Fasilitas proses perubahan perilaku. Tentukan pola-pola perilaku baru dengan rinci. Berikan segera umpan balik kepada setiap individu terkait prestasi. Tanggapi perilaku secepatnya. Gunakan pengutan renfercement yang ampuh. Gunakan pengutan secara berkesi

3. Menentukan jumlah masing-masing kategori perawatan yang dibutuhkan 4. Menerima dan menyaring untuk posisi yang ada 5. Menentukan tenaga perawat sesuai unit dan shift 6. Memberi tanggung jawab untuk melaksanakan tugas pelayanan keperawatan

2.4 Directing Pembinaanpengarahan

Pengarahan adalah perencanaan menjadi kegiatan melalui kegiatan directing, controling dan aktiviting. Menguraikan tugas yang dapat di-manage dan didelegasikan  meningkatkan konstribusi untuk mencapai tujuan organisasi. Fokus pada tahap ini adalah pembimbing dan meningkatkan motivasi Marquis, 2000. 1. Fungsi pengarahan Pengarahan karu pada staf dapat membentuk perilaku staf perawat secara bertahap, bukan sekaligus. Menurut Timpe 2000 menjelaskan bahwa jika seseorang menguasai sebuah komponen, kemudian bergerak maju sampai dengan mengubah tahap berikutnya, sehingga semua komponen dikuasai maka akan terbentuk sebuah perilaku baru yang sangat kompleks. 2. Langkah-langkah pengarahan

1. Fasilitas proses perubahan perilaku.

2. Tentukan pola-pola perilaku baru dengan rinci.

3. Berikan segera umpan balik kepada setiap individu terkait prestasi.

4. Tanggapi perilaku secepatnya.

5. Gunakan pengutan renfercement yang ampuh.

Universitas Sumatera Utara

6. Gunakan pengutan secara berkesinambungan dan bervariasi.

7. Hargai kerja tim  bukan menjadi pesaing.

8. Kaitkan semua penghargaan dengan prestasi.

9. Jangan melalaikan prestasi kerja yang tinggi.

3. Kemampuan dalam memberikan pengarahan a. Meningkatkan motivasi. b. Manajemen waktu.yang efisien  prioritas. c. Penampilan komunikasi yang efektif: jelas, asertif. d. Penatalaksanaan konflik dengan cara konstruktif dan mendukungmemfasilitasi kolaborasi. e. Memiliki kemampuan negosiasi. f. Mempunyai kemampuan mendelegasikan. g. Memiliki kemampuan mensupervisi. Menurut Lewin dalam Swanburg 2000, terdapat beberapa macam gaya kepemimpinan yaitu :  Autokratik Pemimpin membuat keputusan sendiri. Mereka lebih cenderung memikirkan penyelesaian tugas dari pada memperhatikan karyawan. Kepemimpinan ini cenderung menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau sama sekali apatis dan menghilangkan inisiatif.  Demokratis Pemimpin melibatkan bawahannya dalam proses pengambilan keputusan. Mereka berorientasi pada bawahan dan menitikberatkan pada hubungan antara Universitas Sumatera Utara manusia dan kerja kelompok. Kepemimpinan demokratis meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja.  Laissez faire Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh, dan pantang memberikan bimbingan kepada staff. Pemimpin tersebut membantu kebebasan kepada setiap orang dan menginginkan setiap orang senang. Hal ini dapat mengakibatkan produktivitas rendah dan karyawan frustasi. Seorang manajer perawat diharapkan memiliki pengetahuan dan harus belajar mempraktekkan kepemimpinan perilaku yang merangsang motivasi pada para pemiliknya, mempraktekkan keperawatan professional dan tenaga perawat lainnya. Perilaku ini termasuk promosi autonomi, membuat keputusan dan manajemen partisipasi oleh perawat professional.

2.5 Controlling PengendalianEvaluasi

Pengawasan merupakan pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditentukan yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi. Pengawasan juga diartikan sebagai suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi timbal balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan- penyimpangan, serta mengambil tindakan yang digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan Mockler, 2002. Universitas Sumatera Utara Pengontrolan atau pengevaluasian adalah melihat bahwa segala sesuatu dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah diberikan, serta prinsip-prinsip yang telah diberlakukan Urwick, 1998. Sepuluh karakteristik suatu sistem control yang baik yaitu : harus menunjukkan sifat dari aktivitas, harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera, harus memandang ke depan, harus menunjukkan penerimaan pada titik kritis, harus objektif, harus fleksibel, harus menunjukkan pola organisasi, harus ekonomis, harus mudah dimengerti, serta harus menunjukkan tindakan perbaikan. Untuk fungsi-fungsi kontrol dapat dibedakan pada setiap tingkat manajer. Sebagai contoh, manajer perawat kepala dari satu unit bertanggung jawab mengenai kegiatan operasional jangka pendek termasuk jadwal harian dan mingguan, dan penugasan, serta penggunaan sumber-sumber secara efektif. Kegiatan-kegiatan control ditujukan untuk perubahan yang cepat. Dua metode pengukuran yang digunakan untuk mengkaji pencapaian tujuan-tujuan keperawatan adalah: 1. Analisa tugas : kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur yang tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran. Hanya mengukur dukungan fisik saja, dan secara relatif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas dalam keperawatan. 2. Kontrol kualitas : Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas dan akibat-akibat dari pelayanan keperawatan.

a. Prinsip controlling

Prinsip controlling yaitu:  Principle of uniformity: dibentuk di awal sampai dengan akhir. Universitas Sumatera Utara  Principle of comparison: membandingkan yang direncanakan dengan yang dicapai.  The principle of exception: tidak yang sempurna dari perencanaan, yang penting ada umpan balik untuk perbaikan.

b. Pelaksanaan controlling

Pelaksanaan controlling meliputi:  Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan.  Pre conference, overan, post conference.  Ronde keperawatan.  Mengetahui produktivitas berdasarkan gant cart yang telah dibuat.  Program evaluasi dan peer review

c. Tipe controlling

 Input control.  Proses control.  Output control.

d. Langkah-langkah kegiatan controlling

 Menetapkan standar  dapat mengukur tujuan.  Kumpulkan data dengan membandingkan standar yang telah ditetapkan.  Lakukan umpan balik.  Pertahankan kelangsungan proses untuk semua bagian.

e. Manfaat Pengawasan

Manfaat yang diperoleh dari fungsi pengawasan dan pengendalian bila dilaksanakan dengan tepat yaitu: Universitas Sumatera Utara  Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai dengan standar atau rencana kerja.  Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya  Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar.  Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan latihan lanjutan.

3. Standar Asuhan Keperawatan

Standar Asuhan Keperawatan SAK telah ditetapkan oleh PPNI Nursalam, 2002, yang mengacu kepada tahapan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi, sebagai berikut : Standar 1 : Pengkajian keperawatan Merupakan tahap pengumpulan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Data dapat diperoleh melalui anamnese, observasi dan pemeriksaan penunjang dan kemudian didokumentasikan. Kriteria Pengkajian meliputi :  Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnese, observasi, pemeriksaan fisik, serta dari pemeriksaan penunjang  Sumber data adalah pasien, keluarga atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis dan catatan lain. Universitas Sumatera Utara Data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengidentifikasi :  Status kesehatan pasien masa lalu  Status kesehatan pasien saat ini  Status biologis-psikologis-sosial-spritual  Respon terhadap terapi  Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal  Risiko tinggi masalah Standar 2 : Diagnosa Keperawatan Dalam tahap ini perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosa keperawatan, adapun kriteria proses yaitu:  Proses diagnosa terdiri dari analisis, interpretasi data, identifikasi masalah, perumusan diagnosa keperawatan.  Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah P, penyebab E, dan tandagejala S, atau terdiri dari masalah dan penyebab P, E.  Bekerjasama dengan pasien dan petugas kesehatan lainnya untuk memvalidasi diagnosa keperawatan.  Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data terbaru. Standar 3 : Perencanaan keperawatan Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan pasien. Kriteria proses, meliputi :  Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana tindakan keperawatan Universitas Sumatera Utara  Bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan  Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien  Mendokumentasikan rencana keperawatan Standar 4 : Implementasi Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam proses Asuhan Keperawatan. Kriteria proses, meliputi :  Bekerjasama dengan pasien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan  Kolaborasi dengan tim kesehatan lain  Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan pasien.  Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai konsep, keterampilan asuhan diri, serta membantu pasien memodifikasi lingkungan yang digunakan  Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon pasien. Standar 5 :Evaluasi Perawat mengevaluasi kemajuan pasien terhadap tindakan keperawatan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan perencanaan. Adapun kriteria prosesnya:  Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus-menerus  Menggunakan data dasar dan respon pasien dalam mengukur ke arah pencapaian tujuan Universitas Sumatera Utara  Memvalidasi dan menganalisa data baru dengan teman sejawat  Bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk memodifikasi perencanaan keperawatan  Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan

4. Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Termoregulasi: Hipertermi pada An. N di Ruang IX Bedah Anak RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

15 181 48

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Pre dan Post Chordextomi a/i di Ruang Kenanga 1 Bedah Anak RSUD Dr.Pirngadi Medan

4 72 176

Asuhan Keperawatan Pada An.S Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di Ruang IX Bedah Anak RSUD Dr. Pirngadi Medan

1 66 48

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Post Operasi Hernia Inguinalis Lateralis di RSUD Sukoharjo.

1 3 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Post Operasi Hernia Inguinalis Lateralis di RSUD Sukoharjo.

0 8 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. N DENGAN HERNIA Asuhan Keperawatan Pada Tn. N Dengan Hernia Repair Pada Hernia Inguinal Lateral Di Instalasi Bedah Sentral Rsud Dr Moewardi Surakarta.

0 0 13

PENDAHULUAN Asuhan Keperawatan Pada Tn. N Dengan Hernia Repair Pada Hernia Inguinal Lateral Di Instalasi Bedah Sentral Rsud Dr Moewardi Surakarta.

0 0 5

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. N DENGAN HERNIA REPAIR PADA HERNIA INGUINAL LATERAL Asuhan Keperawatan Pada Tn. N Dengan Hernia Repair Pada Hernia Inguinal Lateral Di Instalasi Bedah Sentral Rsud Dr Moewardi Surakarta.

0 0 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R DENGAN HERNIA REPAIR PADA HERNIA INGUINAL LATERAL Asuhan Keperawatan Pada Tn. R Dengan Hernia Repair Pada Hernia Inguinal Lateral Di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta.

1 3 20

Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Termoregulasi: Hipertermi pada An. N di Ruang IX Bedah Anak RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

0 0 1