CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
30 September 2013 dan 2012 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
16
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING Lanjutan a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Lanjutan
peredaran dan yang masih dalam tenggang untuk penukaran ke Bank Indonesia atau bank sentral negara yang bersangkutan.
Bank telah memilih mengajukan laporan laba rugi komprehensif dalam satu laporan sesuai dengan yang disyaratkan Bapepam-LK.
Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:
nilai aset dan liabilitas dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan,
jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan
saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan lain, dibulatkan menjadi jutaan Rupiah.
b. Perubahan Kebijakan Akuntansi yang Signifikan
Bank telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2012 yang dianggap relevan dengan Bank :
-
PS AK No. 10 Revisi 2010, “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”, mengatur bagaimana
memasukkan transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.
- PSAK No. 16 Revisi 2011, “Aset Tetap”, mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, sehingga
pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam aset tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam akuntasi aset tetap adalah
pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan nilainya.
- PSAK No. 24 Revisi 2010, “Imbalan Kerja”, mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja
baik jangka pendek maupun jangka panjang.
- PSAK No. 26 Revisi 2011, “Biaya Pinjaman”, mengatur biaya pinjaman yang dapat diatribusikan
secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban.
- PSAK No. 30 Revisi 2011, “Sewa”, mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang
sesuai, baik bagi lessee maupun lessor terkait dengan sewa, yang berlaku untuk perjanjian yang mengalihkan hak untuk menggunakan aset meskipun penyediaan jasa substansial oleh lessor tetap
diperlukan dalam mengoperasikan atau memelihara aset tersebut.
- PSAK No. 46 Revisi 2010, “Akuntansi Pajak Penghasilan”, mengatur perlakuan akuntansi untuk
pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan penyelesaian jumlah tercatat aset liabilitas di masa depan yang diakui pada laporan posisi
keuangan; serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan.
- PSAK No
. 50 Revisi 2010, “Instrumen Keuangan: Penyajian”, menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas
keuangan.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
30 September 2013 dan 2012 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
17
- PSAK No. 53 Revisi 2010, “Pembayaran Berbasis Saham”, mengatur pelaporan keuangan entitas
yang melakukan transaksi pembayaran berbasis saham.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING Lanjutan b. Perubahan Kebijakan Akuntansi yang Signifikan Lanjutan
- PSAK No. 55 Revisi 2011, “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip-
prinsip dasar pengakuan dan pengaturan aset keuangan, liabilitas keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan.
- PSAK No. 56 Revisi 2010, “Laba Per Saham”, menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba
per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas yang berbeda pada periode pelaporan yang sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama.
- PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, mengatur pengungkapan dalam laporan
keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan entitas; dan sifat dan luas risiko yang timbul dari
instrumen keuangan.
- ISAK No. 15, “PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan
Interaksinya”, memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalam program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No.24 Revisi 2010, “Imbalan
Kerja”. -
ISAK No. 25, “Hak atas Tanah”, diterapkan untuk akuntansi tanah oleh entitas yang memiliki hak atas tanah.
- ISAK No. 26, “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”, memberikan pedoman mengenai persyaratan
dilakukannya penilaian ulang atas derivatif melekat. -
PSAK No. 18 Revisi 2010, “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya”, mengatur akuntansi dan pelaporan program manfaat purnakarya untuk semua peserta sebagai suatu
kelompok. Pernyataan ini melengkapi PSAK No.24 Revisi 2010, “Imbalan Kerja”. -
ISAK No. 20, “Pajak Penghasilan Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”, membahas bagaimana suatu entitas memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak
tangguhan karena perubahan dalam status pajaknya atau pemegang sahamnya. Penerapan standar akuntansi tersebut tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan
keuangan.
c. Penjabaran Mata Uang Asing Mata uang pelaporan