Latar Belakang Hubungan Tindakan Suami Terhadap Nyeri Persalinan Yang Dirasakan Istri Saat Bersalin Dengan Augmentasi di Klinik Bersalin Lisa Pasar V Tembung Dan Rumah Bersalin Delima Medan Tahun 2012
daerah kanalis servikalis jalan lahir yang membuka, untuk mendorong isi uterus keluar Maryuni, 2010, hal. 41.
Augmentasi persalinan merupakan suatu proses untuk memulai aktivitas uterus untuk mencapai kelahiran pervaginam. Augmentasi memiliki rentang 10
dan 25 mencerminkan kebijakan saat ini, pola rujukan dan terkadang merupakan pilihan ibu. Persalinan dimulai prinsipnya untuk memberikan keuntungan baik
kepada ibu, janin maupun keduanya dan sebagai suatu prosedur propilaktik elektif David, 2008, hal. 182.
Augmentasi persalinan dapat dilakukan dengan berbagai metode, indikasi, kontra indikasi, persyaratan serta metode augmentasi ditetapkan dalam standar
operasional prosedur untuk mengubah resiko yang mungkin akan terjadi dan berakibat fatal kepada janin maupun ibu. Walaupun augmentasi persalinan bertujuan
agar persalinan berlangsung normal, namun tindakan augmentasi persalinan dapat menimbulkan resiko baik kepada ibu maupun pada janin. Pengelolaan augmentasi
persalinan yang tidak tepat dapat mengakibatkan beberapa kegawatan baik pada ibu maupun pada janin, seperti rupture uterus, perdarahaan, asfiksia intra uterine, infeksi
Varney, 2004 Efek dari augmentasi dapat berlangsung cepat dan sangat kuat. Walaupun
pengaruh tersebut terbangun secara perlahan, tetapi bisa terasa lebih kuat dan kontraksi awal segera dimulai. Rasa sakit kontraksi akibat tindakan augmentasi
persalinan dua kali lebih sakit dari pada rasa sakit kontraksi persalinan normal Maryuni, 2010, hal. 27.
Pendekatan baru untuk meningkatkan peran serta suami dengan melakukan tindakan dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu adalah membekali suami
dengan informasi yang benar dan mengikut sertakan mereka dalam setiap upaya atau kegiatan yang dilakukan selama proses persalinan berjalan. Kenyataannya pria
atau suami merupakan pasangan yang potensial untuk pencapaian yang potensial Lucianawaty, 2009.
Maryuni 2010, dalam Bobak, 2004, hal. 6 mengatakan bahwa nyeri persalinan merupakan nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan
peningkatkan aktifitas system saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung, penafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera di atasi maka akan
meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress. Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan biasanya diliputi perasaan
takut, khawatir, ataupun cemas. Perasaan takut bisa meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang, dan ibu menjadi cepat lelah, yang pada akhirnya akan menghambat
proses persalinan Asrinah, 2010, hlm. 25. Ternyata kehadiran suami akan menambah pengalaman emosi positif pada istri. Kaum ibu lebih sering mengatakan,
kelahiran bagaikan suatu pengalaman puncak baginya jika saja suami hadir pada peristiwa itu Dagun, 2002, hlm. 32.
Nyeri dalam persalinan merupakan stimulasi yang dirasakan ibu selama proses persalinan. Respon nyeri dapat terlihat dari perubahan sikap, cemas, merintih,
menagis, bahkan sampai meraung Hutahaean Serri, 2009, hal 125. Dari survey awal di Klinik Bersalin Lisa Pasar V Tembung dari 9 orang
suami yang datang saat menemani istrinya hendak bersalin 2 orang ditemani suami dan 7 orang ibu yang ingin bersalin tidak ditemani suami. Dari 7 orang ibu yang
ingin bersalin tanpa ditemani suami mengatakan bahwa ibu yang ingin bersalin
sangat ingin ditemani oleh suami saat melakukan persalinan, sehingga istri mendapat perhatian dan dorongan oleh suami.