Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Hubungan Kelarutan s dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan sangat disenangi siswa. Penelitian lain yang berjudul Peningkatan Hasil belajar Kimia dengan Pendekatan Modification of Reciprocal Teaching Pokok Materi Larutan Penyangga Siswa Kelas XI IPA Semester II SMA Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 20052006 yang dilakukan oleh Ratnasari tahun 2006 di SMA Teuku Umar Semarang menyatakan bahwa ada peningkatan hasil belajar kimia yang signifikan dengan menggunakan pendekatan Modification of Reciprocal Teaching pada pokok materi larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Teuku Umar Semarang tahun pelajaran 20052006. Nilai kimia rata-rata kelas sebelum penelitian ini dilakukan ialah 6,01 dengan persentase siswa yang mendapat nilai dibawah 6 sebesar 60. Kemudian setelah dilaksanakan penelitian dalam siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 6,46 dengan rincian 53,85 siswa yang tuntas. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 6,92 dengan rincian 69,23 siswa yang tuntas.

2.6 Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

2.6.1 Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelarutan solubility suatu zat adalah jumlah maksimum mol atau gram zat yang dapat larut dalam volum pelarut tertentu dan pada suhu tertentu hingga membentuk kesetimbangan larutan. Satuan kelarutan dinyatakan dalam mol L -1 atau M, dapat dirumuskan: s n V L g Mr v mL Keterangan: s = kelarutan molLiter n = jumlah mol v = volume larutan mL g = massa zat terlarut gram Mr = massa molekul relatif zat terlarut Ksp disebut sebagai konstanta hasil kelarutan solubility product constant yaitu hasil kali konsentrasi tiap ion dipangkatkan dengan koefisien masing- masing. Ksp senyawa CaF 2 dan AlOH 3 ialah: CaF 2 s Ca 2+ aq + 2F - aq Ksp CaF 2 = [Ca 2+ ] [F - ] 2 AlOH 3 s Al 3+ aq + 3OH - aq Ksp AlOH 3 = [Al 3+ ] [OH - ] 3 Ksp senyawa dapat ditentukan dari percobaan laboratorium dengan mengukur kelarutan massa senyawa yang dapat larut dalam tiap liter larutan sampai keadaan tepat jenuh. Kemampuan pelarut telah maksimum untuk melarutkan atau mengionkan zat terlarut. Kelebihan zat terlarut walaupun sedikit akan menjadi endapan. Larutan tepat jenuh dapat dibuat dengan memasukkan zat kelarutan sehingga lewat jenuh. Endapan disaring dan ditimbang untuk menghitung massa yang terlarut.

2.6.2 Hubungan Kelarutan s dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan

Perhatikanlah kembali kesetimbangan yang terjadi dalam larutan jenuh Ag 2 CrO 4 Ag 2 CrO 4s 2Ag + aq + CrO 4 2- aq Konsentrasi kesetimbangan yang ion Ag + dan ion CrO 4 2- dalam larutan jenuh dapat dikaitkan dengan kelarutan Ag 2 CrO 4 , yaitu sesuai dengan stokiometri reaksi perbandingan koefisien reaksinya. Jika kelarutan Ag 2 CrO 4 dapat dinyatakan dengan s, maka konsentrasi ion Ag + dalam larutan itu sama dengan 2s dan konsentrasi CrO 4 2- sama dengan s. Ag 2 CrO 4s 2Ag + aq + CrO 4 2- aq s 2s s Dengan demikian, nilai tetapan hasil kali kelarutan Ksp Ag 2 CrO 4 dapat dikaitkan dengan nilai kelarutannya s sebagai berikut: Ksp Ag 2 CrO 4 = [Ag + ] 2 [CrO 4 2- ] = 2s 2 s = 4s 3 Secara umum, hubungan antara kelarutan s dengan tetapan hasil kali kelarutan Ksp untuk elektrolit A x B y dapat dinyatakan sebagai berikut: A x B ys xA y+ aq + yB x- aq s xs ys Ksp A x B y = [A y+ ] x [B x- ] y = xs x ys y = x x y y s x+y Utami, 2009: 208

2.6.3 Pengaruh Ion Senama dalam Kelarutan