Identitas Lembaga Deskripsi Lokasi Penelitian
53
Indonesia diharapkan akan membantu penduduk miskin, yang menurut BPS pada bulan Maret 2012 penduduk miskin di Indonesia berjumlah
29,8 juta jiwa. Menurun dari tahun kemarin yang jumlahnya 30,2 juta penduduk Indonesia masih dalam keadaan miskin. Dengan demikian
pelaksanaan PKH secara berkesinambungan setidaknya hingga tahun 2015 akan mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium
Millennnium Development Goals atau MDGs. Setidaknya terdapat 5 komponen MDGs yang akan dicapai oleh PKH, yaitu pengurangan
penduduk miskin dan kelaparan, pendidikan dasar, kesetaraan gender, pengurangan angka kematian bayi dan balita, dan pengurangan
kematian ibu melahirkan. Dalam PKH, bantuan akan diberikan kepada rumah tangga
sangat miskin KSM dengan persyaratan yang dikaitkan dengan upaya peningkatan sumber daya manusia seperti pendidikan, kesehatan dan
gizi. Untuk jangka pendek, bantuan ini akan membantu beban pengeluaran KSM. Sedangkan untuk jangka panjang, dengan
mensyaratkan keluarga penerima untuk menyekolahkan anaknya, melakukan imunisasi balita, memeriksakan kandungan bagi ibu hamil,
dan perbaikan gizi, diharapkan akan memutus rantai kemiskinan antar generasi. Disamping itu PKH akan mengembangkan programnya untuk
meningkatkan KSM melalui pendampingan usaha sehingga diharapkan RTSM akan memiliki pendapatan sendiri yang layak.
54
Tingkat kemiskinan suatu rumah tangga secara umum terkait dengan tingkat pendidikan dan kemiskinan. Rendahnya penghasilan
keluarga sangat miskin menyebabkan keluarga tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan, untuk tingkat minimal
sekalipun. Pemeliharaan kesehatan ibu sedang sedang mengandung pada keluarga sangat miskin sering tidak memadai sehingga
menyebabkan buruknya kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan atau bahkan kematian bayi. Angka kematian bayi pada kelompok penduduk
berpendapatan terendah pada tahun 2003 adalah 61 persen, sedangkan pada kelompok berpendapatan tertinggi tinggal 17 persen SDKI 2003.
Angka kematian ibu di Indonesia juga tinggi, yaitu sekitar 310 wanita per 100 ribu kelahiran hidup, atau tertinggi di Asia Tenggara.
Tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh tidak adanya kehadiran tenaga medis pada kelahiran, fasilitas kesehatan yang tidak
tersedia pada saat dibutuhkan tindakan, atau masih banyaknya rumah tangga miskin yang lebih memilih tenaga kesehatan tradisional daripada
tenaga medis lainnya. Rendahnya
kondisi kesehatan
keluarga sangat
miskin berdampak pada tidak optimalnya proses tumbuh kembang anak,
terutama pada usia 0-5 tahun. Gizi kurang berdampak buruk pada produktivitas
dan daya
tahan tubuh
seseorang sehingga
menyebabkannya terperangkap dalam siklus kesehatan yang buruk. Seringnya tidak masuk sekolah karena sakit dapat menyebabkan anak
55
putus sekolah. Kondisi kesehatan dan gizi mereka yang umumnya buruk juga menyebabkan mereka tidak dapat berprestasi di sekolah.
Sebagian dari anak-anak keluarga sangat miskin ada juga yang sama sekali tidak mengenyam bangku sekolah karena harus membantu
mencari nafkah. Berbagai indikator di atas menunjukkan bahwa pemenuhan
kebutuhan dasar, khususnya bidang pendidikan dan kesehatan, terutama bagi KSM perlu ditingkatkan sejalan dengan upaya pemerintah
membangun sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan serta meluncurkan program-program yang ditujukan bagi keluarga miskin.
Masih banyaknya KSM yang tidak mengakses dan memperoleh manfaat dari program-program tersebut disebabkan oleh akar
permasalahan yang terjadi baik pada sisi KSM demand maupun sisi penyedia pelayanan supply.
Pemenuhan hak atas kebutuhan dasar sesungguhnya merupakan bagian dari jaminan sosial, yang merupakan komponen hak asasi bagi
seluruh warga megara untuk memperoleh kesejahteraan. Keberadaan jaminan sosial semakin relevan dalam kehidupan kelompok masyarakat
miskin karena mereka seringkali dihadapkan pada ketidakpastian yang menghambat pelaksanaan fungsi sosialnya.Jaminan sosial juga
merupakan bentuk perlindungan dan pemeliharaan taraf kesejahteraan bagi warga yang miskin, terutama dengan kemiskinan kronis. Dalam
hal ini, UUD 1945 Pasal 34 ayat 2 mengamanatkan bahwa “Negara