88
12,42 sedangan t-tabel sebesar 1,70. Nilai t-hitung yang lebih besar dari t-tabel maka dapat  disimpulkan  Ho  Diterima  dan  dapat  dikatakan  ada  peningkatan  pembelajaran
siswa  setelah  pretest  dan  posttest.  Sehingga  media  smart  science  learning  sangat efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA Terpadu.
4.2.3 Kendala dan Solusi
Proses penelitian pengembangan Smart Science Learning mata pelajaran IPA Terpadu Materi Sistem pencernaan kelas VIII SMP Negeri 1 Bae Kudus tidak luput
dari  kendala  yang  dihadapi  dilapangan.  Tetapi  kendala-kendala  tersebut  tidak menghalangi peneliti untuk melakukan penelitian. Adapun kendalanya meliputi:
1.  Hambatan dalam penentuan desain tampilan Smart Science Learning Sebelum  penerapanmedia  pembelajaran  Smart  Science  Learning
dalam  pembelajaran,  ada  masukan  dan  pendapat  dari  guru  tentang  desain tampilan  media  yang  diubah  yaitu  dengan  memasukan  video  yang  lebih
interaktif dan pemberian apersepsi awal agar siswa lebih tertarik ketika media diterapkan dalam pembelajaran.
2.  Kesulitan penentuan jadwal penerapan media Smart Science Learning. Penelitian  ini  dilakukan  pada  bulan  September  hingga  Oktober  yang
berlangsung tiap hari Kamis jam ke-3. Akan tetapi ada sedikit kendala karena rencana penelitian yang sedikit diundur karena hari libur dan dipindahkan ke
jam kosong setelah pelaksanaan KBM Kegiatan Belajar Mengajar.
89
3.  Peneliti  yang  kurang  memahami  mata  pelajaran  IPA  Terpadu  khususnya materi sistem pencernaan manusia.
Ada sedikit masalah yang dialami peneliti ketika membuat soal pretest dan posttest serta beberapa bagian di dalam media karena kurang pemahaman
yang mendalam mengenai mata pelajaran IPA Terpadu. Adapun  solusi  yang  dilakukan  peneliti  dalam  mengatasi  kendala  tersebut
adalah: 1.  Peneliti  berkonsultasi  dengan  guru  mengenai  apa  yang  perlu  diperbaiki  atau
ditambahkan didalam media sebelum diterapkan dalam pembelajaran. Peneliti juga  bertanya  mengenai  kesesuaian  materi  yang  tepat  di  dalam  media
pembelajaran  IPA  Terpadu  kepada  mahasiswa  praktikan  SMP  Negeri  1  Bae Kudus.
2.  Menyesuaikan  jadwal  yang  diberi  guru  walaupun  mundur  dari  target penyelesaian penelitian.
3.  Peneliti  mulai  mempelajari  materi  sistem  pencernaan  dari  berbagai  sumber mulai  dari  BPE  IPA  Terpadu  kelas  VIII,  dan  rangkuman  materi  sistem
pencernaan yang diberi mahasiswa praktikan SMP Negeri 1 Bae Kudus dalam pembuatan media Smart Science Learning.
90
Melalui  penelitian  ini  diharapkan  dapat  dijadikan  sebagai  media  tambahan guru dalam pembelajaran IPA Terpadu materi sistem pencernaan. Melalui penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran.
91
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yakni:
5.1.1 Pengembangan  media  Smart  Science  Learning  sebagai  media  pembelajaran  IPA Terpadu  materi  sistem  pencernaan  manusia  disusun  oleh  peneliti  menggunakan
metode penelitian RD, ADDIE Analysis, Design, Development, Implementation Evaluation  yang  dikembangkan  Robert  Maribe  Brach  layak  digunakan  dalam
pembelajaran  dengan  hasil  validasi  ahli  materi  sebesar  89  dengan  kriteria  sangat layak,  sedangkan  untuk  hasil  validasi  oleh  ahli  media  sebesar  93  dengan  kriteria
sangat layak. 5.1.2 Hasil  pengembangan  Smart  Science  Learning  materi  Sistem  Pencernaan  Manusia
sangat  efektif diterapkan dalam pembelajaran. Hal  ini ditunjukan dengan ketuntasan klasikal  belajar siswa setelah penggunaan media  yang mencapai  96,54 lebih besar
dari sebelum penerapan media yang diberikan melalui pretest sebesar 37,5. 5.1.3 Keefektifan  e-learning  dapat  dilihat  dari  hasil  uji-
t
12,42  lebih  besar  dibandingkan t
tabel
1,70. Oleh karena itu, media Smart Science  sangat efektif digunakan pada mata pelajaran IPA Terpadu.