Kajian tentang Model Pembelajaran Problem Solving

menyusun pola-pola yang mewujidkan makna.Sedangkan PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Quantum Learning adalah seperangkat model dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis untuk semua tipe orang dan segala usia. Model pembelajaran berbalik, model ini pertama kali diterapkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.Model ini dikenal pertamakali oleh Ann Brown di tahun 1982.prinsipnya hampir sama dengan tutor sebaya. Dalam hal ini, siswa menyampaikan materi seperti kalau guru mengajarkan materi tersebut. Model pembelajaran yang lain adalah Problem solving, menurut Suherman 2003:89 adalah merupakan suatu proses pembelajaran dimana siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan juga keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Savage dalam Rusman, 2011: 203 mengemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok.

2.3 Kajian tentang Model Pembelajaran Problem Solving

Suyitno 2008: 37, mengatakan model pembelajaran problem solving dipandang sebagai model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan sisa dalam berpikir tinggi. Menurut Cooney dalam Hudojo, 2005:126 pentingnya mengajarkan problem solving untuk menyelesaikan masalah memungkinkan siswa menjadi analitik di dalam mengambil keputusan dalam hidupnya. Dengan perkataan lain, bila siswa dilatih untuk menyelesaikan masalah maka siswa akan mampu mengambil keputusan. Sebab siswa itu menjadi mempunyai keterampilan tentang bagaimana mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis informasi, dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang diperoleh. Tujuan utama pengunaan model problem solving menurut Suyitno 2008:37 adalah mengembangkan kemampuan berfikir terutama mencari sebab akibat dan tujuan suatu masalah, memberi pengetahuan dan kecakapan praktis yang bernilai dan bermanfaat bagi kehidupan pribadi sehari-hari, mengembangkan kemampuan berfikir kritis, logis dan analisis serta mengambil keputusan secara objektif dan rasional. Problem Solving banyak berhubungan dengan kecakapan intelektual siswa. Penyelesaian masalah memerlukan keterlibatan siswa dan ia diharapkan cekatan serta terampil dalam memilih dan mengidentifikasi kondisi dan konsep yang relevan, menyelidiki untuk memproleh generalisasi yang tepat dan merumuskan rencana penyelesaian dengan menggunakan kecakapan yang diperoleh sebelumnya. Model problem solving menuntut keaktifan belajar siswa, dimana peranan guru lebih banyak memberi stimulasi dan pembimbing kegiatan siswa.Keberhasilan model ini sangat bergantung pada adanya sumber belajar bagi siswa, alat-alat untuk menguji jawaban dugaan, memerlukan waktu yang cukup dan kemampuan guru dalam mengangkat dan merumuskan masalahnya. Menurut Djamarah 2002:104 kelebihan dan kekurangan model problem solving adalah: 1. Kelebihan model problem solving: a. Model ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dalam kehidupan, khususnya di dunia kerja. b. Model ini membiasakan siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan di dalam kehidupan dalam keluarga, bermasyarakat, dan bekerja kelak. 2. Kekurangan model problem solving: a. Diperlukan kemampuan dan ketrampilan yang lebih dari seorang guru untuk menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa. b. Proses belajar dengan menggunakan model ini memerlukan waktu yang cukup banyak sehingga terpaksa mengambil jam pelajaran lain. c. Mengubah kebiasaan belajar siswa dari mendengarkan dan menerima penjelasan dari guru menjadi belajar berfikir memecahkan masalah. Langkah-langkah pengajaran pemecahan masalah menurut Suherman 2003:90 adalah: 1. Operasi masalah, yaitu menjadikan masalah sehingga dapat dimengerti oleh siswa atau membuat siswa mengerti masalah yang diberikan. 2. Membantu siswa dalam menyusun informasi yang relevan yang akan digunakan dalam rencana penyelesaian masalah. 3. Mengarahkan kemampuan siswa dalam meyelesaikan masalah. 4. Jika siswa telah berhasil memperoleh penyelesaian, siswa dianjurkan untuk merenung masalah dan penyelesaiannya tersebut. Menurut Djamarah 2002:103 langkah-langkah model penyelesaian masalah adalah: 1. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. 2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. 3. Menetapkan jawaban sementara dari jawaban tersebut. 4. Menarik kesimpulan. Model problem solving bukan hanya sekedar model mengajar tetapi juga merupakan suatu model berfikir, sebab dalam model problem solving dapat menggunakan model-model lain yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Tahap-tahap yang digunakan dalam pelaksanaan model problem solving adalah: 1. Pada tahap awal pelajaran, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Setiap kelompok mendapat tugas mengerjakan soal yang diberikan oleh guru peneliti. 2. Setiap kelompok membahas dan mencari pemecahan dari soal yang diberikan oleh guru peneliti, merumuskan hipotesis dan menguji kebenaran dari cara pemecahan masalah tersebut untuk kemudian menarik kesimpulan yang berupa hasil dari pemecahan masalah tersebut. 3. Kegiatan akhirnya adalah pembahasan secara bersama-sama. Setiap kelompok mempresentasikan hasil pemecahan masalahnya. Hasilnya dapat dibuat kesimpulan yang bersifat umum. 4. Setiap kelompok harus bisa menemukan cara pemecahan masalahnya dengan bantuan guru peneliti sekaligus menemukan hal-hal yang baru yang akan memperkaya pengetahuan akuntansi siswa.

2.4 Kajian tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) STUDI KOMPARASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAME TOUR

0 1 15