CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
30 September 2013 dan 2012 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
99
41. MANAJEMEN RISIKO Lanjutan
III. Profil Risiko Lanjutan 3. Risiko Likuiditas Lanjutan
31 Desember 2012 Jumlah
Kurang dari 1 bulan
1 bulan sd 3 bulan
3 bulan sd 1 tahun
1 tahun sd 2 tahun
2 tahun sd 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Aset
Kas 232.428
232.428 -
- -
- -
Giro pada Bank Indonesia 1.448.689
1.448.689 -
- -
- -
Giro pada bank lain 530.645
530.645 -
- -
- -
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank
lain 437.722
414.965 -
- -
- 22.757
Surat-surat berharga 1.601.011
- -
1.275.953 -
45.000 280.058
Pendapatan bunga yang masih akan diterima
77.706 77.706
- -
- -
- Kredit yang diberikan
15.212.135 828.252
1.375.065 4.141.171
1.343.947 4.782.511 2.741.190
Tagihan akseptasi 115.945
30.721 62.806
22.419 -
- Penyertaan saham
137 -
- -
- -
137 Aset lain-lain:
Setoran jaminan 5.544
5.544 -
- -
- -
Jumlah 19.661.962
3.568.950 1.437.871
5.439.543 1.343.947
4.827.511 3.044.142
Liabilitas
Liabilitas segera 67.753
67.753 -
- -
- -
Simpanan nasabah 17.399.114
14.800.849 1.949.384
648.881 -
- -
Simpanan dari bank lain 52.309
52.309 -
- -
- -
Liabilitas akseptasi 115.945
30.721 62.806
22.419 -
- -
Pinjaman diterima 4.410
- -
1.102 2.205
1.102 -
Pinjaman subordinasi 713.687
- -
101.955 101.955
305.866 203.910
Bunga masih harus dibayar
47.729 47.729
- -
- -
- Liabilitas lain-lain:
Setoran jaminan 7.311
7.311 -
- -
- -
Jumlah 18.408.258
15.006.672 2.012.190
774.357 104.160
306.968 203.911
Aset Liabilitas Bersih 1.253.704 11.437.722
574.319 4.665.185
1.239.787 4.520.543 2.840.232
Selanjutnya, Bank juga telah melakukan stress testing dalam beberapa analisa skenario dengan perkiraan kondisi terburuk yang mungkin terjadi dan analisa Contingency Funding Plan
secara periodik. Pemantauan harian maupun secara periodik terhadap transaksi-transaksi yang berkaitan
dengan risiko likuiditas telah dilakukan Bank secara konsisten untuk terwujudnya tata kelola perusahaan yang baik.
4. Risiko Operasional
Risiko Operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan danatau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, danatau adanya kejadian-kejadian eksternal
yang mempengaruhi operasional Bank. Bank menerapkan manajemen risiko operasional dengan sasaran memastikan bahwa Bank
telah melakukan proses manajemen risiko yang meliputi risk identification, risk assesment, risk evaluation, risk mitigation serta dilakukan monitoring dan reporting atas pelaksanaannya. Hal
tersebut dilakukan dengan tujuan akhir memaksimalkan benefit dari suatu produklayanan atau proses transaksiaktivitas dengan potensi risiko operasional yang telah diperhitungkan.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
30 September 2013 dan 2012 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
100
41. MANAJEMEN RISIKO Lanjutan III. Profil Risiko Lanjutan
4. Risiko Operasional Lanjutan
Pencatatan data kerugian dan potensi kerugian berperan penting dalam pengelolaan dan kalkulasi risiko operasional. Bank telah melakukan pengelolaan pencatatan data kerugian dan
potensi kerugian yang terjadi pada Satuan Kerja Operasional Risk Taking Unit secara periodik melalui aplikasi Tools Loss Event TLE dan Potential Loss Event PLE yang telah
diimplementasikan secara on line di seluruh cabang. Pengelolaan data kerugian tersebut sebagai salah satu data input dalam penilaian parameter
Profil Risiko Operasional yang dipetakan sesuai frekuensi kejadian dan dampaknya. Pemantauan terhadap perkembangan Profil Risiko Operasional dilakukan melalui identifikasi
faktor-faktor penyebab kerugian operasional yang terjadi dan memberikan rekomendasi kepada Satuan Kerja Operasional Risk Taking Unit terkait dalam memitigasi kejadian risiko
tersebut di masa mendatang. Pengawasan oleh Direksi dan Komisaris Bank atas Profil Risiko Operasional dan pelaksanaan
manajemen risiko dilakukan melalui rapat Komite Manajemen Risiko dan Komite Pemantau Risiko yang dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan Bank.
Bank telah melakukan pengukuran risiko operasional selama tahun berjalan dengan menggunakan metode Basic Indicator Approach BIA dengan berpedoman kepada Peraturan
Bank Indonesia No. 1015PBI2008 tanggal 24 September 2008 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 113DPNP tanggal 29
Januari 2009 tentang Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Operasional dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar PID.
Secara bertahap Bank akan terus melakukan pengembangan metode pengukuran risiko operasional dengan penggunaan pengukuran yang lebih maju yaitu Standardized Approach
SA danatau Advanced Measurement Approach AMA. Selain kebijakan dan metode tersebut di atas, Bank juga telah menerapkan upaya yang terus
menerus dikembangkan untuk membangun lingkungan budaya yang mendukung pelaksanaan manajemen risiko operasional. Hal tersebut dilakukan melalui penguatan pada tiga lini
pertahanan three lines of defense yaitu pemberdayaan unit bisnis sebagai lini pertahanan pertama, pembentukan fungsi manajemen risiko operasional sebagai lini pertahanan kedua
dan koordinasi kerja dengan Internal Audit sebagai lini pertahanan ketiga.
5. Risiko Reputasi