Selanjutnya dikemukakan oleh Misawa et al. 1993 diacu dalam Patra 2002 bahwa laju penyerapan NO
2
pada setiap tanaman berbeda menurut spesiesnya. Pada tanaman evergreen dan deciduous gugur daun terdapat
perbedaan kecepatan distribusi nitrogen yang berasal dari NO
2
yang diserap daun. Distribusi nitrogen dari daun ke batang dan akar pada tanaman evergreen lebih
cepat dibanding tanaman deciduous. Untuk mengetahui penyerapan gas NO
2
dari udara digunakan gas NO
2
berlabel
15
N isotop
15
N. Penggunaan isotop
15
N membantu dalam penelitian penyerapanfiksasi nitrogen melalui akar atau daun, sehingga dapat dibedakan
apakah nitrogen berasal dari tanah ataupun udara. Serapan gas NO
2
dapat diketahui dengan menganalisis kandungan
15
N dalam jaringan tanaman. Lebih lanjut dikatakan bahwa untuk menguji serapan gas NO
2
pada berbagai tanaman digunakan kondisi yang optimum untuk penyerapan, yaitu suhu 30
º C, intensitas cahaya 1000 lux dan kelembaban relatif 60. Konsentrasi gas NO
2
yang digunakan sebesar
sebesar 3 ppm ml per 1000 l Nasrullah, 1997.
2.5. Reaksi NO
2
dalam Tanaman
Gas NO
2
masuk ke dalam tanaman terutama melalui stomata Marchner, 1986. Nitrogen dioksida bersifat mudah larut dan dalam fase cair pada ruang
apoplastik segera mengalami konversi Yoneyama et al., 1979; Rennernberg Geßler, 1999 dan menghasilkan reactive oxygen species ROS yang dapat
merusak beberapa komponen sel seperti membran, klorofil, dan protein Langebartels et al., 2002. Reaksi ini dapat dicegah melalui aktivitas antioksidan
atau enzim oksidatif yang terdapat di dalam ruang apoplastik dan simplastik dari sel Noctor Foyer, 1998. Böhm et al.
1998 menyatakan bahwa β karoten bersama-sama dengan vitamin C dan vitamin E melindungi sel dari kerusakan
akibat paparan NO
2
.
2.6. Asam Askorbat
L-asam askorbat vitamin C merupakan vitamin penting dalam diet manusia dan tersedia melimpah dalam jaringan tanaman Loewus Loewus,
1987; Smirnoff, 1996; Smirnoff Wheeler, 2000; Noctor Foyer, 2005. Daun-
daun hijau mengandung askorbat sama banyaknya dengan klorofil. Askorbat berperan penting dalam beberapa proses fisiologis tanaman diantaranya adalah
pertumbuhan, diferensiasi, dan metabolisme. Selain itu askorbat juga berfungsi sebagai pereduktor untuk beberapa radikal bebas sehingga dapat meminimalkan
kerusakan yang disebabkan oleh oxidative stress Mc Kersie Leshem, 1994. Askorbat dapat ditemukan dalam kloroplas, sitosol, vakuola, dan ruang
ekstra seluler sel. Sekitar 20-40 askorbat di dalam mesofil berada dalam kloroplas. Kloroplas mengandung banyak enzim yang dapat mereduksi askorbat
dari bentuk teroksidasi Mc Kersie Leshem, 1994. Askorbat disintesis dari D-glukosa. Sebagai anti oksidan askorbat akan
bereaksi dengan superoksida, hidrogen peroksida atau radikel tocoperoksil membentuk asam monodehidroaskorbat dan atau asam dehidroaskorbat. Bentuk
tereduksi ini
akan kembali
membentuk askorbat
dengan bantuan
monodehidroaskorbat reduktase dan dehidroaskorbat reduktase. Dehidroaskorbat tidak stabil pada pH 6 dan akan terurai menjadi tartrat dan oksalat. Untuk
mencegah hal ini, dehidroaskorbat tereduksi secara cepat oleh dehidroaskorbat reduktase menggunakan ekuivalen pereduksi dari glutathione GSH Gambar 2.
Gambar 2. Sintesis dan degradasi L-asam askorbat dalam jaringan tanaman McKersie Leshem, 1994
2.7. Jenis tanaman