perusahaan lemah dalam menghasilkan laba atau perusahaan cenderung mengalami defisit.”
2.2.6 Faktor Penyebab Kebangkrutan
Menurut S.Munawir 2002:289 secara garis besar penyebab kebangkrutan biasa dibagi menjadi dua yaitu faktor internal perusahaan maupun eksternal baik
yang bersifat khusus yang berkaitan langsung dengan perusahaan maupun yang bersifat umum.
Menurut Darsono dan Ashari 2005:12 dalam Gabriella 2011, faktor internal yang bisa menyebabkan kebangkrutan perusahaan meliputi: Manajemen
yang tidak efisien akan mengakibatkan kerugian terus-menerus yang pada akhirnya menyebabkan perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya.
Ketidakefisienan ini diakibatkan oleh pemborosan dalam biaya, kurangnya keterampilan, dan keahlian manajemen.
Menurut Darsono dan Ashari 2005:103-104 dalam Gabriella 2011, faktor-faktor eksternal yang bisa mengakibatkan kebangkrutan yaitu:
Perubahan dalam keinginan pelanggan yang tidak diantisipasi oleh perusahaan yang mengakibatkan pelanggan lari sehingga terjadi penurunan
dalam pendapatan. Kesulitan bahan baku karena supplier tidak dapat memasok lagi kebutuhan bahan baku yang digunakan untuk produksi. Terlalu
banyak piutang yang diberikan kepada debitur dalam jangka waktu pengembalian yang lama akan mengakibatkan banyak aktiva yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menganggur yang tidak memberikan penghasilan sehingga mengakibatkan kerugian yang besar bagi perusahaan. Hubungan yang tidak harmonis dengan
kreditur juga bisa berakibat fatal terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan agar selalu
memperbaiki diri sehingga bisa bersaing dengan perusahaan lain dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Kondisi perekonomian secara global juga
harus selalu diantisipasi oleh perusahaan. Ada beberapa indikator untuk melihat tanda-tanda kesulitan keuangan dapat diamati dari pihak eksternal,
misalnya: a
Penurunan jumlah deviden yang dibagikan kepada pemegang saham selama beberapa periode berturut-turut.
b Penurunan laba secara terus-menerus bahkan perusahaan mengalami
kerugian. c
Ditutup atau dijualnya satu atau lebih unit usaha. d
Pemecatan pegawai secara besar-besaran. e
Harga di pasar mulai menurun terus - menerus. Penyebab terjadinya kesulitan keuangan financial distress, dinyatakan
Sudana 2011:249 sebagai berikut : “Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan perusahaan mengalami
kegagalan, diantaranya adalah faktor ekonomi, kesalahan manajemen, dan bencana alam. Perusahaan yang mengalami kegagalan dalam operasinya
akan berdampak pada kesulitan keuangan. Tapi kebanyakan penyebabnya,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
baik langsung maupun tidak langsung adalah karena kesalahan manajemen yang terjadi berulang-
ulang.” Sedangkan menurut Fahmi 2012:105 penyebab terjadinya financial
distress adalah : “Dimulai dari ketidakmampuan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya,
terutama kewajiban yang bersifat jangka pendek termasuk kewajiban likuiditas dan juga termasuk kewajiban dalam kategori solvabilitas. Permasalahan
terjadinya insolvency bisa timbul karena faktor berawal dari kesulitan likuiditas. Ketidakmampuan tersebut dapat ditunjukan dengan 2 dua metode, yaitu Stock-
based insolvency dan Flow-based insolvency. Stock-based insolvency adalah kondisi yang menunjukkan suatu kondisi ekuitas negatif dari neraca perusahaan
negative net wort, sedangkan Flow-based insolvency ditunjukkan oleh kondisi arus kas operasi operating cash flow yang tidak dapat memenuhi kewajiban-
kewajiban lancar perusahaan.” Menurut Darsono dan Ashari 2005:104, permasalahan keuangan bisa
digolongkan ke dalam empat kategori, yaitu : 1.
Perusahaan yang mengalami masalah keuangan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang sehingga mengalami kebangkrutan.
2. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan jangka pendek namun
bisa mengatasi, sehingga tidak menyebabkan kebangkrutan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan jangka pendek
tetapi mengalami kesulitan keuangan jangka panjang, sehingga ada kemungkinan mengalami kebangkrutan.
4. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dalam jangka pendek
yang berupa kesulitan likuidasi ataupun kesulitan jangka panjang. ”
2.2.7 Indikator Financial Distress