Teori diartikan sebagai suatu sistem yang berisikan proposisi-proposisi yang telah diuji kebenarannya, karena tiori dapat menjelaskan aneka gejala sosial yang
dihadapi, memberikan pengarahan pada aktifitas yang dijalankan,dan memberikan taraf pemahaman tertentu
9
1. Kerangka Teori
,
sedangkan konsepsi conseptio, bahasa latin, begrip, bahasa Belanda atau pengertian
,
merupakan hal yang dimengerti, maka dalam kerangka konsepsional diungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan
dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum
“Kerangka teori merupakan landasan dari teori atau dukungan teori dalam membangun atau memperkuat kebenaran dari permasalahan yang dianalisis.
Kerangka teori dimaksud adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis sebagai pegangan baik disetujui atau tidak disetujui.”
10
Teori berguna untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi dan satu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada
fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidak benarannya. “Kontinuitas perkembangan ilmu hukum, selain tergantung pada metodologi aktivitas penelitian dan imajinitas
sosial sangat ditentukan oleh Teori”.
11
Menurut Soerjono Soekanto, “Teori adalah rangkaian pernyataan logis dan konsisten mengenai gejala-gejala tertentu yang mencakup semua semua
9
Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta:UI Pers 2008 halaman 6
10
M. Solly Lubis. Filsafat Ilmu dan Penelitian. Bandung;:Mandar Majur, 1994. halaman. 80
11
Soerjono Soekanto. ibid . halaman.6
Universitas Sumatera Utara
interrelasi, dalam semua unsur gejala yang menjadi ruang lingkupnya, serta kebenaraannya dapat diuji.”
12
Dalam teori system yang dikemukakan Maryam Darus Badrulzaman, bahwa system adalah kumpulan asas-asas hukum yang terpadu yang merupakan
landasan di atas mana dibangun tertib hukum. .
13
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sunaryati Hartono, bahwa sistem adalah sesuatu yang terdiri
dari sejumlah unsur atau komponen yang selalu pengaruh mempengaruhi dan terkait satu sama lain oleh satu atau beberapa asas
14
Dengan demikian, pembentukan hukum dalam bentuk hukum positif harus berorientasi pada asas-asas hukum sebagai jantung peraturan hukum tersebut.
.
15
Apabila dicermati asas-asas dan nilai filosofi lahirnya UU Hak Tanggungan sebagai hukum yang mengatur kegiatan ekonomi, diketahui baik
dalam pertimbangan hukum maupun penjelasannya sangat mengedapankan tentang kepastian hukum untuk melindungi Kreditur dari pada pihak-pihak yang
berpekentingan lainnya.
16
12
Soerjono Soekanto, op.cit halaman 121
13
Mariam Darus Badrulzaman, Mencari Sistem Hukum Benda Nasional, Bandung:Alumni 1983,
halaman. 15.
14
C.F.G. Sunaryati Hartono, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional, Bandung: Alumni, 1991,
halaman. 56
15
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Bandung: Alumni 1986, hal. 15
16
Asas-asas dan penjelasan UU Hak Tanggungan a.
Lembaga hak jaminan yang kuat dan mampu memberi kepastian hukum bagi pihak-pihak yang berkepentingan pertimbangan huruf a
b. Pentingnya kedudukan dana perkreditan tersebut dalam proses pembangunan, sudah
semestinya jika pemberi dan penerima kredit serta pihak lain yang terkait mendapat perlindungan melalui suatu lembaga hak jaminan yang kuat dan yang dapat pula memberikan
kepastian hukum bagi semua pihak yang berkepentingan penjelasan point 1 butir 4
c. timbulnya perbedaan pandangan dan penafsiran mengenai berbagai masalah dalam
pelaksanaan hukum jaminan atas tanah, misalnya mengenaipencantuman titel eksekutorial, pelaksanaan eksekusi dan lain sebagainya,sehingga peraturan perundang-undangan tersebut
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu penulisan tesis ini adalah dalam kajian subjek hukum bisnis hukum ekonomi maka teori hukum yang menjadi alat analisis bertitik tolak dari
teori kepastian hukum yang dipadukan dengan tiori hukum ekonomi dan sesuai dengan tuntutan perkembangan dengan perubahan maka digunakan tiori hukum “Law
as tool of social engineering” Teori kepastian hukum merupakan pradigma teori positivistik sebagai these
dari Teori hukum alam, sejak Socretes hingga Francois Geny, tetap mempertahankan keadilan sebagai mahkota hukum. Teori Hukum Alam mengutamakan “the search for
justice”.
17
Positivisme yuridis telah dipelopori oleh aliran hukum Humanisme antara lain Jean Bordin dengan idenya tentang kedaulatan raja. Menurut ajaran ini satu-
satunya sumber hukum adalah pembentukannya oleh Negara
18
Teori Kepastian Hukum yang juga dipelopori oleh Aguste Comte yang mengatakan pada dasarnya kaidah hukum itu sendiri tanpa melibatkan kaidah-kaidah
diluar non hukum Etika, hukum tidak lagi dikonsepsi sebagai azas moral
dirasa kurang memberikan jaminan kepastian hukum dalam kegiatan perkreditan penjelasan point 2
d. lembaga hak jaminan atas tanah yang kuat dengan ciri-ciri:
a. memberikan kedudukan yang diutamakan atau mendahulu kepada pemegangnya; b. selalu mengikuti obyek yang dijaminkan dalam tangan siapa pun obyek itu berada;
c. memenuhi asas spesialitas dan publisitas sehingga dapat mengikat pihak ketiga dan memberikan kepastian hukum kepada pihak-pihak yang berkepentingan;
d. mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya.
penjelasan point 3 e.
Salah satu ciri Hak Tanggungan yang kuat adalah mudah dan pasti dalam pelaksanaan eksekusinya, jika debitor cidera janji. Walaupun secara umum ketentuan tentang eksekusi
telah diatur dalam Hukum Acara Perdata yang berlaku, dipandang perlu untuk memasukkan secara khusus ketentuan tentangeksekusi Hak Tanggungan dalam Undang-Undang ini, yaitu
yang mengatur lembaga parate executie sebagaimana dimaksud dalam Pasal 224 Reglemen Indonesia yangDiperbarui Het Herziene penjelasan point 9
17
Theo Huijbers, Filsafat Hukum dalam lintasan sejarah, Yogyakarta :Kanisius, 1995 Cetakan ke VIII halaman . 196.
18
Ibid, halaman 129
.
Universitas Sumatera Utara
metayuridis, yang abstrak tentang keadilan, melainkan ius yang telah mengalami positivisasi sebagai lege atau lex
19
Selanjutnya John Austin selaku aliran positivisme berpendapat : “Law is A Command of the law”, hukum adalah perintah dari penguasa yang kekuasaan
tertinggi dan berdaulat, aturan yang berlaku adalah aturan yang tertulis sebagai penjelmaan kehendak penguasa karenanya harus dipatuhi, jika tidak siaplah terima
sanksi,bukan persoalan adil atau tidak,juga bukan soal relevan atau tidak, ia ada dan sah secara yuridis.
.
20
Hans Kelsen dalam Pure Theory of Law mengatakan penerapan hukum harus dengan pendekatan metode normative-yuridis yang bersih dari anasir-anasir seperti
sosiologis, politis, historis dan etika dimana konsepsi hukum positif adalah hukum dalam kenyataan das sollen bukan dengan apa yang dicita-cita kan das Sein dan
Dalam teorinya”Stuffenbaw theory” mengatakan bahwa norma dasar suatu tata hukum adalah peraturan yang lebih dari tata hukum sebagai peraturan fundamental
dari berbagai tata hukum positif.
21
Menurut Mahmul Siregar keberlakuan hukum ditengah masyarakat bukan lagi untuk mencapai keadilan semata, tetapi juga harus memberikan kepastian. Kepastian
hukum diharapkan untuk menjadi pedoman, baik dalam mengambil keputusan.
19
Otje Salman dan Anthon F Susanto, Teori Hukum Mengingat, Mengumpulkan dan Membuka Kembali, Bandung :Reifika Aditama,2009 cetakan ke V halaman 80
20
Bernard L Tanya, dan Yoan. N Simanjuntak dan Markus Y. Hage, Teori Hukum Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi Yogyakarta : Genta Publishing, 2010 Cetakan I halaman
119
21
HR.Otje Salman S,Filsafat Hukum Perkembangan Dinamika Masalah, Bandung : Reifika Aditama, 2009 cetakan ke I halaman 66
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya dikatakan bahwa kepastian hukum tidak saja meliputi kepastian substansi hukum tetapi juga penerapannya dalam putusan-putusan badan peradilan.
22
Selanjutnya menurut Bismar Nasution, mengutip pendapat Leonard J Theberge, Globalisasi Hukum Leonard J Theberge,” Law and Economic
Development,” Journal of International Law and Policy vol. 9 1980 h.232; mengatakan, mengacu pada pendekatan hukum dalam pembangunan ekonomi, maka
peranan hukum harus mengandung unsur-unsur ; “predictability”, artinya apakah hukum memberikan jaminan dan kepastian hukum bagi para pelaku ekonomi dalam
meprediksi kegiatan usahanya dan proyeksi pengembangan ekonomi, ; “procedural capability“, maksudnya sejauh mana kemampuan hukum menyelesaikan sengketa
secara cepat, sederhana dan biaya ringan; “codification of goals” kodifikasi hukum, “education,” pendidikan hukum “stability” balance dimana hukum
menciptakan keseimbangan, ”definition and clarity of status “hukum harus mapu memberikan definisi atau batasan yang jelas “fairness”, Aspek keadilan persamaan
didepan hukum.”accomodaty” hukum dapat menagkomodasi kepentingan kelompok dan individu-individu.
23
Menurut Weber Hukum modern atau rasional akan dapat dilakukan pengorganisasian pembangunan ekonomi. Sebab, salah satu ciri hukum modern
adalah penggunaan hukum secara aktif dan sadar untuk mencapai tujuan-tujuan
22
Mahmul Siregar, Makalah Kepastian Hukum Dalam Transaksi Bisnis Internasional dan Implikasinya Terhadap
Kegiatan Investasi Di Indonesia,http:www.usu.ac.id 25 Maret 2011
23
Bismar Nasution, Hukum Kegiatan Ekonomi I, Bandung : Books Terrace Library, Maret 2009 Cetakan ke 3 edisi Refisi halaman 38-39
Universitas Sumatera Utara
tertentu. Cara pendekatan ini akan menciptakan penerapan keadilan dan kewajaran dan secara proporsional, dan dapat pula memberikan manfaat pada masyarakat.
24
Secara normatif kepastian hukum dalam pelaksanaan lelang eksekusi barang jaminan diatur dalam perundang-undangan di Indonesia antara lain, aspek jaminan
dalam suatu perikatan hutang-piutang adalah faktor yang sangat penting untuk terealisinya perbuatan hukum tersebut. Seorang kreditur barulah akan memberikan
pinjaman kepada debitur apabila kreditur tersebut mendapatkan kepastian bahwa piutangnya tersebut akan dilunasi dikemudian hari.
25
Dalam hukum perdata Indonesia lembaga jaminan ini dibagi menjadi dua pengaturan, yaitu 1 Jaminan Umum, sebagaimana diatur dalam Pasal 1131 dan
1132 KUHPerdata bahwa terhadap segala harta kekayaan kreditur yang sudah maupun baru akan ada dikemudian hari menjadi jaminan bagi perikatan yang dibuat
oleh debitur, dimana terhadap harta kekayaan tersebut akan dibagi pond’s pond’s kepada seluruh kreditur dalam hal kreditur lebih dari satu; 2 Jaminan Khusus,
sebagaimana diatur dalam Pasal 1132-1133 KUHPerdata bahwa diantara kreditur terdapat hak didahulukan bagi pelunasan hak tagihnya dan kemudahan terhadap
pelunasan hak tagihnya karena tidak perlu menunggu pembagian secara pond’s pond’s seperti kreditur konkuren yang diatur dalam Pasal 1132 KUHPerdata, karena
kreditur tersebut memegang hak istimewa atau hak-hak kebendaan yang memberikan
24
Purnama Tioria Sianturi,. Perlindungan Hukum Pembeli Barang Jaminan Tidak Bergerak Melalui Lelang” Bandung: Mandar Maju 2010 halaman, 24
25
Teddy Anggoro, Hak Tanggungan Parate Eksekusi: Hak Kreditur, Yang Menderogasi Hukum Formil Suatu Pemahaman Dasar dan Mendalam
http:www.groups.yahoo.comgroup
Notaris_Indonesiamessage5105 diakses 17 Januari 2011.
Universitas Sumatera Utara
jaminan, seperti gadai, hipotik, hak tanggungan dan fidusia, yang oleh Wirjono Prodjodikoro disebut sebagai hak-hak jaminan yang bersifat perbendaan zakelijk
zekerheidsrechten
26
Menurut ST Remy Shahdeini ada 5 lima unsur pokok yang termuat dari Hak Tanggungan yaitu antara lain :
.
1 Hak Tanggungan hak jaminan untuk pelunasan utang
2 Objek Hak Tanggungan adalah hak atas tanah sesuai sesuai Undang-undang
Pokok Agraria 3
Hak Tanggungan dapat dibebankan atas tanahnya hak atas tanah saja, tetapi dapat pula dibebankan berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan
dengan tanah itu
4 Uang yang dijamin harus suatu hutang tertentu
5 Memberikan kedudukan yang utama kepada Kreditor tertentu terhadap lain
kreditor-kreditor
27
Selanjutnya menurut Adrian Sutedi, Undang-undang Hak Tanggungan menjadi hak jaminan atas tanah yang kuat atas 4 empat ciri-ciri :
1. Memberikan kedudukan yang diutamakan atau mendahulu kepada pemegangnya 2. Selalu mengikuti objek yang dijaminkan dalam tangan siapapun objek itu berada
3.Memenuhi Azas spsialitas dan publisitas, sehingga dapat mengikat pihak ketiga dan memberikan kepastian hukum kepada pihak-pihak yang berkepentingan
4Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya
28
Menurut Pasal 1238.KUH Perdata, Debitur dinyatakan lalai dengan surat perintah, atau dengan akta sejenis itu, atau berdasarkan kekuatan dari perikatan
sendiri, yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitur harus dianggap lalai dengan
26
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdata Tentang Hak Atas Benda, Jakarta: Intermasa,1986, cet. ke-5,
halaman. 75.
27
ST Remy Shahdeini, ibid,halaman 11
28
Adrian Sutedi Ibid, halaman 4
Universitas Sumatera Utara
lewatnya waktu yang ditentukan. KUHPerd. 391, 413, 579, 1243, 1362, 1626, 1805, 1979; Rv. 1 dst.
Wanprestasi berasal dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda “wanprestatie”, artinya tidak memenuhi kewajiban yang telah ditetapkan dalam perikatan, baik
perikatan yang timbul karena perjanjian maupuan perikatan yang timbul karena undang-undang.
29
Apabila terjadi Kredit Macet maka pihak bank selaku pemberi kredit dan pemegang Sertifikat Hak Tanggungan dan Akta Pemberian Hak Tanggungan dalam
hal debitor atau penerima kredit tidak dapat memenuhi kewajibannya wanprestasi dapat mengambil tindakan sebagai berikut
30
Pihak Bank menagih debitor untuk melunasi seluruh hutangnya
:
1. Pihak Bank menyuruh debitor untuk mengosongkan barang jaminan yang
diikat dengan hak tanggungan 2.
Pihak Bank atas persetujuan debitur dapat mengalihkan piutang debitur kepada dan hak jaminannya kepada pihak lain
3. Pihak Bank memohonkan lelang eksekusi barang jaminan
Kepastian hukum pelaksanaan lelang eksekusi barang jaminan apabila debitur lalai atau wanprestasi diatur dalam pasal Pasal 20 Undang-undang Hak Tanggungan
berbunyi
:
1 Apabila debitor cidera janji, maka berdasarkan: a. hak pemegang Hak Tanggungan pertama untuk menjual obyek Hak
Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, atau b. titel eksekutorial yang terdapat dalam sertifikat Hak Tanggungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 2, obyek Hak Tanggungan
29
Abdul Kadir Muhammad. Hukum Perikatan.Bandung :Citra Aditya Bakti, 1990, hlm. 20
30
Opcit, halaman 106
Universitas Sumatera Utara
dijual melalui pelelangan umum menurut tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan untuk pelunasan piutang pemegang Hak
Tanggungan dengan hak mendahulu dari pada kreditor-kreditor lainnya.
Menurut penjelasan UU Hak Tanggungan point 9 menyatakan
: “
Salah satu ciri Hak Tanggungan yang kuat adalah mudah dan pasti dalam pelaksanaan eksekusinya, jika debitor cidera janji. Walaupun secara umum ketentuan
tentang eksekusi telah diatur dalam Hukum Acara Perdata yang berlaku, dipandang perlu untuk memasukkan secara khusus ketentuan tentang eksekusi Hak Tanggungan
dalam Undang-Undang ini, yaitu yang mengatur lembaga parate executie sebagaimana dimaksud dalam Pasal 224 Reglemen Indonesia yang Diperbarui Het
Herziene Indonesisch Reglement dan Pasal 258 Reglemen Acara Hukum Untuk Daerah Luar Jawa dan Madura Reglement tot Regeling van hetRechtswezen in de
Gewesten Buiten Java en Madura. Sehubungan dengan itu pada sertifikat Hak Tanggungan, yang berfungsi sebagai surat tanda-bukti adanya Hak Tanggungan,
dibubuhkan irah-irah dengan kata-kata Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa, untuk memberikan kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan
pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Lelang diatur dalam perundang-undangan sejak 1908, yaitu dengan berlakunya Vendu Reglement Stbl.1908 Nomor 189 dan Vendu Instruct Stbl.1908
Nomor 190. Diubah dengan Stbl 1940 No.56 yang dalam pasal 1 menyatakan; Penjualan Umum adalan Pelelangan atau penjualan barang-barang yang
dilakukan kepada umum dengan harga penawaran yang meningkat atau menurun atau dengan pemasukan harga dalam sampul tertutup, atau kepada orang-orang yang
diundang atau sebelumnya diberitahu mengenai pelelangan atau penjualan itu atau dijinkan untuk ikut serta dan diberi kesempatan untuk menawar harga, menyetujui
harga yang ditawarkan atau memasukkan harga dalam sampul tertutup.
Pelaksanaan lelang eksekusi dilaksanakan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor ;
93PMK.062010 tertanggal 23 April 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang. Pengganti Peraturan Menteri Keuangan Nomor ; 40PMK.072007 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang jo Surat Edaran Departemen Keuangan Republik Indonesia
Universitas Sumatera Utara
Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara Nomor : SE-23PN2000 tanggal 22 Nopember 2000 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang Hak Tanggungan jo Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 102PMK.012008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Namun dalam kenyataannya kepastian hukum pelaksanaan lelang eksekusi barang jaminan tidak semudah yang telah ditentukan menurut undang-undang
tersebut. Adanya Gugatan dan atau Perlawanan dari Debitur maupun pihak ketiga
mengakibatkan ketidak pastian baik lelang eksekusi barang jaminan maupun eksekusi pengosongan barang jaminan.
UU Hak Tanggungan RI yang mempunyai azas mudah dan pasti eksekusinya ternyata belum dapat memenuhi semua kebutuhan dan mengatasi permasalahan
tentang eksekusi barang jaminan sebagaimana diakui dalam Pasal 26 UU Hak Tanggungan belum ada peraturan perundang-undangan yang mengaturnya, dengan
memperhatikan ketentuan dalam Pasal 14, peraturan mengenai eksekusi hypotheek yang ada pada mulai berlakunya Undang-Undang ini, berlaku terhadap eksekusi Hak
Tanggungan
.
Artinya Undang-undang Hak Tanggungan ini mengakui belum mempunyai kekuatan eksekutorial tersendiri masih masih tergantung dengan Hukum lain terutama
Hukum Acara tentang Eksekusi yang mudah diintervensi melalui perlawanan.
Universitas Sumatera Utara
Saatnyalah Undang-undang Hak Tanggungan di Indonesia direvisi sebagaimana Teori Realistic Jurisprudence yang dikembangkan oleh Roscoe Pound
dengan teorinya yang disebut “Law as tool of social engineering”, dimana hukum bertujuan untuksebagai alat perubahan masyarakattehnologi sosial bagi perubahan
masyarakat. Pound menganalogikan hukum sebagai alat pengubah masyarakat sebagai suatu mekanik proses mekanik hukum. Untuk dapat memenuhi perannya
sebagai alat tersebut, Pound lalu membuat penggolongan atas kepentingan- kepentingan yang harus di lindungi hukum, salah satunya antara lain : Kepentingan
masyarakat social interest yang terdiri dari kepentingan akan kedamaian dan ketertiban; perlindungan lembaga-lembaga sosial; pencegahan kemerosotan akhlak;
pencegahan pelanggaran hak dan kesejahteraan social.
31
Teori ini sangat popular di Indonesia yang dikembangkan Kusuma Atmaja, dalam bukunya Konsep-konsep Hukum dalam Pembangunan yang memodofikasi
“Law as tool of social engineering”, menjadi hukum sebagai sarana pembangunan.
32
2. Kerangka Konsepsi