4.4 Kesalahan yang Sering Dilakukan
Dari  data-data  yang  terkumpul,  dapat  diketahui  bahwa    tingkatan kesalahan  dalam  pelafalan  fonem  dalam  soal  berbentuk  kata  dan  kalimat,
pemenggalan, dan intonasi final yang ≥ 50  adalah sbb:
1. Pada soal berbentuk kata.
a. Fonem [ε]: pada kata être 50 ,
pada kata palmarès  96,9  , b.
Fonem [ø]: pada kata feu 53,1 , c.
Fonem [ɛ ]: pada kata intimer 56,3 , : pada kata impoli 50 , dan
d. Fonem [v] pada kata voler 53,1
Pada  poin  a,  kesalahan  siswa  diasumsikan  karena  kekurangtelitian  siswa dalam  membedakan  antara  fonem  [
ε]  dan  [e].  Sedangkan  pada  poin  b,c,  dan  d, kesalahan siswa diasumsikan karena teknik pelafalan yang berbeda dengan fonem
bahasa Indonesia. 2.
Pada soal berbentuk kalimat. a. Fonem [j] 53,1 ,
b. Fonem [ ə] 59,4 ,
c. Fonem [ø] 93,8 , d. Fonem [y] 81,3 ,
e. Fonem [v] 59,4 , dan f. Fonem [
ɲ] 71,9 , Pada  poin  a,  kesalahan  siswa  diasumsikan  karena  kekurangtelitian  siswa
dalam  membaca  fonem  [j]  yang  dalam  bahasa  Indonesia  seperti  [i]  yang  dibaca sedikit lebih panjang.
Pada  poin  b,  kesalahan  siswa  diasumsikan  karena  kekurangtelitian  siswa dalam membedakan antara fonem [
ə] dan [e]. Pada poin c, d, dan e, kesalahan siswa diasumsikan karena teknik pelafalan
yang berbeda dengan fonem bahasa Indonesia. Pada  poin  f,  kesalahan  siswa  diasumsikan  karena  kekurangtelitian  siswa
dalam  melafalkan  fonem  [ ɲ]  yang  dalam  bahasa  Indonesia  sama  dengan  fonem
[ny].  Kebanyakan  siswa  melafalkannya  seperti  yang  tertulis  apa  adanya  pada contoh.
3. Pada  pemenggalan  dan  intonasi  final,  kesalahan  yang  ditemukan  tidak  lebih
dari 50. Pada  poin  pemenggalan  dan  intonasi  final,  kesalahan  siswa  diasumsikan
karena  siswa  lebih  berkonsentrasi  pada  aspek  pelafalan  saja.  Siswa  berusaha melafalkan  fonem  dengan  baik  tanpa  memperhatikan  aspek  pemenggalan  dan
intonasi final.
72
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab ini disampaikan simpulan dan saran tentang  kefektifan metode SAS  dalam  pembelajaran  membaca  nyaring  bahasa  Prancis  pada  siswa  kelas  X
SMAN 1 Jepara.
5.1 Simpulan
Bedasarkan  hasil  penelitian  kefektifan  metode  SAS  dalam  pembelajaran membaca  nyaring  bahasa  Prancis  pada  siwa  kelas  X  SMAN  1  Jepara,  dapat
diketahui  nilai  rata-rata  siswa  adalah  82,  dengan  nilai  tertinggi  96  dan  terendah 52
. Nilai rata-rata untuk masing-masing kriteria adalah sbb:
a. Nilai rata-rata pelafalan fonem dalam soal berbentuk kata adalah 83.
b. Nilai rata-rata pelafalan fonem dalam soal berbentuk kalimat adalah 70.
c. Nilai rata-rata pemenggalan adalah 97.
d. Nilai rata-rata intonasi final adalah 84.
Secara  keseluruhan,  nilai  rata-rata  yang  dicapai  siswa  adalah  82 ≥  75
KKM di SMAN 1 Jepara, sehingga Metode SAS dalam Pembelajaran Membaca Nyaring  pada  Siswa  Kelas  X  SMAN  1  Jepara,  dikatakan  efektif.  H
a
:  “Metode