2. Rasio aktivitas activity ratios. Mengukur seberapa efektif perusahaan
menggunakan aktiva yang dimiliki. 3.
Rasio profitabilitas profitability ratios. Mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan perusahaan atau divisi tertentu sepanjang suatu periode.
4. Rasio cakupan coverage ratios. Mengukur tingkat perlindungan bagi
kreditor dan investor jangka panjang.
2.2.5 Pengertian Kebangkrutan
Istilah “pailit” dijumpai dalam perbendaharaan bahasa Belanda, Perancis, Latin dan Inggris. Dalam bahasa Perancis, istilah “failite” artinya pemogokan
atau kemacetan dalam melakukan pembayaran. Orang yang mogok atau macet atau berhenti membayar hutangnya disebut dengan Le
falli. Di dalam bahasa Belanda dipergunakan istilah faillit
yang mempunyai arti ganda yaitu sebagai kata benda dan kata sifat. Sedangkan dalam bahasa Inggris dipergunakan istilah
to fail
, dan di dalam bahasa Latin dipergunakan istilah failire. Di Negara-negara
yang berbahasa Inggris, untuk pengertian pailit dan kepailitan dipergunakan istilah
“bankrupt” dan “bankruptcy”. Menurut Toto 2011:332, kebangkrutan bankcruptcy merupakan kondisi
dimana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi kewajibannya. Kondisi ini biasanya tidak muncul begitu saja di perusahaan, ada indikasi awal dari
perusahaan tersebut yang biasanya dapat dikenali lebih dini kalau laporan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
keuangan dianalisis secara lebih cermat dengan suatu cara tertentu. Rasio keuangan dapat digunakan sebagai indikasi adanya kebangkrutan di perusahaan.
Definisi kebangkrutan lainnya dikemukakan oleh Weston Copeland 1997:510, bahwa kebangkrutan adalah sebagai suatu kegagalan yang terjadi
dalam perusahaan tersebut dapat dibedakan sebagai berikut : a
Kegagalan Ekonomi Economic Distressed Kegagalan dalam arti ekonomis bahwa pendapatan perusahaan tidak
mampu lagi menutup biayanya, yang berarti bahwa tingkat labanya lebih kecil daripada biaya modalnya. Definisi yang berkaitan adalah
bahwa nilai sekarang dari arus kas perusahaan itu lebih kecil dari kewajibannya.
b Kegagalan Keuangan Financial Distressed
Insolvensi memiliki dua bentuk yakni Default teknis yang terjadi bila suatu perusahaan gagal memenuhi salah satu atau lebih kondisi didalam
ketentuan hutangnya, seperti rasio aktiva lancar dengan hutang lancar yang ditetapkan, serta kegagalan keuangan atau ketidakmampuan teknik
technical insolvency yang terjadi apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya pada waktu yang telah ditentukan walaupun
harta totalnya melebihi hutangnya
.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Definisi mengenai financial distress diungkapkan Fahmi 2012:158 sebagai berikut:
“Plat dan Plat mendefinisikan financial distress sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau
likuidasi.” Sedangkan menurut Foster 1986:535, financial distress didefinisikan sebagai
berikut : “Financial distress is used to mean servere liquidity problems that cannot bes
resolved without a sizable rescaling of the entity’s operations or structure” Dari kedua pengertian financial distress menurut Plat dan Plat 2002 dan Foster
1986, maka Ramadhani dan Lukviarman 2009:17 dalam jurnal penelitiannya menyimpulkan bahwa financial distress Kesulitan keuangan adalah :
“Situasi dimana arus kas operasi perusahaan tidak memadai untuk melunasi kewajiban-kewajiban lancar seperti hutang dagang atau beban bunga dan
perusahaan terpaksa melakukan tindakan perbaikan. Dan kesulitan keuangan adalah masalah likuidasi yang sangat parah yang tidak bisa dipecahkan tanpa
perubahan ukuran dari operasi atau struktur perusahaan. Informasi Financial Distress ini dapat dijadikan sebagai peringatan dini atas kebangkrutan
sehingga manajemen dapat melakukan tindakan secara cepat untuk mencegah masalah sebelum terjadinya kebangkrutan, dimana kebangkrutan suatu
perusahaan ditandai dengan financial distress yaitu keadaan dimana
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perusahaan lemah dalam menghasilkan laba atau perusahaan cenderung mengalami defisit.”
2.2.6 Faktor Penyebab Kebangkrutan