METODE PENELITIAN Meningkatkan prestasi dan kerjasama antar siswa kelas V SDN Nyamplung Sleman pada pelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK atau dalam bahasa inggris disebut Classroom Action Research CAR.Sedangkan model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model PTK Kemmis dan Taggart Tanireja, Pujiati dan Nyata, 2010: 16. Model PTK tersebut dipilih dikarenakan proses pelaksanaannya terdiri dari suatu rangkaian atau untaian dengan satu perangkat yang meliputi empat komponen, yaitu: perencanaan planning, tindakan action, pengamatan observation evaluation,dan refleksi reflection, dimana keempat komponen tersebut dipandanng sebagai satu siklus, tetapi dalam pelaksanaannya jumlah siklus tergantung kepada permasalahan yang perlu diselesaikan. B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Nyamplung yang terletak di Desa Nyamplung, Kecamatan Balecatur Gamping, Kabupaten Seleman, Yogyakarta. 29

2. Subyek

Subyek penelitian ini adalah 14 orang siswa kelas V SDN Nyamplung, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan dengan rentang usia sekitar 9-11 tahun.

3. Obyek Penelitian

Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran matematika di kelas pada KD 6.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan pada semester genap tahun pelajaran 20122013 yakni bulan Januari - Agustus 2013. Tabel 3.1: Jadwal Penelitian No Kegiatan Bulan Janu ari Febr uari Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 Observasi pra penelitian 2 Penyusunan Proposal 3 Permohonan ijin penelitian 4 Pengumpuln data 5 Pengolahan data 6 Penyusunan laporan 7 Ujian skripsi 8 Revisi 9 Pembuatan artikel C. Rencana Penelitian 1. Persiapan a Perizinan kapada Kepala Sekolah SDN Nyamplung gunamelakukan kegiatan penelitian di SD tersebut. b Melakukan wawancara dengan wali kelas V untuk mengetahi kondisi kelas, serta mencari data tentang kesulitan yang dialami siswa kelas V pada mata pelajaran matematika. c Menyusun Lembar Kuesioner Lembar kuesioner pada penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti. Lembar kuesioner terlampir. d Menyusun silabus Silabus yang dipakai pada penelitian ini dibuat oleh peneliti, dan silabus akan dilampirkan. e Menyusun RPP dan LKS Rencana pelaksanaan pembelajaran RPP dan lembar kerja siswa LKS dalam penelitian ini dibuat oleh peneliti. RPP dan LKS terlampir 2. Rencana Setiap Siklus Penelitian ini akan menggunakan model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model PTK Kemmis dan Taggart. Adapun langkah-langkah yang ada dalam rangkaian ini terdiri atas: perencanaan tindakan, penelitian, observasievaluasi dan revleksi Tanireja, Pujiati dan Nyata, 2010: 16 Gambar 3.1: Siklus PTK menurut Kemmis dan Taggart Sumber: Tanireja, Pujiati dan Nyata, 2010 a Perencanaan, yaitu penyusunan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Perencanaan dimulai dari semenjak seorang peneliti menemukan suatu masalah dan merumuskan cara memecahkan masalahnya melalui tindakan. Setelah peneliti menetapkan tindakan yang akan dilakukan, peneliti membuat perencanaan dan menyusun perangkat yang diperlukan selama tindakan berlangsung. b Tindakan, yaitu pelaksanaan perencanaan tindakan sebagai upaya peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Gurupeneliti melaksanakan kegiatantindakan pembelajaran sesuai dengan sekenario yang telah dibuat dan perangkat pembelajaran yang telah disiapkan. c Observasi, yaitu pengamatan atas proses dan dampak pelaksanaan tindakan. Observasi proses, digunakan untuk merekam apakah proses tindakan sesuai dengan sekenarionya dan gejala-gejala apa yang muncul selama proses tindakan baik pada guru, maupun kepada siswa ataupun situasi yang terjadi di kelas. Sedangkan observasi dampak digunakan untuk merekam hasil atau dampak dari pelaksanaan tindakan tersebut. d Refleksi, merupakan pengkajian terhadap keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai tujuan sementara, dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir. Oleh karena itu, tujuan dari diadakannya refleksi ialah untuk menentukan berlanjut atau tidaknya tindakan dilakukan setelah siklus pertama dilakuakan. Siklus I Kegiatan yang dilakukan pada siklus terdiri atas tiga kali pertemuantatap muka di kelas, yaitu pertemuan pertama dan ke dua digunakan untuk menyampaikan materi, sedangkan pertemuan ke tiga digunakan untuk ulanganpengambilan hasil belajar siswa. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus I antara lain: 1 Perencanaan Tindakan Pada tahap ini, peneliti memfokuskan pada pengamatan prilaku siswa selama pelajaran matematika guna menyusun pembelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI, yaitu meliputi: Peneliti melakukan pengamatan terhadap prilaku siswa selama pelajaran matematika berlangsung. Peneliti menyebarkan kuesioner kerjasama antar siswa Peneliti mengadakan diskusi dengan guru untuk merencanakan tindakan. Peneliti menerapkan hasil diskusi dengan guru tentang pelajaran matematika dan mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PMRI RPP, Media, dll. 2 Pelaksanaan Tindakan

a. Pertemuan 1 2jp

Pada tahap ini, pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI diterapkan sesuai dengan rencana tindakan, dengan langkah- langkah sebagai beikut: Menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai serta kegiatan yang dilaksanakan Memulai pembelajaran dengan memberikan permasalahan yang kontekstualreal dan dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari Membagikan LKS yang berkaitan KD 6.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana menggunakan pendekatan PMRI Meminta peserta didik untuk membahas permasalahan tersebut dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menjelaskan jawabannya kepada seluruh kelas Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi

b. Pertemuan 2 2jp

Menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai serta kegiatan yang dilaksanakan Memulai pembelajaran dengan memberikan permasalahan yang kontekstualreal dan dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari Membagikan LKS yang berkaitan dengan KD 6.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana menggunakan pendekatan PMRI Meminta peserta didik untuk membahas permasalahan tersebut dalam kelompok yang telah dibentuk Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menjelaskan jawabannya kepada seluruh kelas Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi

c. Pertemuan 3 2jp

Peneliti melakukan evaluaasi pembelajaran marematika dengan menggunakan pendekatan PMRI. 3 Observasi Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Pada tahap ini, peneliti mengamati hasil atau dampak dari pelaksanaan tindakan yang meliputi: kerjasama antar siswa dalam kelompok kelas, maupun interaksi dan tanggung jawab siswa dalam pembelajaran matematika. 4 Refleksi Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran. Ada dua macam refleksi yang dilakukan, yaitu: a. Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir, hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan pada pertemuan berikutnya. b. Refleksi pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui apakah target yang ditetapkan sesuai dengan indikator keberhasilan tindakan telah tercapai. Apabila target yang ditetapkan telah tercapai, maka tindakan dihentikan pada siklus I. Namun apabila target yang ditetapkan belum tercapai pada siklus I maka dilanjutkan pada siklus II dengan teknis pelaksanakan sebagai berikut. Siklus II Kegiatan yang dilakukan pada siklus II terdiri dari dua kali pertemuantatap muka di kelas, yaitu pertemuan pertama digunakan untuk menyampaikan materi, sedangkan pertemuan terakhir digunakanuntuk ulanganpengambilan hasil belajar siswa. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus ini antara lain: 1 Perencanaan Tindakan Pada tahap ini, peneliti memfokuskan pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika menggunakan pendekatan PMRI, yaitu meliputi: Berdasarkan hasil refleksi siklus I Menyusun RPP dan menyiapkan LKS dengan pendekatan PMRI Membuat kisi-kisi soal evaluasi Membuat soal-soal evaluasi dan kunci jawabannya Membuat pedoman penskoran untuk pedoman skor penilaian Membuat lembar observasi siswa Menyiapkan daftar pertanyaan tentang kerjasama antar siswa 2 Pelaksanaan Tindakan

a. Pertemuan 1 2jp

Pada tahap ini, pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI diterapkan sesuai dengan rencana tindakan, dengan langkah- langkah sebagai beikut: Menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai serta kegiatan yang dilaksanakan Memulai pembelajaran dengan memberikan permasalahan yang kontekstualreal dan dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari Membagikan LKS yang berkaitan dengan KD 6.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana menggunakan pendekatan PMRI Meminta peserta didik untuk membahas permasalahan tersebut dalam kelompok yang telah dibentuk Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menjelaskan jawabannya kepada seluruh kelas Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi

b. Pertemuan 2 2jp

Mengadakan evaluaasi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PMRI. 3 Observasi Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Pada tahap ini, peneliti mengamati hasil atau dampak dari pelaksanaan tindakan yang meliputi: Partisipasi siswa dalam kelompok kelas, maupun interaksi dan tanggung jawab siswa dalam pembelajaran matematika. 4 Refleksi Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran. Ada dua macam refleksi yang dilakukan, yaitu: a. Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir, hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan pada pertemuan berikutnya. b. Refleksi pada akhir siklus kedua, digunakan untuk mengetahui apakah target yang ditetapkan telah tercapai pada siklus II. Apabila target yang ditetapkan telah tercapai, maka penelitian dihentikan. Namun apabila target yang ditetapkan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus III. D. Indikator Keberhasilan, Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1 Variabel indikator keberhasilan Berdasarkan judul penelitiannya, penelitian ini memiliki dua variabl peubah yaitu prestasi dan kerjasama. Berikut akan diuraikan indikator keberhasilan dari masing-masing variable peubah dari kegiatan penelitian ini. a. Variabel Prestasi Guna memperoleh data mengenai prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran matematika, maka dilakukan dengan tes tertulis pada setiap akhir siklus. Tabel 3.2:Indikator Keberhasilan Prestasi Belajar No Peubah Indikator Kondisi Awal Target Pengum pulan Instrumen 1 Prestasi belajar siswa Presentase nilai siswa yang mencapai KKM atau target 57,14 70 Tes tertulis Lembar tes ulangan siswa b. Variabel Kerjasama Untuk memperoleh data mengenai kerjasama antas siswa kelas V dilakukan dengan cara mengedarkan lembar kuesioner kepada siswa serta melakukan wawancara kepada siswa yang dirasa belum lengkap datanya. Tabel 3.3:Indikator Keberhasilan Peningkatan Kerjasama No Peubah Indikator Kondisi Awal Target Pengumpul an Instrumen 1 Kerjasama Rata-rata skor kerjasama antar siswa Persentase kerjasama antar siswa 167 66,8 66,8 175 70 70 Kuesioner dan wawancara siswa Lembar Kuesioner dan Lembar wawancar a siswa 2 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini ialah sebagai berikut. a. Tes Instrumen tes bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam ranah kognitif, oleh karena itu tes disusun dalam bentuk tes objektif.Tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes uraian. Pada soal yang digunakan sebagai tes objektif disediakan 5 soal cerita dengan satu soal mempunyai nilai 5 dengan kriteria sebagai berikut: Menuliskan unsur-unsur yang “diketahui” pada soal secara lengkap mendapatkan nilai satu 1 Menuliskan unsur-unsur yang “ditanya” pada soal secara lengkap mendapatkan nilai satu 1 Menuliskan “dijawab” dengan mencantumkan rumus serta langkah-langkah pengerjaan dengan tepat dalam menjawab serta mendapat jawaban yang benar, maka akan mendapatkan nilai dua 2 Menyimpulkan jawaban bernilai benar mendapatkan nilai satu 1 Sehingga apabila siswa menjawab satu 1 soal dan menuliskan empat 4 kriteria seperti yang disebutkan di atas maka nilai satu soal tersebut adalah 5. b. Kuesioner Kuesioner adalah alat riset atau survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi atau melalui pos; daftar pertanyaan KBBI: 2002. Pada penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengetahui tingkat kerjasama yang dimiliki siswa selama pembelajaran berlangsung.Kuesioner ini disebarkan ketika sebelum tindakan dilakukan, akhir siklus I dan akhir siklus II dilakukan. c. Wawancara Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang pejabat, dsb yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal KBBI: 2002. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan pada siswa yang datanya belum diperoleh secara lengkap ketika kuesioner disebarkan. 3 Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan terdiri dari dua 2 instrument, yaitu tes dan non tes. Kedua instrument tersebut dijabarkan sebagai berikut. a. Tes Tes adalah ujian tertulis, lisan, atau wawancara untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat dan kepribadian seseorang KBBI: 2002. Tes yang digunakan dalam penelitian ini dijabarkan dengan kisi-kisi sebagai berikut: Tabel 3.4: Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I No Indikator Taraf Kesukaran Jumlah Soal Mudah Sedang Sulit 1 Menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan luas suatu bangun datar 1 4 5 soal uraian 2 Menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan keliling dari suatu bangun datar 2 3 Menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan unsur yang terdapat pada bangun datar 3, 5 Tabel 3.5: Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II No Indikator Taraf Kesukaran Jumlah Soal Mudah Sedang Sulit 1 Menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan luas suatu bangun datar 1, 2 5 soal uraian 2 Menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan perpaduan unsur yang terdapat pada bangun datar 3, 5 4 Tabel 3.6: Rincian Pemberian Skor Siklus I dan Siklus II No Jenis Soal Jumlah Soal Skor Maksimal Tiap Nomor Jumlah Skor Maksimal 1 Uraian 5 5 25 Jumlah 25 b. Non Tes Instrument non tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur perubahan tingkah laku yang lebih berhubungan denganapa yang dapat dikerjakan dan dapat diamati indra-indra, serta bersifat konkret. Instrument non tes pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hubungan kerjasama antar siswa pada pelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI. Adapun jenis alat pengukuran non tes yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Angket atau kuesioner Jenis angket yang digunakan yaitu angket tertutup atau berstruktur serta angket bersifat langsung, dimana responden mengisi angket secara langsung dari peneliti. Pada kuesioner ini, peneliti menyediakan 5 pilihan jawaban yang mengacu pada skala likert.Ridwan 2002:12 menyebutkan bahwa skala likert dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan demikian, sekala likert ini dirasa cocok digunakan untuk mengukur kerjasama diantara siswa. Adapun pilihan jawab an yang ada pada kuesioner terdiri dari “ST = Sangat Setuju”, “S = Setuju”, “KS = Kurang Setuju”, “TS = Tidak Setuju” dan “STS = Sangat Tidak Setuju”. Oleh karena itu, untuk kisi-kisi kuesioner yang digunakan pada penelitian tampak pada table di bawah ini. Tabel 3.7: Kisi-kisi kuesioner kerjasama antar siswa No Indikator Item Positif Item Negatif Jumlah 1 Adanya sikap saling percaya antar anggota 1,3,5,7,9,10 2,4,6,8, 10 2 Adanya sikap saling mendukung 11,14,15,17,18,20 12,13,16,19 10 3 Adanya komunikasi yang terbuka 21,23,25,27,30 22,24,26,28,29,31, 32,33,34,35 15 4 Menerima konflik sebagai hal yang wajar 36,38 37,39,40 5 5 Saling menghormati keunikan masing- masing pribadi 41,44,46,47 42,43,45,48,49,50 10 Jumlah 23 27 50 Tabel 3.8: Pedoman Penskoring Kuesioner Kerjasama Alternatif Jawaban Skor Item Positif Item Negatif ST 5 1 S 4 2 KS 3 3 TS 2 4 STS 1 5 Untuk menentukan kriteria tinggi atau rendahnya kerjasama diantara siswa kelas V, peneliti menggunakan Penilaian Acuan Patokan PAP yang di gunakan oleh Arifin 2011: 235-236 sebagaimana dijelaskan dalam tabel di bawah ini: Tabel 3.9:Penilaian Acuan Patokan PAP Rentang Presentasi Skor Kriteria 59 Kerjasama Sangat Lemah 60 - 69 Kerjasama Lemah 70 - 79 Kerjasama Cukup 80 - 89 Kerjasama kuat 90 - 100 Kerjasama Sangat kuat Arifin, 2011: 236 2. Wawancara atau interview Jenis wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara dengan pernyataan bentuk kombinasi, dimana pertanyaan-pertanyaan yang disediakan merupakan kombinasi antara pertanyaan berstruktur dengan pertanyaan tak berstruktur Masidjo, 1995: 58-76 Tabel 3.10: Pedoman Wawancara Siswa No Pernyataan jawaban 1 Apa yang kamu rasakan ketika belajar matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI? 2 Apakah pelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI memudahkan kamu memahami soal matematika? 3 Apakah dengan pelajaran PMRI secara berkelompok menjadikan kamu senang untuk bekerja sama? 4 Adakah dari anggota kelompok yang tidak bisa diajak untuk bekerja sama? Kenapa demikian? 5 Bagaimana caramu untuk mengatasi teman yang tidak bisa diajak untuk bekerja sama? 6 Apa keunggulan pelajaran PMRI dibandingkan pelajaran matematika yang biasanya kamu jumpai? E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 1. Validitas Menurut anastasi dalam Surapranata 2004: 50 validitas adalah suatu tingkatan yang menyatakan bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa yang diukur. Sedangkan gronlund dalam Surapranata 2004: 50 mengatakan validasi berkaitan dengan hasil suatu alat ukur, menunjukkan tingkatan, dan bersifat khusus sesuai dengan tujuan pengukuran yang akan dilakukan. Karena itu, validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa yang sehatusnya diukur. Validitas tes perlu ditentukan guna mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dengan mengukur hal yang seharusnya diukur. Nunnaly dalam Surapranata 2004: 50 menyatakan bahwa pengertian validitas senantiasa dikaitkan dengan penelitian empiris dan pembuktian-pembuktiannya bergantung kepada macam validitas yang digunakan. a. Bentuk-bentuk validitas Pada tahun 1954, Technical Reommendation for Psychological Test and Diagnostic Technique dalam Surapranata 2004: 50 mengusulkan empat pendekatan yang digunakan untuk menentukan validitas, yaitu: 1 Validitas isi content validity Salah satu cara yang digunakan untuk menentukan validitas adalah dengan mengkaji isi tes itu. Validitas isi ditentukan dengan melihat apakah soal-soal yang digunakan telah menunjukkan sampel atribut yang diukur. Menurut Guion dalam Surapranata 2004:51 validitas isi sangat bergantung kepada dua hal, yaitu tes itu sendiri dan proses yang mempengaruhi dalam merespon tes. 2 Validitas konstrukconstruct validity Validasi konstruk mengandung arti bahwa suatu alat ukur dikatakan valid apabila telah cocok dengan konstruksi teoritik dimana tes itu dibuat. Dengan kata lain sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila soal-soalnya mengukur setiap aspek berpikir seperti yang diuraikan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator yang terdapat kurikulum. 3 Validitas prediktifpredictive validity Validitas prediktif menunjukkan kepada hubungan antara tes skor yang diperoleh peserta tes dengan keadaan yang akan tejadi diwaktu yang akan dating. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi apabila mempunyai kemampuan untuk memprediksikan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. 4 Validitas konkuren concurrent validity Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konkuren apabila hasilnya sesuai dengan pengalaman. b. Cara Mengukur Validitas Salah satu cara untuk menentukan validitas alat ukur adalah dengan menggunakan korelasi product moment dengan simpangan yang dikemukakan Person dalam Surapranata 2004:56 seperti berikut: Keterangan: : koefisien validitas ∑xy : jumlah hasil kali skor x dan skor y berpasangan ∑x 2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x ∑y 2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y c. Bentuk dan cara validitas yang digunakan dalam penelitian Dalam penelitian ini, uji Validitas yang digunakan adalah validitas isi dan konstruk.Validitas isi bertujuan untuk mengukur instrumen yang digunakan dalam penelitian, semenara validitas konstruk bertujuan untuk mengukur indikator-indikator yang ingin dicapai. Kedua validitas yang digunakan bertujuan agar dapat menghasilkan data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu, validitas yang dilakukan dengan menggunakan caraexpert judgement, yaitu validitas yang ditempuh dengan cara menanyakan atau dikonsultasikan dengan ahli. Validasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1 Perangkat pembelajaran silabus, RPP, Bahan Ajar, LKS dan Evaluasi: a. Silabus b. RPP c. Bahan Ajar d. LKS Validator Rata-rata skor validasi Kriteria Validator I 3, 22 Baik Validator II 3, 11 Baik Validator Rata-rata skor validasi Kriteria Validator I 3, 52 Baik Validator II 3, 38 Baik Validator Rata-rata skor validasi Kriteria Validator I 3, 20 Baik Validator II 3, 00 Baik Validator Rata-rata skor validasi Kriteria Validator I 3, 37 Baik Validator II 3, 37 Baik e. Evaluasi Untuk lebih jelas, hasil terlampir pada halaman 134 2 Instrumen Penelitian Tes: soal-soal uraian diujikan kepada siswa kelas V SDN Balecatur I dan dihitung dengan menggunakan SPSS 18 Lihat lampiran halaman 133-137 Non Tes: kuesioner kerjasama divalidasi oleh dosen PGSD- USD yang mempunyai latar belakang psikologi, dengan hasil sebagai berikut: Untuk lebih jelas, hasil terlampir pada halaman 130.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil Masidjo, 1995: 209. Sedangkan Nunnaly, Allen, Yen dan Anastasi dalam Surapranata 2004: 89-90 menyatakan reliabilitas adalah kestabilan skor yang Validator Rata-rata skor validasi Kriteria Validator I 3, 14 Baik Validator II 3, 00 Baik Validator Rata-rata skor validasi Kriteria Validator 4, 77 Baik diperoleh orang yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari suatu pengukuran ke pengukuran lainnya. Jadi, reliabilitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keajegan atau kemantapan hasil dari hasil dua pengukuran terhadap hal yang sama. Masidjo 1995: 209 menyebutkan suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran, sehingga skor-skor tersebut dari berbagai pengukuran tidak menunjukkan penyimpangan atau perbedaan-perbedaan yang berarti. Pada penelitian ini, untuk menentukan taraf reliabilitas suatu tes digunakan cara empiris atau diujikan di lapangan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode Belah Dua Split- half method dengan rumus Cronbach’s Alpha. Dari pengujian reliabilitas, item soal yang tidak valid juga tidak reliabel.Sementara item soal yang valid, bisa jadi reliabel atau pun juga tidak reliabel.Guna memperoleh taraf reliabilitas suatu test, terlebih dahulu dilakukan perbandingan antara item-item bernomor gasal dan item- item bernomor genap dengan menggunakan rumus Product moment dari Pearson sebagai berikut: Keterangan: : koefisien validitas ∑xy : jumlah hasil kali skor x dan skor y berpasangan ∑x 2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x ∑y 2 : jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y Koefisian reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Kriteria reliabilitas suatu instrumen dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.11: Kriteria Klasifikasi Reabilitas Instrument Masidjo, 1995: 209 Dalam penelitian ini, untuk menentukan taraf reliabilitas suatu tes penelti menggunakan program SPSS 18 dengan tujuan memudahkan, mengoptimalkan serta memperoleh data yang tepat dan akurat dengan bantuan program SPSS 18. hasil lihat lampiran halaman 137. Koefisien Korelasi Kualifikasi 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,20 Rendah Negatif – 0,20 Sangat rendah F. Teknik Analisis Data Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa. Menurut Aqib 2009: 57 untuk menganalisa keberhasilan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, maka dihitung dengan menggunakan statistik sederhana, yaitu sebagai berikut:

1. Penilaian Rata-rata kelas

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang di yang kelas V, sehingga diperoleh nilai rata-rata kelas.Nilai rata-rata ini diperoleh dengan menggunakan rumus: X = Dengan: X = nilai rata-rata Ʃ X = jumlah semua nilai siswa Ʃ N = Jumlah siswa

2. Penilaian untuk Ketuntasan Belajar

Penerapan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI peda penelitian ini dikatakan berhasil dalam meningkatkan prestasi belajar matematika siswa jika memenuhi ketuntasan belajar atau KKM = 60 enam puluh. Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut. P =

3. Analisis PMRI dapat meningkatkan kerjasama antar siswa

Guna menganalisis keberhasilan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI dikatakan dapat meningkatkan kerjasama antar siswa dalam belajar, diukur dengan lembar kuesioner yang telah dilampirkan. Adapun cara untuk menghitung kuesionernya ialah menggunakan langkah-langkah sebagai berikut Ridwan, 2002: 13-15: a. Menentukan kriteria skor yang diperoleh lihat tabel 3.8 hal.45 b. Menjumlahkan skor total kuesioner kerjasama yang diperoleh setiap siswa menggunakan pedoman penskoran yang terdapat pada tabel 3.8 c. Setelah skor total kuesioner siswa dijumlahkan, kemudian dilanjutkan dengan menghitung rata-rata total skor kuesioner kerjasama seluruh siswa kelas V yang diperoleh dengan menggunakan rumus d. Untuk menentukan kriteria tinggi atau rendahnya kerjasama diantara siswa kelas V, maka skor rata-rata yang diperoleh dari perbandingan antara skor kerjasama seluruh siswa dengan jumlah seluruh siswa, di sesuaikan dengan Penilaian Acuan Patokan PAP yang di gunakan oleh Arifin 2011: 235-236 lihat tabel 3.9 hal.46, dengan terlebih dahulu menentukan interval skoryang diperoleh dari pengurangan skor maksimal dengan skor minimal dari pilihan jawaban yang terdapat pada kuesioner. Seperti dijelaskan sebagai berikut: Selanjutnya, interval skor tersebut dijadikan sebagai patokan untuk menghitung interval skor kuesioner kerjasama antar siswa seperti berikut ini. Tabel 3.12: Interval Skor dan Kriteria Kerjasama antar Siswa Rentang Presentasi Skor Interval Skor Kriteria 59 118 Kerjasama Sangat Lemah 60 - 69 120 – 139 Kerjasama Lemah 70 - 79 140 – 159 Kerjasama Cukup 80 - 89 160 – 179 Kerjasama kuat 90 - 100 180 – 250 Kerjasama Sangat kuat Interval skor = skor pilihan jawaban tertinggi -skor pilihan jawaban terrendah Interval skor = 250 -50 = 200 e. Kemudian untuk menentukan persentase kerjasama antar siswa kelas V, digunakan rumus sebagai berikut Ridwan, 2002:13-15: Analisis prestasi dan kerjasama siswa di kelas dilakukan pada tahap refleksi, hasil dari analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjutan dalam siklus selanjutnya. Hasil dari analisis yang telah dilakukan, dapat juga dijadikan sebagai bahan refleksi oleh peneliti guna memperbaiki rancangan pembelajaran, maupun sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan model pembelajaran yang tepat bagi permasalahan yang dialami oleh siswa kelas V pada mata pelajaran matematika. X 100

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN