Rerata  laju  pertambahan  luas  daun  L.  speciosa  terpolusi  lebih  tinggi  dan berbeda  nyata  dari  kontrol,  sehingga  jenis  ini  termasuk  jenis  toleran  terhadap
pencemar udara.  Rerata RGR P. indicus, D. regia, dan S. macrophylla terpolusi tidak  berbeda  dengan  kontrol,  sehingga  ketiga  jenis  tersebut  termasuk  jenis
tanaman dengan toleransi sedang.  Rerata RGR G. arborea, C. burmannii, dan M. elengi
terpolusi  lebih  rendah  dan  berbeda  nyata  dengan  kontrol,  sehingga  ketiga jenis tersebut termasuk jenis tidak toleran terhadap pencemar udara.
4.2.4.   Parameter Fisiologi Tanaman
Toleransi  tanaman  terhadap  bahan  pencemar  dapat  dilihat  dari  beberapa parameter  fisiologi  yaitu  asam  askorbat,  kandungan  klorofil  total,  pH  ekstrak
daun, dan kadar air Singh et al., 1991.
Asam askorbat
Hasil  analisis  ragam  menunjukkan  terdapat  beda  nyata  antar  jenis  tanaman p  =  0.0001,  namun  interaksi  antara  jenis  tanaman  dan  lokasi  pencemaran  tidak
berbeda nyata p = 0.37, Lampiran 17. Tabel 20 memperlihatkan asam askorbat total 8 jenis tanaman jalur hijau jalan  bervariasi antara 4.031-20.43 mg g
-1
bobot kering daun. Hasil ini menunjukkan kandungan asam askorbat bersifat khas untuk
tiap jenis tanaman.
Klorofil
Klorofil  merupakan  bagian  dari  daun  yang  berperan  di  dalam  proses fotosíntesis.  Klorofil total antar jenis jenis tanaman berbeda nyata p =  0.0001,
tetapi tidak terdapat interaksi antara jenis tanaman dan lokasi p = 0.37, Lampiran 18.  Kandungan klorofil bervariasi antara 2.56
– 4.31 mg g
-1
daun. Klorofil total dari  C.  burmanii  dan  C.  sumatrana  paling  rendah  dibandingkan  keenam  jenis
lainnya Tabel 20.
Kadar air
Tabel 20 memperlihatkan  kadar air daun antar jenis tanaman berbeda nyata p  =  0.0001.    Mimusops  elengi  mempunyai  kadar  air  terendah  55.64
dibandingkan  ketujuh  jenis  lainnya.    Pterocarpus  indicus,  C.  sumatrana,  dan  G. arborea
mempunyai kadar air yang relatif sama 67.55-68.44. Rerata kadar air
daun  tanaman  kontrol  dan  terpolusi  berbeda  nyata  p  =  0.01,  tetapi  interaksi antara  jenis  tanaman  dan  lokasi  tidak  berbeda  nyata  p  =  0.15  Lampiran  19.
Rerata kadar air daun tanaman terpolusi lebih tinggi dibandingkan kontrol Tabel 20.
Tabel 20.  Kandungan  asam askorbat total, klorofil total, dan kadar air daun 8 jenis tanaman jalur hijau jalan
Jenis tanaman Asam askorbat
total mg g
-
daun. Klorofil total
mg g
-1
daun Kadar air
daun P. indicus
7.08 d 4.08 a
68.44 a L. speciosa
4.31 e 2.93 c
57.71 c C. sumatrana
8.66 cd 2.56 d
68.77 a D. regia
20.43 a 4.12 a
66.64 ab G. arborea
9.86 c 2.90 c
67.55 a C. burmanii
9.25 c 2.45 d
56.93 c S. macrophylla
7.47 d 4.31 a
63.88 b M. elengi
13.65 b 3.39 b
55.64 c
Angka  dalam  kolom  yang  sama  diikuti  huruf  yang  sama  menunjukkan  tidak  berbeda  nyata berdasarkan Uji Selang berganda Duncan pada taraf α=5
Tabel 21.  Rerata kadar air tanaman kontrol dan terpolusi Rerata kadar air
daun Kontrol
Terpolusi 61.64 b
64.76 a
Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Selang berganda Duncan pada taraf α=5
pH ekstrak daun
Hasil  analisis  ragam  menunjukkan  terdapat  interaksi  antara  jenis  tanaman dan  lokasi  terhadap  pH  daun  p    =  0.0002,  Tabel  22,  Lampiran  20.  Respon  pH
daun terhadap perbedaan lokasi pencemaran bervariasi.  Pada kondisi terpolusi pH daun P. indicus 5.8, C. sumatrana 4.8 G. arborea 5.7, S. macrophylla 5.5,
dan M. elengi 5.1 lebih tinggi daripada tanaman kontrol, masing-masing adalah 5.5,  4.1,  5.4,  5.3,  dan  4.5.    Nilai  pH  daun  L.  speciosa,    D.  regia  terpolusi  tidak
berbeda  nyata  dengan  kontrol,  sementara  pada  C.  burmanii  terpolusi  4.7  lebih rendah dari kontrol 4.9 meskipun tidak berbeda nyata.
Tabel 22.  Interaksi antara jenis tanaman dan lokasi pencemaran terhadap pH daun
Jenis tanaman Sindangbarang
kontrol Jagorawi
terpolusi P. indicus
5.5 bc 5.8 a
L. speciosa 4.2  h
4.3 h C. sumatrana
4.1  h 4.8 f
D. regia 5.1 de
5.2 d G. arborea
5.4  c 5.7
ab C. burmanii
4.9 fg 4.7 fg
S. macrophylla 5.3 cd
5.5 bc M. elengi
4.5 g 5.1 e
Angka dalam kolom yang sama  diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Selang
berganda Duncan pada taraf α=5
Derajat  keasaman  pH  daun  dapat  menjadi  indikator  toleransi  tanaman karena  pH  berperan  penting  dalam  berbagai  reaksi  fisiologi  tanaman.    Hartung
dan  Radin  1989  menyatakan  bahwa  pH  merupakan  media  respon  fisiologi terhadap kondisi stres.
4.2.5.  Toleransi Tanaman Berdasarkan APTI Singh, et al., 1991.