15
Ilmu Pengetahuan Sosial Fase 2:
Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada peserta
didik dengan demonstrasi atau melalui kajian bahan bacaan.
Fase 3: Mengorganisasikan peserta didik
ke dalam kelompok kooperatif Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok
agar melakukan transisi secara eisien.
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja
dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mengerjakan tugas mereka.
Fase 5: Evaluasi
Guru mengevaluasi proses dan hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6: Memberikan penghargaan
Guru kreatif mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok.
Meskipun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, namun terdapat beberapa variasi tipe dari model pembelajaran tersebut. Setidaknya
ada empat tipe yang sering digunakan, yakni STAD Student Team Achievement Division, JIGSAW Team Ahli, TGT Team Game Tournament, dan yang
bersifat Srtuktural meliputi teknik TPS Think Pair Share dan NHT Number Head Together.
C. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berbasis masalah muncul dari banyaknya keprihatinan terhadap para guru yang lebih banyak menekankan pada penguasaan sejumlah
informasikonsep belaka yang kadang kala tumpukan konsep tersebut tidak ada manfaatnya, sehingga peserta didik hanya menghafal konsep dan kurang
mampu menggunakannya jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimilikinya. Model pembelajaran berbasis
masalah sesungguhnya sudah dikenal sejak John Dewey yang ditandai dengan adanya interaksi antara stimulus dan respons, yang merupakan hubungan
antara dua arah belajar dan lingkungan. Dengan demikian, model pembelajaran berbasis masalah problem based instruction dapat diartikan sebagai suatu
model di mana peserta didik mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri sekaligus mengembangkan
kemandirian dan percaya diri.
16
Buku Guru Kelas VII SMPMTs
Model pembelajaran berbasis masalah mengacu kepada prinsip-prinsip pembelajaran lainnya seperti pembelajaran berdasarkan proyek project-
based-instruction, pembelajaran berdasarkan pengalaman experience-based instruction, belajar autentik authentic learning dan pembelajaran bermakna
anchored instruction. Model tersebut cocok untuk pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi karena dengan model tersebut peserta didik akan terbantu
untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya, dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.
Tabel 3.3 Pola Urutan Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah
Fase Kegiatan Guru
Fase 1: Orientasi peserta didik terhadap
masalah Guru menjelaskan pembelajaran,
mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah,
memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam masalah yang dipilih.
Fase 2: Mengorganisasi peserta didik
untuk belajar Guru membantu peserta didik untuk
mendeinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Fase 3: Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok Guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan pengujian temuan untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
Fase 4: Mengembangkan dan
menyajikan temuan Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan temuan yang sesuai dengan laporan temuan dan
membantu mereka untuk berbagi tugas
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah Guru membantu peserta didik untuk
melakukan releksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses
yang mereka tempuh.
D. Strategi Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran IPS