27
2.3. Prestasi Kerja
2.3.1. Pengertian Prestasi Kerja
Organisais adalah kumpulan orang yang memiliki kompetensi yang berbeda-beda yang saling tergantung antara satu dengan lainnya, yang berusaha
mewujudkan kepentingan bersama mereka dengan memanfaatkan berbagai sumber daya. Pada dasarnya tujuan yang ingin diwujudkan oleh organisasi adalah
mencapai keuntungan. Oleh karena itu diperlukan pegawai-pegawai yang mempunyai prestasi yang tinggi.
Menurut sutrisno 2011:150 yang diterjemahkan oleh Bernardin dan Russel mendefenisikan prestasi kerja sebagai berikut : “ Prestasi Kerja adalah
catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu”.
Menurut Mangkunegara 2002:23 : “Prestasi Kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya”. Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dengan melaksanakan tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu Hasibuan 2008:94. Sedangkan menurut Maier dalam As’ad 2001:63 “
Prestasi Kerja adalah kualitas, kauntitas, waktu yang dipakai, jabatan yang dipegang, absensi, dan keselamatan dalam menjalankan pekerjaan.
Menurut Dharma 1985:21 “Prestasi kerja dibentuk oleh pengharapan dimana setiap orang dalam suatu organisasi melaksanakan tugas sesuai dengan
yang diharapkan darinya. Bila seseorang bekerja dalam suatu organisasi, orang-
Universitas Sumatera Utara
28 orang lain bergantung padanya untuk melakukan hal-hal tertentu. Ketergantungan
ini terungkap baik secara formal maupun secara informal sebagai suatu pengharapan”
2.3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja adalah : 1.
Kemampuan, perangai dan minat seorang. 2.
Kejelasan dan penerima atas penjelasan peranan seorang pekerja. 3.
Tingkat motivasi kerja. Walaupun setiap faktor secara sendiri-sendiri juga mempunyai arti yang
penting, tetapi kombinasi ketiga tersebut sangat menentukan tingkat hasil tiap pekerja, yang pada gilirannya membantu prestasi pegawai secara keseluruhan.
Sutrisno 2011:151 yang diterjemahkan oleh Byar dan Rue mengemukakan adanya dua faktor yang mempengaruhi prestasi kerja yakni faktor
individu dan lingkungan. Faktor-faktor individu yang dimaksud adalah : 1.
Usaha yang menunjukkan sebuah sinergik fisik dan mental yang digunakan dalam menyelenggarakan gerakan tugas.
2. Abilities, yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk melakukan
tugas. 3.
Role task perfection, yaitu segala perilaku dan aktifitas yang dirasa perlu oleh individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Adapun faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi prestasi kerja : 1.
Kondisi Fisik
Universitas Sumatera Utara
29 2.
Peralatan 3.
Waktu 4.
Material 5.
Pendidikan 6.
Supervisi 7.
Desain Organisasi 8.
Pelatihan 9.
Keberuntungan Faktor-faktor lingkungan ini tidak langsung menentukan prestasi kerja
seseorang, tetapi mempengaruhi faktor-faktor individu. Dari penjelasan diatas, dapat dilihat bahwa perilaku seseorang baik itu
dalam organisasi atau instansi pemerintahan merupakan hasil dari interaksi berbagai variabel yaitu individual dan situasional. Oleh karena itu perilaku
individu dapat diukur berdasarkan variabel-variabel yang berhubungan dengannya. Namun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah perilaku itu
sendiri, bukan variabel-variabel yang menyebabkan terjadinya perilaku tersebut. Untuk mengukur perilaku itu sendiri atau sejauh mana individu
berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan organisasi instansi, yaitu prestasi kerja pada umumnya dikaitkan dengan pencapaian hasil dari standar kerja yang
telah ditetap. Didalam penelitian ini pengukuran prestasi kerja diarahkan pada lima
aspek yang merupakan bidang prestasi kunci bagi perusahaan instansi yang bersangkutan.Bidang prestasi kunci tersebut adalah :
Universitas Sumatera Utara
30 1.
Hasil Kerja 2.
Pengetahuan Pekerjaan 3.
Kecekatan Mental 4.
Sikap 5.
Disiplin Waktu dan Absensi Dari uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembahasan
masalah keberhasilan kerja atau prestasi kerja haruslah dilihat dari dua sudut pandangan, yaitu :
1. Harus dilihat aspek-aspek yanng menyangkut kriteria pengukuran
keberhasilan kerja yang merupakan sasaran akhir dari suatu pelaksanaan pekerjaan.
2. Perilaku dari individu itu sendiri dalam usaha untuk mencapai
keberhasilan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Menurut Tika 2005:121 mendefenisikan kinerja pegawai sebagai hasil-
hasil fungsi pekerjaankegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam
periode waktu tertentu. Adapun yang menjadi dimensi pada kinerja pegawai yaitu perilaku yang harus dilakukan oleh para pegawai sebagai perwujudan dari tugas
dan beban kerja yang diberikan perusahaan kepada pegawai, antara lain : a.
Kuantitas kerja adalah banyaknya pekerjaan yang dapat diselesaikan olehpegawai, maka dapat diketahui tingkat kompetensi, ketepatan waktu,
dan target pegawai tersebut dalam melakukan pekerjaannya.
Universitas Sumatera Utara
31 b.
Kualitas kerja menunjukkan sejauh mana kemampuan seorang pegawai dalam memberi hasil yang optimal yang dapat diraih dari ketepatan kerja,
ketelitian kerja dan kerapian pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai.
2.3.3. Arti Penting dan Tujuan Penilaian Prestasi Kerja