siklus I dan siklus II. Pada siklus I diperoleh rata-rata nilai 57. Pada siklus II rata- rata nilai meningkat menjadi 70. Seluruh siswa mendapat nilai 60 atau lebih
dengan ketuntasan klasikal mencapai 100. Ketuntasan belajar telah tercapai. Kajian empiris di atas bisa digunakan sebagai pendukung dalam penelitian
tindakan kelas yang akan dilakukan oleh peneliti.
2.3 Kerangka Berpikir
Kondisi awal yang menjadi latar belakang harus diadakan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas I SD Kebon Dalem 2 Tembalang Semarang
adalah guru kurang terampil dalam menggunakan variasi metode pembelajaran dan kurang optimal dalam penggunaan media pembelajaran dalam menyampaikan
materi. Sehingga berdampak pada keterampilan membaca siswa yang masih kurang. Keterampilan membaca siswa menjadi kurang lancar, belum bervariasi
intonasinya, lafal kurang jelas dan bersuara pelan. Kurangnya keterampilan membaca yang dimiliki membuat siswa menjadi kesulitan dalam pembelajaran
mata pelajaran lain. Melalui observasi dan kolaborasi dengan observer didapat penyebab masalah dari kesulitan membaca permulaan adalah guru yang kurang
inovatif dan kurang optimal dalam menggunakan media yang menyebabkan pembelajaran menjadi monoton dan kurang menarik minat siswa
Penerapan metode card sort dan media kartu gambar merupakan perwujudan dari upaya mengatasi permasalahan pembelajaran membaca
permulaan, baik dari segi guru maupun segi siswa. Dari segi guru, cara mengajar guru yang kurang inovatif serta penggunaan media kurang optimal sehingga
berdampak pada kurangnya minat, motivasi dan kemauan siswa pada pelajaran
bahasa Indonesia khususnya pembelajaran membaca permulaan yang berakibat pada rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia. Hal tersebut juga berdampak pada
mata pelajaran lain. Melalui metode card sort dan media kartu gambar siswa dilibatkan secara
langsung baik aspek fisik, emosional, dan intelektualnya. Dari aspek fisik karena siswa aktif bergerak dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari kartu yang
dibutuhkan guna melengkapi satu kategori kartu yang masih belum lengkap. Dari aspek emosional karena mereka harus bekerjasama dalam kelompok untuk
menyelesaikan tugas melengkapi kartu gambar pada setiap kategori. Saling bertoleransi menghargai pendapat teman dalam kelompok serta melatih sikap
pengendalian diri sehingga tidak memaksakan pendapat pada teman dalam kelompok. Dari aspek intelektual karena mereka harus tepat memilih kartu yang
sesuai dengan kategori yang dimaksud sehingga menjadi satu set kartu yang lengkap dan benar.
Dengan terlibat secara langsung, aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran akan meningkat. Dengan demikian diharapkan hasil belajar
siswa pun meningkat karena siswa menjadi aktif, termotivasi dan bersemangat. Dengan mengaktifkan seluruh indera, pembelajaran akan semakin menarik
sehingga meningkatkan minat belajar siswa. Minat belajar yang meningkat akan meningkatkan pula hasil belajar siswa.
Dari uraian yang mendasari pemikiran tersebut, peneliti memperoleh alur berpikir dalam penelitian tindakan kelas ini, seperti pada bagan 2.1
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
D
KONDISI AWAL GURU
1. Cara mengajar yang kurang inovatif terutama dalam pembelajaran
membaca 2.
Kurang menggunakan media pembelajaran 3.
Dalam pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan saja
SISWA
1. Mudah bosan dan kurang berminat karena pembelajaran yang kurang
menarik 2.
Cenderung pasif karena hanya mendengarkan saja 3.
Kurang terampil membaca sehingga tidak berani tampil dan kurang percaya diri, akibatnya hasil belajar membaca rendah
4. Keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SD Kebon Dalem 2 rendah
DAMPAK
1. Keterampilan guru dalam pembelajaran meningkat
2. Keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SD Kebon Dalem 2
meningkat 3.
Aktivitas siswa kelas I dalam pembelajaran membaca permulaan meningkat
ALTERNATIF PEMECAHAN
1.Guru menjelaskan cara bermain dengan metode card sort. 2. Guru membagi siswa dalam kelompok, tiap kelompok 4 orang.
3. Guru memberi tiap kelompok 1 set kartu yang acak. 4. Guru meminta tiap kelompok mencari lain kartu yang sama kategorinya di
beberapa tempat dalam kelas yang disediakan. 5. Guru meminta tiap anak dalam kelompok mempresentasikan
membacakan satu kategori di depan kelas, setelah semua anggota kelompok menemukan satu set kartu yang lengkap.
6. Guru memberikan reward kepada kelompok yang berhasil terlebih dahulu.
2.4 Hipotesis Tindakan