Hasil Analisis Kadar Fraksi dengan Menggunakan GC-MS
71 Untuk memberi gambaran secara menyeluruh, maka perancangan proses
fraksinasi Minyak Sereh Wangi dan isolasi Sitronelal ini dapat dilihat melalui diagram blok unit proses pada Gambar 15.
Gambar 15. Diagram blok unit proses isolasi Sitronelal dari Minyak Sereh Wangi Keterangan Gambar 15 :
T – 1
: Tangki Minyak Sereh Wangi T
– 2 : Tangki Residu Distilasi Fraksinasi Vakum
T – 3
: Tangki Sitronelal T - 4
: Tangki Sitronelol, Geraniol, dan lain-lain Residu P
– 1 : Pompa Minyak Sereh Wangi
P - 2 : Pompa Minyak Sereh Wangi keluar pre-heater
P - 3 : Pompa Kondensat Sitronelal
P – 4
: Pompa Residu-Residu Distilasi Fraksinasi P
– 5 : Pompa Pompa Residu Molecullar Distillation
HE – 1 : Pre-heater
HE – 2 : Kondenser Distilasi Fraksinasi
72 HE
– 3 : Kondensor Molecullar Distillation DF
– 1 : Distilasi Fraksinasi Vakum MD -1
: Molecullar Distillation Dari Gambar 15 dapat diketahui gambaran secara menyeluruh tentang
perancangan proses Isolasi Sitronelal dari Minyak Sereh Wangi. Minyak Sereh Wangi yang telah diperiksa komposisi kandungan komponen-komponennya
dengan alat GC-MS dimasukkan ke dalam tangki penampungan T-1. Dari tangki penampungan T-1, dengan suhu kamar 25
C – 27
C di pompa P-1 untuk masuk ke pre-heater HE-1. Fungsi pre-heater disini adalah untuk mengatur
agar Minyak Sereh Wangi tidak mengalami perubahan suhu secara mendadak sehingga proses penguapan dari fraksi-fraksi yang terkandung di dalam Minyak
Sereh Wangi bisa berjalan pelan-pelan smooth dan akibatnya proses penguapan dari fraksi-fraksi Minyak Sereh Wangi ini bisa berjalan dengan baik. Fungsi
heater adalah meningkatkan efisiensi dalam penggunaan energi supaya energi
yang digunakan di dalam sistem fraksinasi bisa langsung dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya, jadi tidak perlu untuk memanaskan bahan terlebih dahulu
sehingga suhu bahan sesuai atau sama dengan suhu yang ada pada kolom fraksinasi. Di dalam kolom fraksinasi DF-1 Minyak Sereh Wangi mengalami
proses fraksinasi atau pemisahan komponen sesuai dengan titik didih masing- masing fraksi yang dikehendaki. Dalam hal ini, fraksi Limonen mempunyai titik
didih yang lebih rendah dari pada Sitronelal. Karena itu diharapkan fraksi ini telah menguap pada pre-heater sehingga selanjutnya tidak mempengaruhi perolehan
kadar dari fraksi pertama yang keluar dari alat fraksinasi vakum ini, yaitu fraksi mengandung banyak Sitronelal. Setelah diperkirakan fraksi mengandung banyak
sitronelal ini telah habis terfraksinasi, kemudian destilat yang telah dihasilkan diambil dengan jalan menghentikan sistem fraksinasinya sebentar melalui
penutupan valve yang ada pada alat fraksinasi tersebut. Jumlah volume destilat yang digunakan sebagai prakiraan untuk pengambilan destilat dari fraksi yang
diinginkan ini berdasarkan hasil perhitungan di atas, yaitu volume umpan atau volume Minyak Sereh Wangi yang masuk alat, dikalikan dengan kadar hasil
analisis GC-MS dari fraksi yang bersangkutan. Setelah itu valve dibuka lagi dan proses fraksinasi dilanjutkan untuk memperoleh fraksi kedua atau fraksi