Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Kota

3.9. Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Kota

3.9.1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Kota

Sejarah umum dari Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda. Kantor Pelayanan Pajak bernama Belasting, kemudian setelah kemerdekaan berubah menjadi Kantor Inspeksi Keuangan. Kemudian berubah lagi menjadi Kantor Inspeksi Pajak dengan induk organisasinya Direktorat Jenderal Pajak Keuangan Republik Indonesia. Di Sumatera Utara pada tahun 1976 berdiri tiga kantor Inspeksi Pajak yaitu : a. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan b. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara c. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar Di tahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan dan Kntor Inspeksi Pajak Kisaran. Pelayanan pembayaran pajak dari masyarakat dengan pertumbuhan semakin cepat, maka didirikanlah Kantor Inspeksi Pajak Mendan Timur. Dan untuk semakin memantapkan pelayanannya kepada masyarakat dalam pembayaran pajak, maka berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.26KMK.011989 tanggal 25 Maret 1989 diadakanlah perubahan secara menyeluruh pada Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak yang diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak yang sekaligus dibentuknya Kantor Pelayanan Pajak Bumi Dan Bangunan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 758KMK.011993 tertanggal 3 Agustus 1993. maka pada tanggal 1 April 1994 didirikanlah Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur merupakan pecahan dari tiga Kantor Pelayanan Pajak yaitu : a. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan b. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat c. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara Terhitung tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak berubah menjadi 4 wilayah kerja yaitu : 1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara 4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 443KMK.012001 tentang “Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak” di mana Kantor Pelayanan Pajak di Kotamadya Medan menjadi 6 wilayah kerja yaitu : 1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur dengan ruang lingkup meliputi wilayah: a. Kecamatan Medan Timur b. Kecamatan Medan Area c. Kecamatan Medan Tembung d. Kecamatan Medan Perjuangan Universitas Sumatera Utara 2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dengan ruang lingkup meliputi wilayah : a. Kecamatan Medan Barat b. Kecamatan Medan Sunggal c. Kecamatan Medan Petisah d. Kecamatan Medan Helvetia 3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota dengan ruang lingkup meliputi wilayah : a. Kecamatan Medan Kota b. Kecamatan Medan Denai c. Kecamatan Medan Johor d. Kecamatan Medan Amplas 4. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dengan ruang lingkup meliputi wilayah : a. Kecamatan Medan Polonia b. Kecamatan Medan Maimun c. Kecamatan Medan Baru d. Kecamatan Medan Tuntungan e. Kecamatan Medan Selayang 5. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan dengan ruang lingkup meliputi wilayah : a. Kecamatan Medan Belawan b. Kecamatan Medan Marelan c. Kecamatan Medan Labuhan Universitas Sumatera Utara d. Kecamatan Medan Deli 6. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Binjai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota adalah sebagai institusi pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan menyelenggarakan urusan perpajakan, karena iuran pajak dapat digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan No 132PMK.012006 tentang organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak. Kantor Pelayanan Pajak KPP diseluruh jajaran terdiri dari 3 jenis yaitu : 1. KPP Wajib Pajak Besar yang terdiri dari : a. KPP Wajib Pajak Besar I b. KPP Wajib Pajak Besar II c. KPP Badan Usaha Milik Negara KPP BUMN 2. KPP Madya yang terdiri dari : a. KPP Penanaman Modal Asing b. KPP Perusahaan Masuk Bursa c. KPP Badan dan Orang Asing d. KPP Madya Medan e. KPP Madya Palembang f. KPP Madya Pekan Baru g. KPP Madya Batam h. KPP Madya Tangerang i. KPP Madya Bekasi Universitas Sumatera Utara j. KPP Madya Jakarta Pusat k. KPP Madya Jakarta Barat l. KPP Madya Jakarta Selatan m. KPP Madya Jakarta Timur n. KPP Madya Jakarta Utara o. KPP Madya Bandung p. KPP Madya malang q. KPP madya Balikpapan r. KPP Madya Denpasar s. KPP Madya Makasar. 3. KPP Pratama Pembentukan KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Madya telah diselesaikan pada akhir tahun 2006, sedangkan KPP Pratama yang ada saat ini baru berjumlah 15 KPP Pratama yaitu KPP Pratama di lingkungan Kanwil DJP Jakarta Pusat dan pembentukan KPP Pratama untuk seluruh Indonesia direncanakan selesai akhir tahun 2008.

3.9.2. Visi Direktorat Jenderal Pajak

Visi Direktorat Jenderal Pajak adalah “Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi”. Visi tersebut menjelaskan bahwa DJP ingin menjadi institusi pemerintah yang menjalankan sistem administrasi perpajakan modern, efektif, efisien dan dipercaya masyarakat. Efektif dan efisien artinya bahwa DJP melakukan pengukuran dan pertanggungjawaban terhadap sistem modern yang dijalankan tersebut. Dipercaya Universitas Sumatera Utara masyarakat artinya DJP memastikan masyrakat yakin bahwa sistem administrasi perpajakan memberikan manfaat yang sebesarnya kepada masyarakat, bangsa dan negara.

3.9.3. Misi Direktorat Jenderal Pajak

Misi Direktorat Jenderal Pajak adalah “Menghimpun penerimaan pajak Negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien”. Misi tersebut menjelaskan bahwa keberadaan DJP adalah untuk menghimpun pajak dari masyarakat guna menunjang pembiayaan pemerintah. Peran DJP tersebut dijalankan melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien. Sistem administrasi tersebut dapat diukur dan dipertanggungjawabkan dalam rangka melayani masyarakat secara optimal untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya.

3.9.4. Nilai Direktorat Jenderal Pajak

Adapun nilai-nilai Direktorat Jenderal Pajak adalah : a. Team Work yaitu memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan orang atau pihak lain, serta membangun kerja sama untuk menunjang tugas dan pekerjaan. b. Profesionalisme yaitu memiliki kompetensi di bidang profesi dan menjalankan tugas sesuai kompetensi, kewenangan, serta norma-norma profesi, etika dan sosial. Universitas Sumatera Utara c. Inovasi yaitu memiliki perkiraan yang bersifat terobosan dan pemecahan masalah yang kreatif dengan memperhatikan aturan dan norma-norma yang berlaku. d. Integritas yaitu menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral, bertindak jujur, konsisten, dan menepati janji.

3.9.5. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Kota

Secara umum tugas Kepala Kantor dan masing-masing Kepala Seksi KPP Pratama Medan Kota adalah sebagai berikut : 1. Kepala Kantor Mengingat KPP Pratama merupakan penggabungan dan KPP, KP PBB, dan Karikpa maka Kepala Kantor KPP Pratama mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dan Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Kepala Sub Bagian Umum Membantu dan menunjang kelancaran tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretariatan terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga serta perlengkapan. Universitas Sumatera Utara 3. Kepala Seksi Ekstensifikasi Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan obyek dan subyek pajak, penilaian obyek pajak, dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan pengumpulan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan pajak, pengalokasian dan penatausahaan bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan hak atas Tanah dan Bangunan, pelayanan dukungan teknis computer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling dan penyiapan laporan kinerja. 5. Kepala Seksi Pelayanan Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan penetapan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta kerjasama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku. 6. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III, IV Membantu tugas kepala kantor mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak PPh, PPN, PBB, BPHTB dan Pajak Lainnya, bimbingan atau himbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak, analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam Universitas Sumatera Utara satu KPP pratama terdapat 4 empat Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah teffitorial tertentu. 7. Kepala Seksi Pemeriksaan Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penertiban dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya. 8. Kepala Seksi Penagihan Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usaha penghapusan pajak serta penyimpanan dokumen- dokumen penagihan. 9. Kelompok Jabatan Fungsional Pejabat Fungsional terdiri dari Pejabat Fungsional Pemeriksaan dn Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama. Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional Pemeriksaan berkoordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dengan Seksi Pemeriksan sedangkan Pejabat Fungsional Penilai berkoordinasi dengan seksi Ekstensifikasi. Selain itu, tekhnologi informatika dan sistem informasi dimanfaatkan secara optimal.

3.9.6. Perbedaan Struktur Organisasi Lama Dengan Struktur Organisasi Baru

Pada stuktur organisasi KPP Pratama Medan Kota sebelumnya untuk masing-masing pajak dibuat secara terpisah, baik itu PPh, PPN, PBB, PPnBM, BPHTB, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara Sedangkan stuktur organisasi KPP Pratama Medan Kota yang sekarang dibentuk dengan cara menggabungkan bagian-bagian pajak yang terpisah tersebut ke dalam setiap bagian, misalnya terdapat masalah pajak baik itu PPh, PPN, PBB, PPnBM, BPHTB, dan lain-lain, maka untuk menyelesaikan masalah yang ada tidak lagi di bagian pajak yang bersangkutan melainkan dapat dikonsultasikan di bagian pengawasan dan konsultasi, begitu juga dengan bagian yang lainnya. Sehingga pekerjaan setiap bagian lebih efektif dan efisien.

3.9.7. Sarana

Sarana yang diberikan untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada wajib pajak adalah : a. Ruang Tunggu dengan fasilitas yang memadai antara lain : 1. Televisi : Untuk memberikan hiburan, kenyamanan kepada wajib pajak ketika menunggu pelayanan. 2. Brosur atau leaflet : Supaya wajib pajak mengetahui dan memahami berbagai informasi perpajakan. 3. Alat Tulis : Wajib Pajak dapat melengkapi dokumen atau laporan yang akan disampaikan. 4. Help Desk : Tempat yang disediakan bagi wajib pajak yang menanyakan berbagai hal informasi umum tentang perpajakan. b. Tersedianya ruang kerja yang dilengkapi dengan alat pengatur suhu ruangan, ruangan rapat dengan fasilitas proyektor dan sistem audio yang memadai, ruangan khusus merokok , poloklinik dan dokter, ruangan konsultasi untuk wajib pajak. Universitas Sumatera Utara c. Finger print untuk mendukung modernisasi di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota sistem absensi kehadiran pegawai dengan menggunakan mesin absensi elektronik. Dengan adanya absensi seperti ini akan dapat meningkatkan disiplin pegawai. d. Tersedianya lay out yang terbuka sesuai dengan fungsi ruang kerja pegawai dibuat lebih terbuka sehingga lebih mempermudah pengawasan dan komunikasi antara pegawai sebagai wujud dari transparasi.

3.9.8. Prasarana

Prasarana yang tersediakan antara lain : a. Pusat Pengaduan complaint centre Untuk menampung keluhan atau ketidakpastian wajib pajak atas kualitas pelayanan yang diberika KPP maupun Kanwil. b. Website Untuk memberikan kemudahan akses bagi wajib pajak dalam mendapatkan informasi perpajakan yang dibutuhkan oleh masyarakat. c. E-SPT Suatu sistem pelaporan elektronik yang dikembangkan untuk membantu wajib pajak dalam pelaporan surat pemberitahuan SPT dan tujuan mengurang kesalahan manusia dalam menginput data. d. E-Filling Wajib pajak dapat menyampaikan surat pemberitahuan secara elektronik melalui beberapa perusahaan penyedia jasa apliksi ASP yang ditunjuk oleh direktur jenderal pajak. Wajib pajak akan menyampaikan e-filling harus Universitas Sumatera Utara memiliki Electronic Filling Identification Number E-FIN dan memperoleh digital certificate dari Direktorat Jenderal Pajak. e. Intranet Jaringan komunikasi dan informasi lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dilakukan melalui intranet, sehingga dapat mengakses dan mengetahui perkembangan informasi yang terjadi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak antar kantor wilayah maupun antar kantor pelayanan pajak seluruh Indonesia dan kantor pusat. f. Survei Kepuasan Pelanggan customer satisfaction Perubahan paradigma dalam melayani wajib pajak mutlak diperlukan dalam sistem administrasi modern. Oleh karena itu, KPP Pratama harus selalu memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. g. Pusat Pelayanan call centre Wajib pajak dengan mudah dan cepat menghubungi Direktorat Jenderal Pajak. Universitas Sumatera Utara BAB 4 PEMBAHASAN

4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas