d dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi;
e dapat mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi;
f dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan;
g dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan
definisipengertian metode
pembelajaran yang
dikemukakan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara yang dilakukan oleh guru agar terjadi proses belajar pada
diri siswa untuk mencapai tujuan.
2.1.4 Metode Pembelajaran Membaca Permulaan
Dalam pembelajaran membaca permulaan, ada beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain Akhadiah, dkk. 1992:32-36:
1 Metode Abjad
Metode ini merupakan metode yang sangat tua. Dengan metode ini pelajaran dimulai dengan pengenalan abjad ”a”, ”be”, ”ce” dan seterusnya. Guru
sering mengajarkan melalui lagu ABC. Metode ini seringkali menimbulkan kecenderungan mengeja, yaitu membaca huruf demi huruf.
2 Metode Bunyi
Pelaksanaannya hampir sama dengan metode abjad. Tetapi huruf-huruf tidak disebut dengan nama abjadnya, melainkan dengan bunyinya misalnya”el”,
”em”, ”en” , ”er” dan seterusnya. Metode ini mempunyai kelemahan yang sama dengan metode abjad yaitu kencenderungan untuk mengeja.
3 Metode Kupas Rangkai Suku Kata
Metode ini dimulai dengan pengenalan beberapa suku kata. Setelah siswa mampu membacanya, suku-suku kata itu dirangkai menjadi kata-kata dengan
menggunakan kata penghubung. 4
Metode Kata Lembaga Siswa belajar membaca melalui kata-kata. Kepada mereka diperkenalkan
beberapa kata. Salah satu diantaranya merupakan kata lembaga, yaitu kata yang dikenal oleh siswa.
5 Metode Global
Mula-mula siswa diperkenalkan beberapa kalimat. Setelah mereka dapat membacanya salah satu kata diambil untuk diuraikan menjadi kata kemudian suku
kata dan akhirnya menjadi huruf. Penerapan metode ini seringkali mengakibatkan kecenderungan menghapal kalimat, bukan membaca kalimat.
6 Metode SAS
Dalam metode ini dibagi menjadi dua tahap yaitu tanpa buku dan dengan menggunakan buku.
a Periode membaca permulaan tanpa buku terdiri atas:
1 merekam bahasa anak yaitu merekam kalimat yang diucapkan siswa. Kalimat
itulah yang akan digunakan sebagai pola dasar pengajaran.
2 bercerita dengan gambar yaitu cerita dengan menggunakan gambar. Pemilihan
gambar harus seksama. Gambar tersebut harus menarik. Guru dapat menggunakan gambar tersebut untuk bercerita. Melalui pancingan dari guru,
siswa dapat mengemukakan kalimat yang berhubungan dengan gambar. 3
membaca gambar yaitu dengan cara menunjukkan gambar pada siswa dengan tulisan dibawahnya. Jadi siswa dapat membaca gambar.
4 membaca gambar dengan kartu kalimat yaitu menggunakan kartu kalimat yang
disertakan pada gambar akan menarik perhatian siswa. Jadi siswa dapat membaca secara keseluruhan tulisan yang berbeda untuk setiap gambar.
5 proses struktural yaitu dengan menggunakan gambar-gambar yang memadu
pada kartu kalimat dihilangkan. Siswa mulai membaca kalimat secara struktural atau global.
6 proses analitik yaitu dengan menggunakan kalimat diurai menjadi kata, suku
kata dan huruf. Siswa mampu mengenali huruf. 7
proses sintetik dilakukan setelah mengenali huruf dalam kalimat, maka huruf digabungkan lagi menjadi kalimat.
b Periode membaca permulaan dengan buku
Berdasarkan penjelasan berbagai metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan, penulis memilih metode SAS tahap tanpa
buku yaitu membaca gambar menggunakan kartu gambar dengan card sort sortir kartu
2.1.5 Metode Card Sort Sortir Kartu