3. Fonem [u]
Fonem [u]; posisi lidah sama seperti halnya mengucapkan [y] namum bentuk labial bibir yang tetap bundar sedikit ditarik ke belakang, seperti dalam
oublie [ubli], souci [susi] dan gout [gu].
b. Vokal Oral dengan Getaran Bunyi Ganda
Vokal oral dengan getaran bunyi ganda plus d’un seul timbre antara satu
dengan yang lain memiliki karakterisasi sebagai berikut;
1. Getaran Bunyi Ganda [ɛ] dan [e]
Untuk bunyi [ ɛ] dalam sel, père, tête, dan aime, serta bunyi vokal tertutup
voyelle fermée untuk bunyi [e] dalam ces, thé, dan chez.
2. Getaran Bunyi Ganda [ɔ] dan [o]
Untuk bunyi [ ɔ] dalam sol, port, dan corps, serta bunyi vokal tertutup
voyelle fermée unutk bunyi [o] dalam seau, pot, dan ôte.
3. Getaran Bunyi Ganda [œ], [ø], dan [ə]
Untuk bunyi [œ] dalam seul, peux, dan cœur, serta vokal tertutup voyelle fermée untuk bunyi [ø] dalam ceux, peu, dan
nœud, dan yang satu lagi yakni e mati e caduc untuk bunyi [
ə] dalam ce, le, dan petit.
4. Getaran Bunyi Ganda [a] dan [ɑ]
Untuk bunyi [a] dalam pat dan ɑ, serta bunyi vokal belakang voyelle
postérieure untuk bunyi [ ɑ] dalam pâte dan pas.
Pelafalan berbagai jenis vokal oral dengan getaran bunyi ganda, secara teknis dapat dilakukan dengan pola melakukan aktivitas organ produksi bunyi
vokal dengan menggerakkan dorsal bagian belakang lidah ke arah langit-langit, sehingga terbentuklah suatu rongga Verhaar 1992 : 20.
a. Teknik Pelafalan Vokal Oral dengan Getaran Bunyi Ganda
1. Fonem [ ɛ]
Fonem [ ɛ] ; posisi labial bibir melebar tidak bundar, apikal ujung lidah
mendekat ke arah dental inferior gigi bagian bawah sedangkan dorsal pangkal lidah terbuka agak menurun, seperti dalam terre [t
ɛ:r], sec [sɛk], dan belle [bɛl].
2 Fonem [e]
Fonem [e] ; posisi labial bibir melebar tidak bundar seolah-olah dalm posisi tersenyum, ujung lidah mendekat pada dental inferior gigi bagian bawah
dan dorsal pangkal lidah naik sedikit tertutup, seperti dalam aller [ale], vallée [vale], dan poignée [pwa
ɲe].
3 Fonem [ɔ]
Fonem [ ɔ] ; posisi labial bibir bundar dan terbuka, posisi rahang menurun
sehingga terbentuk rongga agak lebar, apikal ujung lidah ditarik ke belakang dan
dorsal pangkal lidah menurun sedikit terbuka, seperti dalam or [ ɔ:r], port [pɔr],
dan vogue [v ɔg].
4 Fonem [o]
Fonem [o] ; posisi labial bibir tetap bundar sedikit terbuka, posisi rahang naik, apikal ujung lidah ke atas sehingga ruangan rongga sedikit menyempit,
seperti dalam eau [o], chaud [
ʃo], dan numéro [nymero].
5 Fonem [œ]
Fonem [œ] ; posisi labial bibir tetap bundar dan terbuka, rahang bagian bawah sedikit menjulur ke depan, apikal ujung lidah mendekat pada denta
inferior gigi bagian bawah, dan dorsal pangkal lidah menurun sehingga ruang rongga mulut terbuka seperti dalam neuf
[nœf], heure [œ:r], dan feuille [fœj],
6 Fonem [ø]
Fonem [ø] ; posisi labial bibir tetap bundar dan terbuka, namun rahang superior rahang bagian atas menjulur ke depan, apikal ujung lidah berada
antara dental superior dan inferior gigi bagian atas dan bawah, dorsal pangkal lidah sedikit ke atas sehingga ruang rongga mulut sedikit menyempit, seperti
dalam deux [dø], yeux [jø], dan bleu [blø].
7 Fonem [ə]
Fonem [ ə] ; posisi labial bibir tetap bundar dan terbuka tidak menjulur ke
depan juga tidak ke belakang, apikal ujung lidah sedikit naik pada posisi di
tengah antara dental dan superior dan inferior gigi atas dan bawah dan dorsal pangkal lidah sedikit menurun. Le
ə caduc e mati ini bisa ditranskripkan opsional seperti dalam je vois [
ʒəvwa] atau [ʒvwa], refuse [rəfy:z] atau [rfyz], namun merupakan keharusan seperti dalam dehors [d
ə:r], prenez ça [prənesa].
2. Vokal Sengau
Terbentuknya bunyi vokal sengau Prancis ini merupakan hasil dari proses keluarnya udara melalui dua saluran yaitu sebagian dari mulut dan sebagian dari
hidung. Dalam bahasa Prancis hanya dikenal empat jenis vokal sengau, yakni [
], [
ɔ ], [ɛ ], dan [œ ], dan warna bunyi keempat jenis itu pada dasarnya berasal dari vokal oral [
], [ɔ], [ɛ], dan [œ] yang karekteristiknya sebagaimana dijelaskan di atas yakni memiliki getaran bunyi ganda. Atas dasar warna dari vokal oral dengan
getaran bunyi ganda tersebut, untuk mendapatkan nasalisasi keempat jenis vokal oral tadi adalah dengan cara membiarkan udara keluar melalui dua saluran yakni
sebagian melalui rongga mulut dan sebagian melalui rongga hidung. Untuk mengetahui secara rinci karakterisasi bunyi sengau dapat ditengarai
melalui bentukan berbagai vokal oral yang diikuti oleh konsonan n. Selain itu, bunyi sengau juga bisa ditengarai pula melalui berbagai vokal oral yang diikuti
oleh konsonan m bilamana terletak di depan konsonan b atau p. Dua konsonan itu biasanya dalam bentuk tulisan orthographiquement yang ditujukan
dalam ejaan n atau m.
Karakterisasi lebih rinci dari keempat jenis bunyi sengau tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Fonem [ ]