa jerman yang meiliki arti konfigurasi ataupun pola. Teori Gestalt menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses yang terjadi dari konfigurasi elemen pribadi secara total. Sedangkan teori lapangan (diformulasikan oleh Kurt Lewin) adalah teori yang menyatakan bahwa perilaku seseorang akan dapat dipahami melalui pemahaman terhadap object tersebut dan pemahaman atas persepsi mereka terhadap lingkungan (lapangan) psikologisnya yang terjadi/dialami pada saat tersebut. Sehingga promosi/pembentukan perilaku dapat dilakukan dengan membuat promosi yang masuk akal dan sederhana sehingga mudah dipahami dan diingat. Demikian juga dengan harga, mutu dan kemasan harus sesuai dengan selera pembeli. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh perusahaan dan lingkungan dalam menerima atau menolak suatu produk.


(39)

2. Kepribadian Konsumen

Kepribadian merupakan pola kehidupan dari setiap individu yang menentukan jawaban atas perilakunya. Kepribadian didefenisikan sebagai karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan tetap pada lingkungannya. Kepribadian seseorang menyangkut kebiasaan sikap atau ciri-ciri yang khas menentukan perbedaan tiap individu dan akan berkembang bila individu yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain. Kepribadian seseorang biasanya digambarkan dengan istilah seperti percaya diri, mudah mempengaruhi/terpengaruhi, berdiri sendiri, menghargai orang lain, bersifat sosial, bersifat membela diri dan kemampuan menyesuaikan diri.

3. Sikap dan Kepercayaan

Sikap dan kepercayaan mempengaruhi seseorang di dalam proses belajar. Dalam bertindak dan belajar orang-orang memperoleh kepercayaan dan pendirian. Hal-hal tersebut kemudian mempengaruhi pembelian mereka terhadap suatu produk. Suatu kepercayaan adalah merupakan suatu pikiran deskriptif yang dianut seseorang mengenai suatu hal. Seseorang dapat saja percaya terhadap kualitas, kemampuan dan kehandalan suatu produk. Kepercayaan tersebut berdasarkan pengetahuan, pendapat maupun keyakinan yang sering dipengaruhi oleh emosional. Para produsen sangat tertarik pada kepercayaan yang dianut orang mengenai produk dan jasa mereka. Kepercayaan tersebut menciptakan citra produk dan merek yang mana mempengaruhi perilaku konsumen dalam bertindak.


(40)

Sikap adalah suatu aktualisasi ataupun perbuatan nyata yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu berdasarkan keyakinan yang telah dimiliki. Apabila seseorang telah memiliki keyakinan terhadap suatu produk dengan merek tertentu maka sikapnya adalah dengan membelinya atau menolaknya.

4. Pengamatan/Persepsi Pribadi

Pengamatan atau persepsi adalah suatu proses dimana manusia menyadari dan menginterprestasikan aspek lingkungannya. Bagimana seseorang benar-benar bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi tertentu. Persepsi tidak hanya tergantung pada sifat-sifat rangsangan fisis tetapi juga pada hubungan rangsangan dengan lingkungan dan kondisi suatu individu. Orang dapat muncul dalam persepsi yang berbeda terhadap rangsangan objek yang sama karena tiga proses yang berkenan dengan persepsi yaitu penerimaan rangasangan secara selektif, perubahan makna informasi secara selektif dan mengingat sesuatu secara selektif.

3.1.3. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Keputusan konsumen untuk membeli ataupun menggunakan produk tertentu tidaklah terjadi seketika akan tetapi melalui suatu tahapan/proses tertentu. Setiap konsumen memiliki perilaku yang berbeda dalam pengambilan keputusan tersebut. Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan menekankan pada proses membelijauhsebelum pembelian sesungguhnya dan memiliki akibat-akibat jauh setelah membeli dan keputusan konsumen membeli.


(41)

Tahap-tahap proses pembelian konsumen dibagi atas 5 (lima) langkah yaitu sebagai berikut :

1. Mengetahui Permasalahan (recognition of problem)

Tahap merupakan dasar dari proses pengambilan keputusan, mengetahui permasalahan berarti mengetahui kebutuhan akan suatu produk yang akan dikonsumsi/digunakan oleh calon konsumen. Kebutuhan akan suatu produk dapat disebebkan oleh pengaruh biologis, perubahan hidup, lingkungan sekitar dan kenaikan pendapatan.

2. Mencari Informasi (search for information)

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka dilakukan pencarian informasi terhasap produk-produk yang sesuai. informasi tersebut dapat diperolah dari berbagai sumber.

3. Mengevaluasi setiap alternatif (evaluation of alternative)

Informasi terhadap produk-produk yang ada dipasar (alternatif) yang telah diperoleh selanjutnya dievaluasi (dinilai dan dipertimbangkan) tentang merek, harga, kualitas dan layanan produk.

4. Memilih salah satu alternatif (choice)

Pada tahap ini calon konsumen menentukan pilihan terhadap satu alternatif setelah melalui berbagai penelitian dan pertimbangan atas segala kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya terhadap berbagai alternatif yang ada. Pilihan tersebut selanjutnya direalisasikan dengan membeli dan menggunakannya.


(42)

5. Menentukan hasil pilihan (outcome)

Penggunaan hasil pilihan yang telah dibeli tersebut akan memberikan penilaian tersendiri bagi konsumen, apakah memuaskan atau tidak. Setelah melakukan penilaian maka akan ditentukan apakah selanjutnya menggunakan produk tersebut atau tidak.

3.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Setiap keputusan yang diambil oleh konsumen pada saat akan membeli dan menggunakan suatu produk tertentu sangat sarat dengan pengaruh dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah :

1. Kebudayaan

Faktor-faktor budaya sangat memberikan pengaruh yang sangat luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen dalam menentukan keputusan yang akan diambil . norma-norma yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat secara umum maupun secara khusus (masing-masing suku) merupakan batasan-batasan terhadap hal-hal yang diizinkan dan dilarang. Tidak jarang pula dalam faktor budaya turut serta mitos-mitos yang memberikan larangan-larangan yang sangat keras. Misalnya mitos yang melarang menggunakan pakaian berwarna hijau disepanjang pantai selatan Jawa, sehingga akan membatalkan niat calon konsumen yang menyukai pakaian warna hijau untuk membeli dan menggunakannya disekitar lokasi tersebut.


(43)

2. Keadaan Sosial

Sebagai makluk sosial manusia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh sosial seperti keluarga, organisasi, status, gaya hidup dan kebiasaan yang melekat pada seseorang. Adakalanya hal-hal yang diizinkan oleh masyarakat (budaya) tidak berlaku pada suatu keluarga atau sebaliknya. Para anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku ketika hendak membeli.

3. Individu

Dalam pengambilan keputusan setiap orang akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dirinya sendiri. Faktor-faktor-faktor tersebut antara lain adalah nilai, motifasi, persepsi, sikap, kepercayaan diri, kepribadian dan citra diri. Suatu barang tertentu dapat saja dibeli oleh seseorang dengan alasan memiliki keyakinan bahwa barang tersebut akan memberikan keuntungan bagi dirinya, sementara bagi orang lain barang tersebut tidak dibeli karena barang tersebut jelek dean kusam.

3.2. Pengertian Produk

Produk adalah hasil proses transformasi dari bahan baku menjadi bahan jadi yang didalamnya terdapat kumpulan atribut-atribut secara nyata dan tidak nyata. Seseorang membeli barang tidak hanya untuk fungsinya teapi juga maknanya. Sebuah barang merupkan simbol atribut pribadi, tujuan dan pola sosial.


(44)

3.2.1. Klasifikasi Produk

Klasifikasi produk berdasarkan perilaku konsumen yang dihubungkan dengan pembelian, sangat penting agar meningkatkan program pemasaran. Semua produk terbagi dalam dua kelompok yaitu barang konsumen dan industri.

Barang konsumen (consumer goods) adalah produk yang dibuat untuk

dipergunakan oleh konsumen kalangan rumah tangga dan tujuan bukan untuk bisnis. Sedangkan barang industri (industrial goods) adalah produk khusus dipergunakan untuk memproduksi barang-barang lain atau memberikan jasa-jasa dalam bisnis. Dasar utama untuk membedakan kedua kelompok barang diatas adalah pengguna akhir (ultimate use) yang sesuai dengan tujuan semula barang itu diproduksi.

Barang konsumen dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Barang-barang kemudahan

Karakeristik barang-barang tersebut yang penting adalah konsumen memiliki pengetahuan yang lengkap tentang barang yang ingin dibeli sebelum ia pergi

membelinya dan barangnya mudah dibeli dengan upaya yang kecil. Contohnya rokok, sabun, surat kabar dan lain-lain.

b. Barang-barang perbelanjaan

Barang perbelanjaan merupakan produk yang biasanya oleh konsumen diperbandingkan kualitasnya, harga dan coraknya dibeberapa tempat sebelum dibeli. Karakteristik yang utama adalah sebelum membelinya konsumen tidak memiliki informasi yang lengkap tentang barang tipe ini. Misalnya perabotan rumah tangga, perhiasan busana dan lain-lain


(45)

c. Barang-barang khas

Barang-barang yang dipilih konsumen karena mereknya kuat. Konsumen bersedia untuk memberikan waktu dan upaya khusus untuk membelinya. Pembeli sebelum pergi membeli telah mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang barang-barang yang dibutuhkan. Ciri khas dari barang tipe ini hanya membeli merek-merek tertentu saja. Misalnya mobil, pakaian jadi pria yang mahal dan lain-lain.

3.2.2. Ciri-Ciri Produk

Menurut William J. Stanton ciri-ciri produk merupakan unsur-unsur pening dalam sebuah program pemasaran karena bagaimana fisik produk ditampilkan ke konsumen yang potensial merupakan bagian penting dari produk itu sendiri.

Ciri-ciri produk tersebut meliputi merek, kemasan, label, desain produk, kualitas, jaminan dan tanggungjawab serta pelayanan produk yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Merk (Brand)

Merk adalah nama, istilah, simbol atau desain khusus/beberapa kombinasi unsur-unsur yang dirancang untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan penjual. Merk membedakan produk atau jasa sebuah perusahaan dari produk saingannya.


(46)

2. Kemasan

Kemasan dapat didefenisikan sebagai suatu seluruh kegiatan merancang dan memproduksi bungkus atau kemasan suatu produk. Ada tiga alasan mengapa kemasan diperlukan yaiu :

a. Kemasan memenuhi sasaran keamanan (safety) dan kemanfaatan (utilitarian). Kemasan melindungi produk dalam perjalannya dari produsen ke konsumen dan dalam beberapa kasus bahkan sewaktu dipakai oleh konsumen.

b. Kemasan bisa melaksanakan program pemasaran perusahaan. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran dari produk pesaing.

c. Manajemen bisa mengemas produknya sedemikian rupa untuk meningkatkan laba. Ada bentuk dan kemasan yang sedemikian menarik sehingga pelanggan bersedia membayar lebih mahal hanya untuk memperoleh kemasan istimewa.

3. Label

Label adalah bagian sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang produk atau tentang penjualan. Label bisa merupakan bagian sebuah kemasan atau merupakan etiket lepas yang ditempel pada produk.

4. Desain Produk

Desain merupakan salah satu aspek pembentuk citra produk. Sebuah desain unik lain dari yang lain bisa merupakan satu-satunya ciri pembeda produk. Desain produk yang baik dapat meningkatkan pemasaran produk dalam


(47)

berbagai hal misalnya dapat mempermudah operasi pemasaran produk, menigkatkan nilai kualitas dan keawetan produk dan menambah daya penampilan produk.

5. Warna

Warna sering menjadi faktor penentu dalam hal diterima atau tidaknya suatu produk oleh konsumen. Warna tersebut sebenarnya tidak mempuyai nilai kemanfaatan dalam penjualan, manfaat pemasaran sebenarnya terletak pada ketepatan manajemen dalam memilih warna apa yang sesuai serta kapan harus mengganti warna produk.

6. Kualitas Produk

Perhatian pada kualitas produk makin menigkat beberapa tahun belakangan, hal tersebut karena keluhan konsumen semakin lama semakin terpusat pada kualitas yang buruk dari produk baik bahannya maupun pekerjaannya. Beberapa produk asing misalnya mobil Jepang lebih digemari konsumen karena kualitas produknya makin lama makin meningkat terus. Jadi peningkatan kualitas merupakan keharusan dalam dunia bisnis.

7. Jaminan dan Pertanggungjawaban Produk

Tujuan umum dari jaminan produk adalah untuk menyakinkan pembeli bahwa perusahaan akan memberi ganti rugi bila produk tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Jaminan dianggap dengan sendirinya berjalan bersama produk dan dijadikan pegangan untuk dasar menuntut apa yang menjadi tujuan semula pabrik memproduksi barang (intedented warranty).


(48)

merangsang konsumen membeli produknya dengan janji bahwa resiko konsumen menjadi berkurang dengan adanya jaminan produk.

8. Pelayanan Produk

Masalah yang berkaitan dengan jaminan produk adalah pelayanan yang dijanjikan dalam jaminan. Pelayanan produk merupakan kegiatan yang memerlukan perhatian khusus pihak manajemen karena produk sendiri makin lama makin canggih dan rumit. Ketidakpuasan konsumen makin meningkat dan lantang yang mana semuanya makin sukar ditanggulangi oleh pelayanan produk tersebut. Harus ada beberapa tindakan manajerial untuk menanganinya.

3.3. Metoda Ststistika

3.3.1. Teknik pengumpulan data

Data adalah fakta dan angka yang digunakan untuk membantu tahap selanjutnya yaitu proses pengambilan keputusan. Kegunaan data setelah diolah dan dianalisis adalah sebagai dasar yang objektif pada proses pembuatan keputusan/kebijaksanaan dalam memecahkan persoalan oleh pembuat keputusan. Data juga dapat memberikan suatu gambaran tentang suatu keadaan. Data yang baik adalah data yang dapat dipercaya (realiable), tepat waktu (up to date), dapat memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh (comprehensive).


(49)

3.3.2. Tingkat Pengukuran

Pengukuran adalah pengumpulan angka-angka pada suatu variabel menurut suatu aturan tertentu. Tingkat pengukuran yang luas digunakan dalam penelitian sosial adalah yang dikembangkan oleh S.S Steven yang membagi tingkat ukuran ke dalam empat kategori yaitu nominal, ordinal, interval dan ratio yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1 . Ukuran nominal adalah tingkat pengukuran yang paling sederhana. Pada ukuran ini tidak ada asumsi tentang jarak maupun urutan antara kategori-kategori dalam ukuran tersebut. Dasar pengelompokan hanyalah kategori-kategori yang tumpang tindih (mutually exclusive) dan tuntas (exchaustive). Angka yang ditunjukkan oleh suatu kategori tersebut tidak merefleksikan bagaimana kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya, tapi hanya sekedar label atau kode. Contohnya adalah variabel jenis kelamin, ditentukan kode 1 pria dan 2 wanita.

2. Ukuran ordinal banyak digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan dan sikap. Melalui pengkuran ini responden dapat rangking dari tingkat ‘paling rendah’ sampai pada tingkat ‘paling tinggi’ menurut suatu atribut tertentu. Ranking tersebut di nilai atas dasar sikapnya terhadap objek atau tindakan tertentu. Misalnya sikap responden terhadap pendidikan sex kepada usia remaja dapat diurutkan menjadi :

1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju


(50)

4. Setuju 5. Sangat setuju

Angka-angka tersebut hanya sekedar menyebutkan urutan responden dalam sikapnya terhadap pendidikan sex dan bukan nilai responden untuk variabel tersebut.

3. Ukuran Interval mengurutkan objek berdasarkan suatu atribut dan memberikan informasi tentang interval antar suatu objek dengan objek lainnya. Tetapi ukuran ini tidak memberikan informasi tentang jumlah absolut atribut yang dimiliki oleh seseorang. Ukuran interval ditandai oleh unit pengukuran yang tetap dengan manggunakan angka-angka sebagai pembanding. Misalnya bayi yang mempunyai berat terendah diberi skor 0, maka bayi yang lebih berat diberi skor 10 dan seterusnya.

4. Ukuran Rasio digunakan apabila selain informasi tentang urutan dan interval diinginkan informasi nilai absolut yang dimiliki oleh objek. Ukuran rasio merupakan suatu ukuran yang mempunyai titik nol yang nyata. Perbandingan tiap titik pada unit pengukuran adalah bebas. Contohnya adalah pengukuran berat atau masa. Dalam hal ini asal pengukuran adalah nol, sedangkan perbandingan tiap titik adalah bebas.

3.3.3. Pembuatan Kuesioner

Pada penelitian survei penggunaan kuesioner merupakan hal yang pokok dalam pengumpulan data. Kuesioner adalah media untuk pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.Tujuan


(51)

pokok pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian dan informasi dengan reliabilitas dan validitas yang tinggi.

Beberapa petunjuk dalam membuat pertanyaan yaitu sebagai berikut 2 1. Gunakan kata-kata yang sedarhana yang diketahui oleh semua responden.

Hindari istilah yang hebat tetepi responden kurang atau tidak mengerti. :

2. Usahakan pertanyaan jelas dan khusus.

3. Usahakan agar pertanyaan berlaku untuk semua responden.

4. Pertanyaan harus berkaitan dengan masalah penelitian dan sasaran-sasaran penelitian.

5. Pertanyaan harus jelas dan tidak mengandung tafsir majemuk.

6. Pertanyaan tidak boleh menggiring responden untuk memberikan alternatif jawaban tertentu.

7. Pertayaan tidak boleh memuat informasi (pengetahuan) yang tidak dimiliki responden.

8. Pertanyaan tidak boleh memuat hal-hal yang bersifat pribadi dan peka sehingga responden mungkin menolak untuk menjawabnya.

9. Pertanyaan tidak boleh bersifat klise, sehingga jawabannya juga bersifat klise (stereotif).

Adapun cakupan isi pertanyaan dalam kuesioner antara lain :


(52)

2. Pertanyaan tentang pendapat dan sikap yaitu menyangkut sikap responden terhadap objek tertetu.

3. Pertanyaan tentang informasi yaitu menyangkut apa yang diketahui responden tentang hal itu.

4. Pertanyaan tentang persepsi diri yaitu responden menilai perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang lain.

Dalam pembuatan kuesioner ada beberapa jenis pertanyaan yang diajukan yaitu sebagai berikut :

1. Pertanyaan tertutup, kemungkinan jawabannya sudah ditentukan lebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain. 2. Pertanyaan terbuka, kemungkanan jawabannya tidak ditentukan lebih dahulu

dan responden bebas memberikan jawaban.

3. Kombinasi terbuka dan tertutup, jawaban sudah ditentukan tapi kemudian disusul dengan pertanyaan tambahan.

4. Pertanyaan semi terbuka, jawaban sudah tersusun tapi masih ada kemungkinan jawaban tambahan.

Hasil kuesioner akan berupa angka-angka, tabel-tabel, analisa statistika dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian. Analisa data kuantitatif dilandaskan pada hasil kuesioner tersebut.

3.3.4. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel secara umum terdiri dari dua bagian yaitu sampel probabilitas dan sampel non probabilitas. Sampel probabilitas adalah


(53)

penarikan sampel yang dilakukan dimana setiap elemen populasi mempuyai probabilitas tidak nol dan tertentu untuk terlibat sebagai sampel. Sedangkan sampel non probabilitas adalah pengambilan sampel yang melibatkan kebijakan pribadi dalam proses pemilihan elemen populasi. Estimasi probabilitas tiap elemen untuk terpilih menjadi sampel tidak diperlukan. Adapun beberapa jenis sampel probabilitas adalah sebagai berikut 3 :

1. Simpel Random Sampling

Simple random sampling adalah metode pemilihan ukuran sampel dari suatu populasi dimana anggota populasi mempuyai peluang yang sama dan semua kemungkinan penggabungannya yang diseleksi sebagai sampel mempuyai peluang yang sama.

2. Stratified Random Sampling

Stratified random sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana strata

yang spesifik akan memiliki jumlah yang cukup mewakili dalam sampel serta menyediakan jumlah sampel sebagai analis dari anggota sub-kelompok tersebut.

3. Systematic Random Sampling

Systematic random sampilng adalah suatu sampling dimana pengambilan

elemen yang pertana sebagai anggota sampel erpilih secara random dan pemilihan elemen-elemen selanjutnya detentukan secara sistematis dengan menggunakan suatu interval sebesar k, dimana k = N/n.


(54)

4. Cluster Random Sampling

Digunakan bila yang diseleksi anggota sampel dalam kelompok dan bukan menyeleksi individu-individu secara terpisah. Pengambilan sampel dengan kelompok bukan dengan individu diseleksi secara acak. Individu-individu yang memiliki karakteristik yang sama dikategorikan dalam satu kelompok.

Adapun beberapa jenis teknik pengambilan sampel non probabilitas adalah sebagai berikut :

1. Accidential Sampling

Accidential sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana cara

memilih elemen-elemen untuk menjadi anggota sampel ditentukan dengan subjektif sekali tergantung peneliti sehingga hasilnya kurang mewakili populasi.

2. Quota Sampling

Digunakan apabila peneliti mengidentifikasikan kumpulan karakteristik penting dari populasi dan kemudian memilih sampel yang diinginkan secara acak. Hal tersebut diasumsikan bahwa sampel-sampel tersebut sesuai dengan karakteristik populasi yang telah ditetapkan.

3. Purposive Sampling

Purposive sampling adalah cara pengambilan sampel dimana elemen-elemen

yang dimasukkan dalam sampel dilakukan dengan sengaja, dengan catatan bahwa sampel tersebut repersentative atau mewakili populasi.


(55)

4. Jugemental Sampling

Adalah teknik pengambilan sampel didasarkan atas kemudahan dari peneliti atau pengambilan sampel tidak menyulitkan peneliti.

3.3.5. Penentuan Sampel

Karena keterbatasan waktu, dana, fasilitas, tenaga dan lain-lain sehingga tidak semua hal yang ingin dijelaskan dapat diteliti. Penelitian hanya dilakukan pada sebagian saja dari hal-hal yang sebenarnya. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian terhadap sampel kemudian digeneralisasikan sehingga dianggap dapat berlaku juga bagi keseluruhan populasi yang diwakili oleh sampel. Generalisasi mengandung resiko ada kemungkinan tidak tepat karena sampel tidak secara tepat mewakili populasi. Karena teknik penentuan sampel sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus dalam suatu penelitian. Sampel yang representatif yaitu sampel yang betul-betul mewakili populasi. Terdapat empat parameter yang dianggap menentukan apakah sampel cukup representatif yaitu variabilitas populasi, ukuran sampel, teknik penentuan sampel dan kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi.

Metode pengambilan sampel yang ideal mempuyai sifat sebagai berikut : 1. Mampu menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya mengenai

keseluruhan populasi.

2. Sederhana sehingga mudah dilaksanakan.


(56)

4. Mampu memberikan gambaran tentang tingkat ketelitian suatu penelitian. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan ukuran sampel bagi suatu penelitian adalah sebagai berikut :

1. Derajat keseragaman (homogeneity) populasi, makin homogen populasi makin kecil sampel yang dibutuhkan. Jika populasi homogen sempurna maka satu individu dari anggota populasi sudah cukup representatif untuk diteliti. Sebaliknya apabila populasi hereogen sempurna maka sampel harus sebesar populasi agar represenaif.

2. Tingka ketelitian (presisi) yang dikehendaki, makin tinggi tingkat ketelitian yang diinginkan maka makin besar sampel yang diperlukan, sampel yang besar maka tingkat kesalahan rendah.

3. Analisis yang direncanakan, mungkin saja ukuran sampel sudah sesuai dengan tingkat ketelitian yang diinginkan tapi jika dikaitkan dengan cara analisis yang akan dilakukan ternyata belum mencukupi.

4. Tenaga, Biaya dan Waktu : keterbaasan tenaga, biaya dan waktu sering memaksa peneliti menyesuaikan ukuran sampel walaupun kadang-kadang tingkat ketelitian perlu dikorbankan.

3.3.6. Metode Analisis Faktor

Analisis faktor adalah suatu metode yang dirancang untuk menganalisa korelasi yang terjadi dari sekumpulan variabel. Korelasi antara variabel tersebut dimanfaatkan untuk membentuk variabel baru masing-masing terdiri satu atau


(57)

lebih variabel awal. Variabel baru tersebut dinamakan faktor dan jumlahnya lebih kecil dibanding variabel awal.

Ide dasar dari analisis faktor ditemukan oleh Francis Galton dan Charles Spearman yang dikembangkan oleh para psikolog dalam usaha untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam tentang kemampuan mental manusia (human

mental ability). Adapun fungsi umum yang dapat diberikan oleh analisis faktor

adalah sebagai berikut :

1. Mengurangi jumlah variabel penelitian dengan tetap menggunakan informasi yang telah diperoleh sebanyak mungkin. Jumlah variabel awal dapat dikurangi menjadi sejumlah variabel yang lebih sedikit dengan mempertimbangkan sebahagian variasi.

2. Memberikan perbedaan kualitatif dan kuantitatif pada jumlah data yang relatif besar.

Analisis faktor berusaha untuk menyempurnakan hubungan yang kompleks dan beragam dalam sekumpulan variabel yang diteliti dengan menemukan dimensi atau faktor umum yang menghubungkan variabel-variabel yang tampaknya tidak berhubungan sehingga memberikan pemahaman terhadap struktur pokok.

Gambaran mengenai esensi dari analisa faktor menurut Dillon dan Goldstein adalah seperti contoh berikut :

Misalnya terdapat sembilan variabel yaitu X1, X2, X3, …, X9 yang saling berkorelasi dan mengelompok pada tiga faktor yang tidak dapat diamati. Variabel


(58)

tersebut memiliki kerelasi yang tinggi satu sama lain dan membentuk faktor pertama. Demikian juga variabel X2, X7 secara terpisah membentuk faktor kedua serta variabel X5, X8, X9 membentuk fakor ketiga. Jadi setiap kumpulan variabel dapat dianggap mencerminkan dimensi laten. Penelitian selanjutnya cukup mempertimbangkan tiga faktor tersebut.

Adapun beberapa keuntungan dari analisis faktor adalah sebagai berikut : 1. Analisis faktor menganalisa sesuatu fenomena dengan data yang sangat

besar .

2. Analisis faktor mudah diaplikasikan dan dapat digunakan ilmuan dari berbagai disiplin ilmu.

3. Analisis faktor dapat digunakan sebagai supplemen fleksibel dalam penelitian yang melibatkan pengumpulan, pengolahan dan analisis berbagai macam data.

4. Analisis faktor mempuyai struktur matematik yang berkaitan dengan penanganan statistik secara luas. Hal ini akan memberikan kepuasan teoritis untuk mengintegrasikan berbagai macam hasil.

5. Analisis faktor mempuyai suatu persamaan yang dapat menggambarkan dan memperkirakan perilaku. Persamaan yang ada dibentuk bukan untuk masalah khusus akan tetapi dibentuk untuk menginterprestasikan berbagai perilaku.

Analisis faktor dapat mereduksi data variabel manifes menjadi sejumlah variabel laten yang lebih sedikit dengan memanfaatkan tingkat hubungan antar variabel. Hubungan antar variabel manifes dengan variabel latennya diberikan


(59)

bobot faktor (loading factor). Untuk memperoleh pengelompokan variabel manifes dalam suatu variabel laten, setiap variabel manifes harus dihitung korelasinya dengan variabel manifes lainnya dalam variabel lain bentuk. Variabel laten yang satu dengan variabel laten yang lain memiliki hubungan bebas linier yang ortogonal yang artinya tidak terdapat korelasi antar variabel tersebut. Variabel laten yang terbentuk tidak dapat mempertimbangkan seluruh variasi yang terdapat pada tiap variabel manifes. Sisa dari variasi tiap variabel digambarkan dengan error atau kesalahan.

3.3.7. Model Matematis Analisis Faktor

Penggunaan model matematis dalam analisis faktor diharapkan dapat memberikan suatu informasi yang belum terungkap dari suatu data pengamatan.

Ada beberapa notasi yang digunakan dalam analisis faktor diantaranya : 1. Hasil observasi adalah penjumlahan dari n buah obsevasi untuk variabel Xj.

nj j

j n

i

ij X X X

X = + + +

1 2 ... (j = 1, 2, …, m)

2. Mean atau rata-rata dari suatu variabel adalah penjumlahan dari n buah observasi dibagi dengan n .

n X X

n

i ij

=

= 1

3. Variance dari suatu variabel adalah nilai rata-rata penyimpangan kuadrat tiap Xij terhadap Xj.


(60)

n X X S n i j ij j

= − = 1 2 2 ) (

4. Standart deviasi dari suatu variabel adalah akar kuadrat positif dari variance. Sj = √ Sj2

5. Standart skor dari setiap nilai observasi untuk tiap-tiap variabel adalah penyimpangan setiap observasi terhadap rata-rata dibagi dengan standart deviasi variabel yang bersangkutan.

j j ij jk S X X

Z = −

6. Covariance dari setiap variabel adalah hasil bagi antara perkalian penyimpangan nilai unit observasi masing-masing terhadap rata-rata dengan jumlah observasi. n X X X X C n i k jk j ij jk

= − − = 1 ) )( (

Cjk = covariance diantara variabel Xj dan variabel Xk.

7. Korelasi antara dua variabel adalan covariancenya dibagi dengan akar kuadart perkalian variancenya.

(

)

j k

jk k j jk S S C S S C r . . 2 2 = =

(

)

j k

jk k j jk S S C S S C r . . 2 2 = =


(61)

3.3.8. Langkah-Langkah dalam Analisis Faktor

Secara garis besar langkah-langkah dalam analisis faktor adalah sebagai berikut :

1. Menyusun Matriks Data Mentah

Matriks data mentah berisi data hasil observasi dengan ukuran i x j dengan i adalah jumlah baris yang menunjukan jumlah jumlah unit obsevasi atau responden dan j adalah jumlah kolom yang menunjukan jumlah variabel dalam observasi.

2. Menyusun Matriks Data Standart Z

Dari matriks data mentah dilakukan standarsasi variabel sehingga setiap variabel mempuyai mean = 0 dan variance = 1. variabel yang sudah distandasasi dinamakan standarized variabels. Nilai setiap unit observasi dari setiap variabel standar dinamakan skor standart. Dengan standasasi variabel dapat dibandingkan variabel dengan unit pengukluran yang berbeda dan skala pengukuran yang berlainan. Adapun persamaan standar score adalah sebagai berikut :

j j ij ij

O X X

Z = −

Zij = nilai standat untuk nilai dari obsevasi ke-i dan variabel ke-j 3. Membuat Matriks Koefisien Korelasi

Setelah standasasi matriks variance-variance akan sama dengan matriks koefisien korelasi. Matriks koefisien korelasi adalah matriks yang tiap


(62)

elemennya merupakan koefisien antar variabel yang diperoleh dari persamaan :

n Z Z r

n

n i

ib ia ab

=

=

.

rab = koefisien korelasi antara variabel ke-a dan ke-b

Koefisien korelasi menunjukkan korelasi antar dua variabel yang lainya berkisar antara -1 sampai 1. koefisien korelasi sama dengan nol menujukkan tidak ada korelasi antar variabel yang bersangkutan. Koefisien korelasi sama dengan satu menunjukan adanya korelasi positif yang kuat antara variabel. Analisis faktor digunakan pada variabel-variabel yang mempuyai nilai korelasi tinggi. Nilai korelasi yang tinggi dapat dilihat dari nilai determinan matriks yang mendekati nol. Harga mutlak dari rata-rata nilai korelasi tersebut harus lebih besar dari 0,3.

Matriks korelasi yang didapat perlu diuji apakah merupakan matriks identitas atau bukan karena matriks identitas tidak dapat digunakan untuk analisis faktor selanjutnya. Pengujian matriks korelasi dilakukan dengan pengujian Bartlett Test of Sphericity. Pada tahap ini juga dilakukan pengujian terhadap nilai koefisien korelasi parsial. Jika variabel-variabel tersebut memiliki common factor maka korelasi antar pasangan-pasangan variabel harus kecil apabila pengaruh linier variabel lainnya dihilangkan. Korelasi parsial ini merupakan estimasi antara faktor unik dan harus mendekati nol untuk memenuhi asumsi analisis faktor. Nilai negatif dari


(63)

korelasi parsial adalah korelasi anti image. Jika perbandingan koefisien yang besar cukup tinggi maka penggunaan analisis faktor harus ditinjau kembali. Untuk menguji kesesuaian analisis faktor teerdapat besaran Kaiser Meyer-Olkin (KMO) untuk ukuran kesesuaian sampling (Measure Sampling Adequancy, MSA). Harga KMO merupakan indeks untuk membandingkan besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial dari semua pasangan variabel lebih kecil menunjukan bahwa analisis faktor kurang sesuai untuk digunakan karena korelasi antar pasangan variabel tidak dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lainya. Harga KMO 0,9 menyatakan sangat memuaskan, 0,8 memuaskan, 0,7 harga menengah, 0,6 harga yang cukup dan 0,5 tidak dapat diterima. Kesesuaian sampling dari tiap variabel diukur dengan menggunakan MSA. Harga MSA yang rendah dapat dijadikan pertimbangkan untuk membuang variabel tersebut pada tahap selanjutnya.

4. Melakukan Ekstraksi Faktor

Tahap ini bertujuan untuk mengkoreksi data sehingga menghasilkan beberapa faktor yang independen atau tidak berkorelasi satu dengan yang lainnya.Hasil dari ekstraksi faktor awal ini adalah matriks faktor yang belum di rotasi.

Inti dari analisis faktor sebenarnya terletak pada proses ekstraksi faktor, karena pada proses ini di tentukan banyaknya faktor yang harus diekstraksi tanpa menghasilkan informasi penting yang terkandung sebelumnya. Pada


(64)

tahap ekstraksi faktor, diusahakan supaya didapat faktor-faktor yang jumlahnya lebih sedikit dari variabel awal.

Untuk dapat melakukan ekstraksi faktor diperlukan suatu kriteria. Ada beberapa kriteria yang digunakan para ahli diantaranya residual, screet test,

eigen one dan lain-lain. Yang sering digunakan adalah eigen

value-one karena mudah perhitungannya dan tingkat objektivitasnya tinggi.

Pada penelitian ini estimasi faktor inisial dapat diperoleh dengan metode

Principal Component Analysis (PCA). Metode ini membentuk kombinasi

linier dari variabel-variabel observasi. Komponen prinsipal yang pertama merupakan kombinasi yang melibatkan jumlah variabel sampel yang terbesar.Komponen prinsipal yang kedua merupakan kombinasi yang melibatkan jumlah variabel yang lebih kecil dan begitu seterusnya sampai pada yang terkecil. Komponen prinsipal yang satu tidak berkorelasi dengan komponen prisipal yang lain. Proporsi variasi yang tergabung pada suatu faktor disebut komunalitas.

Total variansiuntuk masing-masing faktor ditunjukkan oleh eigen value. Eigen value dapat dihitung dari jumlah kuadrat elemen-elemen kolom (loading) pada matriks faktor. Melalui eigen value dapat ditentukan jumlah faktor kesamaan hasil ekstraksi. Menurut Nourusis Marija dalam bukunya “Advance Statistics, SPSS/PC+”, kriteria untuk menentukan banyaknya faktor yang mempunyai harga eigen value lebih besar atau sama dengan 1.00.


(1)

Responden

Variabel Penelitian

V01 V02 V03 V04 V05 V06 V07 V08 V09 V10 V11 V12 V13 V14 V15 V16 V17 V18 V19

249 4 3 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4

250 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 3 3

251 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4

252 3 3 4 5 5 4 4 5 4 3 4 5 5 4 5 5 5 4 4

253 4 4 4 5 5 5 3 5 4 5 4 5 3 5 4 4 5 5 4

254 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5

255 3 3 4 5 3 5 4 5 3 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5

256 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5

257 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4

258 3 4 3 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4

259 4 4 4 5 3 5 3 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4

260 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4

261 4 4 3 4 5 5 4 5 5 5 5 4 3 4 5 4 5 4 3

262 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 3

263 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 3 4

264 4 4 3 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4

265 4 4 4 4 5 5 3 4 3 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5

266 4 4 4 5 5 5 4 3 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5

267 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 3 5 5 5 4

268 4 4 3 4 5 5 3 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4

269 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4

270 4 3 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 3

271 4 4 3 5 5 5 5 4 5 4 5 5 3 4 5 5 5 5 4

272 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4


(2)

Responden

Variabel Penelitian

V01 V02 V03 V04 V05 V06 V07 V08 V09 V10 V11 V12 V13 V14 V15 V16 V17 V18 V19

274 5 4 4 5 5 5 4 5 5 3 4 4 5 4 5 4 5 4 3

275 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 3 5 5 4 5 4 4 3 4

276 4 5 3 5 4 5 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4

277 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4

278 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 3

279 4 3 3 4 3 5 3 3 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4

280 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 3 5 4 5 4

281 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4

282 5 4 3 5 3 5 3 3 5 4 5 4 4 4 3 5 4 5 5

283 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5

284 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4

285 3 4 5 5 3 4 5 3 5 5 3 5 5 3 5 4 5 5 4

286 4 4 5 5 5 5 4 3 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4

287 4 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 3

288 4 5 3 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4

289 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4

290 4 4 3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 4 4

291 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 3

292 4 4 4 5 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4

293 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4

294 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 5 4 4 5 4 4

295 4 4 4 5 5 5 3 5 4 5 3 5 4 4 4 5 5 4 4

296 4 5 3 5 5 5 4 4 4 5 3 4 5 4 3 5 4 4 5

297 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4 5

298 4 4 3 5 4 5 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4

299 5 4 4 5 4 5 4 4 3 4 5 3 3 4 5 5 5 4 4


(3)

Responden

Variabel Penelitian

V01 V02 V03 V04 V05 V06 V07 V08 V09 V10 V11 V12 V13 V14 V15 V16 V17 V18 V19

301 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4

302 4 4 3 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4

303 4 5 4 5 5 4 3 5 5 5 3 4 4 5 4 5 4 4 3

304 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 3 5 5 3 5 4 5 4

305 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4

306 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4

307 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5

308 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5

309 5 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 4 3 5

310 5 4 5 5 5 4 3 4 4 5 4 3 5 4 4 4 5 4 5

311 5 4 4 5 4 5 4 3 4 5 3 4 5 4 5 5 5 4 4

312 4 4 3 5 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4

313 5 5 4 5 5 5 3 4 5 5 3 4 5 4 5 5 4 3 4

314 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 3 4 3

315 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4

316 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4

317 5 4 4 5 5 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4

318 4 4 5 4 4 5 4 4 3 5 5 3 5 5 3 4 5 4 4

319 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 3 5 5 4 5 5 4 4

320 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 3 3

321 5 3 4 5 5 5 3 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4

322 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4

323 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 3 4 4 4 4 3 4

324 4 4 4 5 4 5 3 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 4 5


(4)

Responden

Variabel Penelitian

V01 V02 V03 V04 V05 V06 V07 V08 V09 V10 V11 V12 V13 V14 V15 V16 V17 V18 V19

326 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4

327 5 3 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4

328 5 4 4 5 5 5 5 4 3 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4

329 4 4 3 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4

330 4 5 3 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4

331 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4

332 4 4 4 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 3 3

333 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4

334 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 4 4

335 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4

336 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4

337 4 3 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4

338 4 4 5 4 5 4 4 4 3 5 3 5 5 4 5 4 5 4 4

339 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 3

340 4 4 5 5 5 5 4 3 4 5 4 5 5 4 4 5 5 3 4

341 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4

342 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 3 5 3 4 5 4 4 4 4

343 3 5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4

344 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4

345 4 4 5 4 5 5 4 3 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4

346 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 3 4 5 4 5

347 5 3 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5

348 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 5 5 4 5 4 3 4


(5)

Lampiran 3

Correlation Matrix

V2 V3 V4 V6 V7 V8 V9 V12 V14 V16 V17 V18 V19

Correlation V2 1.000 -.063 -.055 .014 -.044 .019 -.101 -.072 .034 -.110 -.088 -.039 -.014 V3 -.063 1.000 .012 -.016 .111 -.130 .071 .107 .078 .140 .061 -.024 .144 V4 -.055 .012 1.000 -.031 -.091 .083 .092 -.026 -.054 .048 .060 -.023 -.033 V6 .014 -.016 -.031 1.000 .010 -.018 .035 .046 -.044 .132 -.001 .020 .008 V7 -.044 .111 -.091 .010 1.000 -.089 .038 .047 .012 .042 .059 -.013 -.009 V8 .019 -.130 .083 -.018 -.089 1.000 .015 -.085 .005 -.065 .071 -.076 -.081 V9 -.101 .071 .092 .035 .038 .015 1.000 .016 -.059 .062 -.010 -.065 .065 V12 -.072 .107 -.026 .046 .047 -.085 .016 1.000 -.086 .234 .145 .124 .010 V14 .034 .078 -.054 -.044 .012 .005 -.059 -.086 1.000 -.093 -.051 -.015 -.029 V16 -.110 .140 .048 .132 .042 -.065 .062 .234 -.093 1.000 .100 .082 .096 V17 -.088 .061 .060 -.001 .059 .071 -.010 .145 -.051 .100 1.000 .047 .068 V18 -.039 -.024 -.023 .020 -.013 -.076 -.065 .124 -.015 .082 .047 1.000 -.051 V19 -.014 .144 -.033 .008 -.009 -.081 .065 .010 -.029 .096 .068 -.051 1.000 Sig.

(1-tailed)

V2 .120 .154 .398 .206 .359 .030 .088 .263 .020 .050 .231 .399 V3 .120 .411 .382 .019 .008 .094 .023 .073 .004 .128 .326 .004 V4 .154 .411 .284 .045 .062 .043 .313 .157 .188 .133 .336 .272 V6 .398 .382 .284 .426 .365 .259 .197 .204 .007 .491 .357 .442 V7 .206 .019 .045 .426 .048 .240 .193 .410 .219 .134 .408 .435 V8 .359 .008 .062 .365 .048 .387 .055 .465 .113 .093 .077 .065 V9 .030 .094 .043 .259 .240 .387 .381 .135 .123 .429 .112 .111 V12 .088 .023 .313 .197 .193 .055 .381 .054 .000 .003 .010 .422 V14 .263 .073 .157 .204 .410 .465 .135 .054 .042 .170 .391 .295 V16 .020 .004 .188 .007 .219 .113 .123 .000 .042 .030 .064 .037 V17 .050 .128 .133 .491 .134 .093 .429 .003 .170 .030 .193 .102 V18 .231 .326 .336 .357 .408 .077 .112 .010 .391 .064 .193 .169 V19 .399 .004 .272 .442 .435 .065 .111 .422 .295 .037 .102 .169


(6)

Lampiran 4

Anti-image Matrices

V2 V3 V4 V6 V7 V8 V9 V12 V14 V16 V17 V18 V19

Anti-image Correlation

V2 .657a .034 .041 -.029 .031 -.012 .091 .032 -.017 .078 .068 .033 -.008 V3 .034 .590a -.025 .033 -.092 .109 -.054 -.075 -.105 -.103 -.037 .041 -.123 V4 .041 -.025 .576a .037 .096 -.066 -.087 .042 .048 -.051 -.058 .018 .049 V6 -.029 .033 .037 .545a -.004 .009 -.034 -.015 .030 -.127 .011 -.008 .004 V7 .031 -.092 .096 -.004 .548a .076 -.039 -.015 -.008 -.018 -.062 .025 .042 V8 -.012 .109 -.066 .009 .076 .578a -.026 .063 -.012 .029 -.101 .075 .072 V9 .091 -.054 -.087 -.034 -.039 -.026 .560a -.005 .053 -.032 .038 .063 -.056 V12 .032 -.075 .042 -.015 -.015 .063 -.005 .689a .070 -.191 -.121 -.099 .032 V14 -.017 -.105 .048 .030 -.008 -.012 .053 .070 .561a .070 .035 .000 .031 V16 .078 -.103 -.051 -.127 -.018 .029 -.032 -.191 .070 .671a -.049 -.059 -.075 V17 .068 -.037 -.058 .011 -.062 -.101 .038 -.121 .035 -.049 .584a -.036 -.070 V18 .033 .041 .018 -.008 .025 .075 .063 -.099 .000 -.059 -.036 .613a .058 V19 -.008 -.123 .049 .004 .042 .072 -.056 .032 .031 -.075 -.070 .058 .554a