Risiko Operasional MANAJEMEN RISIKO Lanjutan III. Profil Risiko Lanjutan Risiko Operasional Lanjutan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2013 dan 2012 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain 99 41. MANAJEMEN RISIKO Lanjutan

III. Profil Risiko Lanjutan 3. Risiko Likuiditas Lanjutan

31 Desember 2012 Jumlah Kurang dari 1 bulan 1 bulan sd 3 bulan 3 bulan sd 1 tahun 1 tahun sd 2 tahun 2 tahun sd 5 tahun Lebih dari 5 tahun Aset Kas 232.428 232.428 - - - - - Giro pada Bank Indonesia 1.448.689 1.448.689 - - - - - Giro pada bank lain 530.645 530.645 - - - - - Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 437.722 414.965 - - - - 22.757 Surat-surat berharga 1.601.011 - - 1.275.953 - 45.000 280.058 Pendapatan bunga yang masih akan diterima 77.706 77.706 - - - - - Kredit yang diberikan 15.212.135 828.252 1.375.065 4.141.171 1.343.947 4.782.511 2.741.190 Tagihan akseptasi 115.945 30.721 62.806 22.419 - - Penyertaan saham 137 - - - - - 137 Aset lain-lain: Setoran jaminan 5.544 5.544 - - - - - Jumlah 19.661.962 3.568.950 1.437.871 5.439.543 1.343.947 4.827.511 3.044.142 Liabilitas Liabilitas segera 67.753 67.753 - - - - - Simpanan nasabah 17.399.114 14.800.849 1.949.384 648.881 - - - Simpanan dari bank lain 52.309 52.309 - - - - - Liabilitas akseptasi 115.945 30.721 62.806 22.419 - - - Pinjaman diterima 4.410 - - 1.102 2.205 1.102 - Pinjaman subordinasi 713.687 - - 101.955 101.955 305.866 203.910 Bunga masih harus dibayar 47.729 47.729 - - - - - Liabilitas lain-lain: Setoran jaminan 7.311 7.311 - - - - - Jumlah 18.408.258 15.006.672 2.012.190 774.357 104.160 306.968 203.911 Aset Liabilitas Bersih 1.253.704 11.437.722 574.319 4.665.185 1.239.787 4.520.543 2.840.232 Selanjutnya, Bank juga telah melakukan stress testing dalam beberapa analisa skenario dengan perkiraan kondisi terburuk yang mungkin terjadi dan analisa Contingency Funding Plan secara periodik. Pemantauan harian maupun secara periodik terhadap transaksi-transaksi yang berkaitan dengan risiko likuiditas telah dilakukan Bank secara konsisten untuk terwujudnya tata kelola perusahaan yang baik.

4. Risiko Operasional

Risiko Operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan danatau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, danatau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Bank menerapkan manajemen risiko operasional dengan sasaran memastikan bahwa Bank telah melakukan proses manajemen risiko yang meliputi risk identification, risk assesment, risk evaluation, risk mitigation serta dilakukan monitoring dan reporting atas pelaksanaannya. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan akhir memaksimalkan benefit dari suatu produklayanan atau proses transaksiaktivitas dengan potensi risiko operasional yang telah diperhitungkan. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2013 dan 2012 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain 100

41. MANAJEMEN RISIKO Lanjutan III. Profil Risiko Lanjutan

4. Risiko Operasional Lanjutan

Pencatatan data kerugian dan potensi kerugian berperan penting dalam pengelolaan dan kalkulasi risiko operasional. Bank telah melakukan pengelolaan pencatatan data kerugian dan potensi kerugian yang terjadi pada Satuan Kerja Operasional Risk Taking Unit secara periodik melalui aplikasi Tools Loss Event TLE dan Potential Loss Event PLE yang telah diimplementasikan secara on line di seluruh cabang. Pengelolaan data kerugian tersebut sebagai salah satu data input dalam penilaian parameter Profil Risiko Operasional yang dipetakan sesuai frekuensi kejadian dan dampaknya. Pemantauan terhadap perkembangan Profil Risiko Operasional dilakukan melalui identifikasi faktor-faktor penyebab kerugian operasional yang terjadi dan memberikan rekomendasi kepada Satuan Kerja Operasional Risk Taking Unit terkait dalam memitigasi kejadian risiko tersebut di masa mendatang. Pengawasan oleh Direksi dan Komisaris Bank atas Profil Risiko Operasional dan pelaksanaan manajemen risiko dilakukan melalui rapat Komite Manajemen Risiko dan Komite Pemantau Risiko yang dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan Bank. Bank telah melakukan pengukuran risiko operasional selama tahun berjalan dengan menggunakan metode Basic Indicator Approach BIA dengan berpedoman kepada Peraturan Bank Indonesia No. 1015PBI2008 tanggal 24 September 2008 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 113DPNP tanggal 29 Januari 2009 tentang Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko Operasional dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar PID. Secara bertahap Bank akan terus melakukan pengembangan metode pengukuran risiko operasional dengan penggunaan pengukuran yang lebih maju yaitu Standardized Approach SA danatau Advanced Measurement Approach AMA. Selain kebijakan dan metode tersebut di atas, Bank juga telah menerapkan upaya yang terus menerus dikembangkan untuk membangun lingkungan budaya yang mendukung pelaksanaan manajemen risiko operasional. Hal tersebut dilakukan melalui penguatan pada tiga lini pertahanan three lines of defense yaitu pemberdayaan unit bisnis sebagai lini pertahanan pertama, pembentukan fungsi manajemen risiko operasional sebagai lini pertahanan kedua dan koordinasi kerja dengan Internal Audit sebagai lini pertahanan ketiga.

5. Risiko Reputasi