Peta Kendali Control Chart

e. Pelompatan. Apabila beberapa titik yang jatuh dekat batas kendali tertentu secara tiba-tiba titik selanjutnya jatuh di dekat batas kendali yang lain. Sumber: Jay, Heizer; Barry Render, Operations Management , Salemba Empat, Jakarta, 2006. Gambar 3.3. Bentuk-Bentuk Penyimpangan Salah satu pola teknik untuk mengetahui pola yang tidak umum adalah dengan membagi peta kendali ke dalam enam bagian yang sama dengan garis khayalan. Tiga bagian di antara garis tengah dan batas kendali atas sedangkan tiga bagian lagi di antara garis tengah dengan batas kendali bawah. Pola normal dari variasi tersebut akan terjadi apabila: 1. Kira-kira 34 dari titik-titik jatuh berada di antara kedua garis khayalan yang pertama, yang dihitung mulai dari garis tengah sampai dengan batas garis khayalan kedua. 2. Kira-kira 13,5 dari titik-titik jatuh berada di antara kedua garis khayalan kedua. 3. Kira-kira 2,5 dari titik-titik jatuh di antara kedua garis khayalan ketiga. Untuk mengendalikan kualitas produk selama proses produksi, maka digunakan peta kendali yang secara garis besar di bagi menjadi 2 jenis: 1. Peta Kendali Variabel Untuk hasil pengamatan yang berbentuk variabel, pertama akan dibicarakan diagram kontrol untuk rata-rata X. Peta ini antara lain dapat digunakan untuk menganalisa proses yang ditinjau dari harga rata-rata variabel hasil proses dengan tujuan menyimpulkan keterangan untuk : a. Membuat atau mengubah spesifikasi b. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh produk yang dihasilkan atau untuk menentukan apakah proses yang sedang berlangsung dapat memenuhi spesifikasi c. Mengubah atau membuat cara produksi d. Peta ini sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan mengenai penolakan atau penerimaan produk yang dihasilkan atau diteliti. Untuk membuat peta kontrol ini menggunakan rata-rata X yaitu rata-rata X berdistribusi normal untuk ukuran sampel g cukup besar dengan rata-rata µ dan simpangan baku σ. Ternyata bahwa untuk g kecil, distribusi X sudah mendekati distribusi normal. Nilai rata-rata X yang juga merupakan garis sentral didapatkan dengan rumus: g X X g i i ∑ = = 1 Dimana : X = Jumlah rata-rata dari nilai rata-rata subgroup X i = Nilai rata-rata subgroup ke-i g = Jumlah subgroup Sedangkan peta kontrol R merupakan peta untuk menggambarkan rentang data dari suatu subgroup, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Penggunaan diagram kontrol X dan diagram kontrol R sekaligus dalam suatu proses, dimaksudkan untuk melakukan pengontrolan kualitas mengenai rata-rata dan dispersi proses. 2 g R R g i i ∑ = = 1 Penetuan garis sentral, yakni rentang rata-rata adalah sebagai berikut: Dimana : R = Jumlah rata-rata rentang subgroup R i = Nilai rentang subgroup ke-i g = Jumlah subgroup Batas kontrol untuk peta R dengan menggunakan standar deviasi σ ditentukan dengan rumus: R R R UCL σ 3 + = R R R LCL σ 3 − = Dimana : UCL = Upper Control Limit LCL = Lower Control Limit R σ = Standar Deviasi Rata-rata Subgroup 2 Prof. DR. Sudjana,M.A.,M.Sc, Metode Statistika Edisi ke 5, Penerbit Warsito, Bandung, Hal 429. Penggunaan peta X dan R secara bersama-sama dapat dilakukan tanpa menggunakan standar deviasi, tetapi dengan menggunakan faktor-faktor yang terdapat dalam tabel lampiran. Sehingga rumus Upper Control Limit dan Lower Control Limit menjadi : R A X UCL X 2 + = R D UCL R 4 = R A X LCL X 2 − = R D LCL R 3 = 2. Peta Kendali Atribut Peta kendali atribut digunakan untuk mengendalikan kualitas produk selama proses produksi yang tidak dapat diukur tetapi dapat dihitung sehingga kualitas produk dapat dibedakan dalam karakteristik baik atau buruk, berhasil atau gagal. Peta kendali atribut dibagi menjadi 4: a. Peta kendali kerusakan p chart Digunakan untuk menganalisis banyaknya barang yang ditolak yang ditemukan dalam pemeriksaan atau sederetan pemeriksaan terhadap total barang yang diperiksa. Seperti pada chart-chart terdahulu, bila digunakan modul dengan limit 3 σ , maka : UCL = − p + 3 n p p       − − − 1 LCL = − p - 3 n p p       − − − 1 Dimana : − p = Proportion nonconforming rata-rata dari beberapa subgroup. n = Number inspected dalam subgroup Ada tiga cara untuk penyelesaian untuk persoalan n yang bervariasi, yaitu : 1. Hitung limit kontrol untuk setiap harga n, dan sajikan perubahan ini pada chart kontrol. 2. Dengan rata-rata besar sampel n untuk pengamatan-pengamatan mendatang. Hitung limit kontrol atas dan bawah n rata-rata ini, kemudian gambar chart kontrol. Jika ternyata besar sampel sangat berbeda dengan n rata-rata ini, maka terpaksa untuk ini dibuat limit yang terpisah. 3. Buatlah beberapa macam limit kontrol pada chart sesuai dengan n yang berbeda-beda. Biasanya digunakan tiga macam limit kontrol, satu untuk rata-rata besar sampel, kedua untuk besar sampel terkecil dan ketiga untuk besar sampel terbesar. b. Peta kendali kerusakan per unit np chart Digunakan untuk menganalisis banyaknya butir yang ditolak per unit. c. Peta kendali ketidaksesuaian c chart Digunakan untuk menganalisis dengan cara menghitung jumlah produk yang mengalami ketidaksesuaian dengan cara spesifikasi. d. Peta kendali ketidaksesuaian per unit u chart Peta kontrol u adalah suatu persamaan matematika yang hampir memiliki persamaan dengan peta kontrol c. Digunakan untuk menganalisa dengan cara menghitung jumlah produk yang mengalami ketidaksesuaian per unit. Pada peta ini dikalkulasikan batas garis atas dan mengendalikan limit, dengan mengestimasikan reference standard dari count of noncorfomities per unit, dan mengkalkulasikan kembali limit jika terdapat diluar batas kontrol. Dengan Rumus yang digunakan sebagai berikut : u = n c − u = ∑ ∑ n c UCL = − u + 3 n u − LCL = − u - 3 n u − Dimana : c = count of nonconformities pada subgroup. n = number inspected pada subgrup u = count of nonconformities unit pada semua subgroup. − u = Rata-rata count of nonconformities unit pada semua subgroup Peta kendali untuk jenis atribut ini memilik perbedaan dalam penggunaannya. Perbedaan tersebut adalah peta kendali p dan np digunakan untuk menganalisis produk yang mengalami kerusakan dan tidak dapat diperbaiki lagi, sedangkan peta kendali c dan u digunakan untuk menganalisis produk yang mengalami cacat atau ketidaksesuaian dan masih dapat diperbaiki.

3.2.9.7.1. Revisi Peta Kontrol

Peta revisi merupakan peta yang digunakan untuk melakukan perbaikan apabila di dalam data peta kontrol terdapat data yang out of control. Tujuan pembuatan peta revisi ini adalah untuk mendapatkan peta kontrol yang baru yang dapat mencakup semua data yang ada. Langkah pertama dalam membuat peta revisi adalah meletakkan data pendahuluan pada peta sepanjang batas-batas kontrol dan garis sentral. Jika sebuah analisa data terhadap data pendahuluan menunjukkan pengawasan yang baik, kemudian X dan R dapat dipertimbangkan atau diperkirakan telah mewakili proses dan membuat nilai-nilai standar X dan R . Pengendalian atau pengawasan yang baik dapat melukiskan secara ringkas bahwa tidak ada nilai yang out of control, tidak ada nilai yang menyimpang terlalu jauh dari garis sentral dan tidak ada variasi yang terlalu besar. Kebanyakan proses-proses industri tidak berada pada batas pengawasan ketika analisa pertama dilakukan. Terjadinya nilai-nilai maupun subgroup-subgroup yang menyimpang dari garis sentral maka perlu dihitung garis sentral baru terhadap data yang ada. Untuk peta X dan R perhitungannya dengan menggunakan rumus: d d g i i new g g X X X − − = ∑ =1 dan d d g i i new g g R R R − − = ∑ =1 Keterangan: d X = jumlah rata-rata subgroup yang ditolak R d = jumlah range subgroup yang ditolak g d = jumlah subgroup yang ditolak Untuk perhitungan batas kontrolnya, digunakan rumus: new X X = dan new R R = 2 d R = σ σ σ A X LCL A X UCL X X − = + = 1 2 σ σ D LCL D UCL R R = =

3.2.9.7.2. Definisi Process Capability

Pihak manajemen memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa proses yang dilakukan mampu memenuhi spesifikasi. Suatu proses dapat stabil dan diramalkan seperti yang ditunjukkan control chart, tapi juga dapat menghasilkan scrap. Ukuran dari Prosess Capability disebut capability index Cp. Analisis kemampuan proses harus dilakukan hanya apabila proses berada dalam pengendalian statistik. Oleh karena itu data yang digunakan berasal dari peta-peta kontrol hasil revisi. Adapun yang dihitung adalah rasio kemampuan proses Cp dan indeks kemampuan proses Cpk. Berikut perhitungan analisis kemampuan proses dengan rumus : σ 6 LCL UCL Cp − = , σ µ σ µ 3 , 3 − − = LCL UCL Cpk . Process Capability dapat ditentukan dengan menggunakan peta X dan R ataupun dengan metode cepat dengan asumsi proses dalam statistical control yaitu dari standar deviasi atau dari range. 1. Dari standar deviasi Process capability = 6 σ Keterangan : 4 c S = σ 2. Dari Range Process capability = 6 σ Keterangan : 2 d R = σ Cp = 6 σ LSL USL − Keterangan : Cp : capability index USL : Upper Specification Limit LSL : Lower Specification Limit. Adapun ketentuan-ketentuan dalam mengevaluasi nilai-nilai kemampuan proses process capability, antara lain: a. Jika Cp 1,33 maka kapabilitas proses sangat baik b. Jika 1,00 ≤ Cp ≥ 1,33 maka kapabilitas baik, namun perlu pengendalian ketat apabila Cp mendekati 1,00 c. Jika Cp 1,00 maka kapabilitas proses rendah, sehingga perlu diperhatikan tingkat kinerjanya melalui peningkatan proses.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang dan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan teori- teori yang mendukung dalam memecahkan permasalahan yang diteliti.

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate yang berada di Kebun Dolok Merangir, Serbalawan, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Sumatera Utara. Perusahaan ini bergerak dalam pengolahan getah karet yang menghasilkan produk Crumb Rubber. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2011 – Desember 2011.

4.2. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian adalah deskriptif dengan analisa kuantitatif yang dilakukan dengan data non-eksperimen dengan tujuan membuat interpretasi dalam bentuk narasi yang menunjukkan kualitas dari objek penelitian untuk memecahkan serta menjawab permasalahan yang dihadapi. Sumber data secara keseluruhan diperoleh dari dalam institusi yang menjadi tempat penelitian. Data yang bersifat kuantitatif diperoleh dari dokumen arsip bagian produksi dan bagian personalia. Sedangkan data yang bersifat kualitatif diperoleh dari wawancara dan pengamatan secara langsung di perusahaan.

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian yang akan diteliti adalah proses produksi Crumb Rubber di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate dan pengamatan untuk kadar abu, kadar kotoran, kadar zat menguap dan PRI pada produk Crumb Rubber SIR 20.

4.4. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian. Dalam penelitian yang mempelajari pengaruh sesuatu variabel dengan variabel yang lain, maka terdapat variabel penyebab atau variabel bebas Independen Variable dan variabel akibat atau variabel terikat Dependen Variable. Adapun variabel-variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Independen variabel bebas, sebab mempengaruhi Variabel bebas merupakan variabel penelitian yang mempengaruhi dan menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel akibat. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah kadar abu, kadar kotoran, kadar zat menguap dan PRI pada crumb rubber SIR 20. 2. Variabel Dependen variabel tergantung, akibat, terpengaruh Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel bebas. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas crumb rubber SIR 20 yang baik dan sesuai dengan standard kualitas yang ditetapkan.

4.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengamatan langsung di perusahaan yang menjadi objek penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Data historis Mencatat prosedur pemeriksaan dan hasil pengukuran kadar abu, kadar kotoran, kadar zat menguap dan PRI pada crumb rubber, data gambaran umum perusahaan, proses produksi serta bahan baku yang digunakan. 2. Observasi Yaitu pengamatan atau peninjauan secara langsung di tempat penelitian dengan mengamati sistem atau cara kerja pegawai yang ada, mengamati proses produksi dari awal sampai akhir, dan kegiatan pengendalian kualitas. 3. Dokumentasi Yaitu informasi dari arsip yang ada. 4. Studi kepustakaan Mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan cara pemecahan masalah.

4.6. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode pengendalian kualitas statistik. Data yang digunakan adalah data variabel yaitu data yang berdasarkan karakteristik yang diukur secara sebenarnya. Data yang diambil adalah kadar abu, kadar kotoran dan kadar zat menguap yang terkandung dalam crumb rubber. Data variabel yang diperoleh dari perusahaan diolah dengan cara : 1. Menghitung normalitas data, dilakukan untuk menguji apakah data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal berdasarkan uji chi square. 2. Menghitung X rata-rata, rentang dan R rata-rata dengan rumus : g X X g i i ∑ = = 1 Dimana : X = Jumlah rata-rata dari nilai rata-rata subgroup X i = Nilai rata-rata subgroup ke-i g = Jumlah subgroup g R R g i i ∑ = = 1 Dimana : R = Jumlah rata-rata rentang subgroup R i = Nilai rentang subgroup ke-i g = Jumlah subgroup 3. Menentukan batas kontrol untuk pembuatan peta kendali X dan R Batas kontrol peta X : Batas kontrol atas BKA = R A X 2 + Batas kontrol bawah BKB = R A X 2 − Dimana : BKA = Batas Kontrol Atas BKB = Batas Kontrol Bawah 2 A = Nilai Koefisien R = Selisih harga Xmaks dan Xmin Batas kontrol peta R : Batas kontrol atas BKA = R D 4 Batas kontrol bawah BKB = R D 3 Dimana : BKA = Batas Kontrol Atas BKB = Batas Kontrol Bawah 4 D , 3 D = Nilai Koefisien 4. Menghitung harga Xnew, Rnew dan batas kendali untuk membuat peta kontrol revisi. Peta kontrol revisi dilakukan bila terdapat data di luar batas kontrol. 5. Menghitung kapabilitas proses untuk mengetahui kemampuan. 4.7 Analisis Data dan Pemecahan Masalah Adapun analisa dan pemecahan masalah dilakukan dalam penelitian ini dengan menganalisa hasil pengolahan data pada data yang berada pada kondisi diluar batas kendali, dan melakukan pemecahan masalah terhadap faktor yang mempengaruhi kualitas dengan menggunakan alat pengendali kualitas. 4.8. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan mengenai permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini akan berguna sebagai landasan dalam perbandingan hasil penelitian dengan keadaan yang ada di pabrik. Adapun flow diagram metodologi penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4.1.