Interpretasi dan Diskusi Hasil

Pada pekerjaan juga ditemui mayoritas responden mempunyai pekerjaan wiraswasta dengan frekuensi 16 orang 51,6 dan minoritas responden mempunyai pekerjaan Pegawai Negri dengan frekuensi 6 orang 19,4. Sesuai pendapat Hurlock yang mengatakan bahwa pekerjaan seseorang akan berpengaruh terhadap pola tindakan yang dilakukan dalam memenuhi kehidupan sehari- hari. Pekerjaan juga berpengaruh terhadap tingkat sosial ekonomi dan tingkat sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkat kesehatan, semakin baik pekerjaan seseorang maka diharapkan tingkat kesehatannya juga semakin baik. Dilihat dari jumlah paritas mayoritas responden yaitu multipara dengan frekuensi 13 orang 41,9 dan minoritas responden yaitu grandemultipara dengan frekuensi 3 orang 9,7. Hal ini sejalan dengan pendapat Notoadmojo 2007 yang menyatakan bahwa terdapat kecendrungan kesehatan ibu maupun bayi yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat paritas dengan penyakit tertentu. b. Tindakan yang dilakukan suami Berdasarkan Tabel 5.2 Hasil penelitian menunjukkan tindakan suami yang baik sebanyak 18 orang 58,1. sedangkan tindakan suami yang tidak baik sebanyak 13 orang 41,9. Tindakan suami dapat mengurangi perasaan tidak nyaman selama proses persalinan dan memicu perasaan nyaman melalui permukaan kulit sehingga dapat mengalihkan rasa nyeri pada saat proses persalinan. Tindakan sentuhan ini juga dapat menormalkan denyut jantung dan tekanan darah Chopra, 2006. Sentuhan ringan mencakup pemijatan sangat ringan yang bisa membuat bulu- bulu halus berdiri. Riset membuktikan bahwa tindakan ini meningkatkan pelepasan oksitosin, hormon yang memfasilitasi persalinan. Tindakan pemijatan ringan ini bisa dilakukan pendamping persalinan seperti suami pada punggung atas, pinggang bawah, paha dan perut Chopra,2006. ketika istri meringis kesakitan suami berusaha menenangkan dan berdialog dengan istri sehingga pada saat itu istri sejenak melupakan rasa sakitnya dan menjawab pertanyaan suami. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuriana 2009 tentang dukungan suami dalam menghadapi persalinan, bahwa banyak suami yang memberikan dukungan ketika istrinya akan bersalin dengan cara menghibur, memberikan semangat dan menguatkan istri. c. Nyeri Persalinan Yang Dirasakan Istri Saat Bersalin Dengan Augmentasi Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui sebagian besar istri yang mengalami nyeri persalinan berat yaitu 9 orang 29,0, sedangkan istri yang mengalami nyeri persalinan sedang yaitu 22 orang 71,0. Situasi dan kondisi dalam menghadapi nyeri ini sangat individual, sehingga menyebabkan pengalaman rasa nyeri berbeda antara satu wanita dengan yang lain, demikian pula antara persalinan pertama dengan persalinan berikutnya Stoppard, 2008. Dari hasil pengukuran intensitas nyeri diketahui sebagian besar responden mengalami nyeri pada skala 4-6 dengan intensitas nyeri sedang. Selain itu faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan pada ibu bersalin dapat berbeda antara ibu yang satu dengan ibu yang lainnya. Persepsi rasa sakit, cara yang dirasakan oleh individu dan reaksi terhadap rasa sakit dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain rasa takut atau kecemasan, kepribadian, kelelahan, faktor sosial budaya, dan pengharapan. d. Hubungan Tindakan Suami Terhadap Nyeri Persalinan Yang Dirasakan Istri Saat Bersalin Dengan Augmentasi Berdasarkan table 5.4 diperoleh bahwa dari 18 orang responden yang melakukan tindakan baik, ternyata istri yang mengalami nyeri sedang saat persalinan dengan augmentasi ada 18 orang 100, yang memiliki nyeri berat 0 orang 0 . Dari 13 orang responden yang melakukan tindakan yang tidak baik ternyata istri yang mengalami nyeri sedang saat bersalin dengan augmentasi sebanyak 4 orang 30,8, dan yang mengalami nyeri berat sebanyak 9 orang 96,2. Menurut observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa tindakan suami yang baik dapat mengurangi nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi, karena tindakan suami seperti memijat punggung istri, menghibur istri, memberikan semangat dan menguatkan istri dapat mengurangi nyeri persalinan istri. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuriana 2009 tentang dukungan suami dalam menghadapi persalinan, bahwa banyak suami yang memberikan dukungan ketika istrinya akan bersalin dengan cara menghibur, memberikan semangat dan menguatkan istri.

2. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti telah berupaya semaksimal mungkin untuk memperoleh data yang sebenarnya dan mengontrol kondisi yang berkaitan dengan proses dan hasil penelitian secara optimal, namun berbagai kendala tidak jarang muncul sehingga berbagai kelemahan dan keterbatasan pada saat melaksanakan penelitian ini. Antara lain pada saat pengumpulan data hal ini dikarenakan tempat penelitian yang dilakukan pada dua tempat. Sehingga pada saat pengumpulan data memerlukan waktu yang lebih lama.

3. Implikasi untuk asuhan kebidananpendidikan kebidanan

Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa tindakan suami dalam mengurangi nyeri persalinan yang dirasakan istri saat bersalin dengan augmentasi berpengaruh terhadap pengurangan nyeri persalinan. Oleh sebab itu, tindakan suami dapat digunakan sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan augmentasi persalinan.