D. Lelang Eksekusi Putusan Pengadilan
1. Jenis Lelang Putusan Pengadilan Negeri dalam putusan perdata
a. Suatu perkara yaitu adanya gugatan yang kemudian keluar putusan
namun pihak yang dikalahkan tidak memenuhi isi putusan hakim, kemudian pihak yang dimenangkan mengajukan permohonan kepada
pengadilan untuk melaksanakan isi putusan. Maka setelah pihak yang terkalahkan tersebut diberikan peringatan untuk melaksanakan isi putusan
hakim tidak mau juga memenuhi putusan maka pengadilan mengeluarkan penetapan sitalelang yang amarnya menyatakan barang yang disita
jaminan dijual secara lelang. b.
Adanya suatu permohonan dari Kreditur suatu Bank Swasta yang piutangnya atau kredit yang telah diberikan kepada Debitur dan telah
diikat hipotikcrediet verband hak tanggungan macet berdasarkan Pasal 224 HIR dan juga di dalam Rbg. Atas permohonan tersebut, setelah
Debitur diberikan anmaning, Pengadilan Negeri kemudian mengeluarkan penetapan bahwa barang jaminan yang telah disita eksekusi dijual secara
lelang. Lelang Pengadilan Negeri yang kedua ini sebenarnya adalah untuk melaksanakan grosse akta hipotikcrediet verband.
2. Sumber Hukum Eksekusi atas Putusan Perdata
Sumber hukum untuk melaksanakan eksekusi yang dijadikan sebagai landasan terwujudnya penegakan hukum dalam pelaksanaan putusan pengadilan dalam bidang
keperdataan antara lain diatur dalam :
Universitas Sumatera Utara
a. Pasal 195 sampai dengan Pasal 244 HIR. Herziene Inlandsch
Reglemen berlaku bagi daerah Jawa dan Madura. Sedangkan dalam RBg dalam Pasal 206 sampai dengan Pasal 258 RBg Rechtsreglemen
Voor de Buitengewesten. berlaku bagi daerah luar Jawa dan Madura. Menurut Pasal 195 Ayat 1 HIR atau Pasal 206 Ayat 1 RBG eksekusi
dilaksanakan atas perintah dan dibawah pimpinan Ketua Pengadilan Negeri op last en onder leiding van den voorzitter van den landraad,
yakni Ketua Pengadilan Negeri yang dulu memeriksa dan memutuskan perkara itu dalam tingkat pertama.
b. Pasal 18 No. 48 Tahun 2009, tentang kekuasaan kehakiman,
menentukan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya
pengadilan dalam lingkungan peradilan umum. Dalam Pasal 54 ayat 2 Undang-undang No. 48 Tahun 2009 ditentukan, bahwa pelaksanaan
eksekusi putusan pengadilan dalam perkara perdata dilakukan oleh panitera dan jurusita dipimpin oleh Ketua Pengadilan.
3. Pengertian Eksekusi
Pengertian eksekusi menurut M. Yahya Harahap, adalah pelaksanaan secara paksa putusan pengadilan dengan bantuan kekuatan hukum apabila pihak yang kalah
tereksekusi atau pihak tergugat tidak mau menjalankan secara sukarela
60
60
Harahap, M. Yahya Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Jakarta; PT. Gramedia, 1989,
halaman. 20
.
Universitas Sumatera Utara
R. Subekti mengatakan, Eksekusi adalah upaya dari pihak yang dimenangkan dalam putusan guna mendapatkan yang menjadi haknya dengan bantuan kekuatan
hukum, memaksa pihak yang dikalahkan untuk melaksanakan bunyi putusan
61
Selanjutnya menurut Subekti pengertian Eksekusi atau pelaksanaan putusan, mengandung arti bahwa pihak yang dikalahkan tidak mau melaksanakan putusan
tersebut secara sukarela, sehingga putusan itu harus dipaksakan padanya dengan bantuan kekuatan hukum. Dengan kekuatan hukum ini dimaksudkan pada polisi,
kalau perlu polisi militer Angkatan Bersenjata. .
62
Menurut Retnowulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata: Eksekusi adalah upaya paksa yang dilakukan terhadap pihak yang kalah yang tidak mau secara
sukarela menjalankan putusan pengadilan, dan bila perlu dengan bantuan kekuatan hukum.”
63
Sudikno Mertokusumo mengatakan, pelaksanaan putusan hakim atau eksekusi pada hakekatnya tidak lain ialah realisasi dari pada kewajiban pihak yang
bersangkutan untuk memenuhi prestasi yang tercantum dalam putusan tersebut.
64
Dari pendapat para ahli tersebut pada prinsipnya, hanya putusan yang berkekuatan hukum tetap in kracht van gewijsde yaitu putusan yang sudah tidak
mungkin lagi dilawan dengan upaya hukum seperti verzet, banding dan kasasi yang dapat dilaksanakan putusannya.
61
Subekti, Hukum Acara Perdata, Bandung; Bina Cipta, 1989, halaman. 128
62
Ibid. halaman 13
63
Retno Wulan Sutantio dan Iskandar Oeripkartawinata, Penelitian tentang Perlindungan Hukum Eksekusi Jaminan Kredit,
Jakarta; Badan Pembina Hukum Nasional Departemen Kehakiman, 1995
halaman. 20
64
Sudikno Mertokusumo,ibid, halaman 206
Universitas Sumatera Utara
4. Bentuk-Bentuk Eksekusi