Tanaman Kayu Putih Penggunaan Bahan Adsorben dan Pengkelat Pada Proses Pemurnian Minyak Kayu Putih (Melaleuca leucadendron Linn.) Kabupaten Buru

6 b. Hidrolisis Proses hidrolisis terjadi pada minyak atsiri yang mengandung ester. Proses hidrolisis ester merupakan proses pemisahan gugus OR dalam molekul ester sehingga terbentuk asam bebas dan alkohol. Ester akan terhidrolisis secara sempurna dengan adanya air dan asam sebagai katalisator. c. Resinifikasi Beberapa fraksi dalam minyak atsiri dapat membentuk resin, yang merupakan senyawa polimer. Resin ini dapat terbentuk selama proses pengolahan ekstraksi minyak yang mempergunakan tekanan dan suhu tinggi selama penyimpanan.

2.2. Tanaman Kayu Putih

Kayu putih Melaleuca leucadendron adalah pohon perdu yang banyak tumbuh di kepulauan Hindia Timur Indonesia, Semenanjung Malaya, dan di beberapa tempat di sekitarnya. Di Malaysia, hutan kayu putih terdapat di daerah pantai dan pegunungan. Sedangkan di Pulau Buru dan Seram, daun kayu putih dalam jumlah besar dapat diperoleh dari pohon kayu putih yang tumbuh liar sehingga tidak perlu dibudidayakan Guenther 1990. Menurut Core 1955 dalam Sunanto 2003, dalam sistematika tanaman kayu putih M. leucadendronLinn memiliki susunan klasifikasi seperti berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dycotyledonae Subkelas : Archichlamideae Ordo : Myrtales Famili : Myrtaceae Genus : Melaleuca Species : Melaleuca leucadendron Linn Pohon kayu putih dapat mencapai ketinggian 45 kaki. Pohon ini sangat kuat dan resisten, serta dapat mematikan tanaman lainnya dan tidak dapat dimusnahkan dengan cara menebang atau membakar Guenther 1990. Kayu putih memiliki kayu yang agak keras dan berat, berserabut panjang, bewarna putih kelabu dengan sedikit merah menyelusur diantaranya. Kulit dari pohon kayu putih berukuran setebal jari dan terdiri atas lembaran- lembaran kecil yang lembut, sangat tipis dan tak terhitung jumlahnya. Di pulau Buru, kulit pohon kayu putih digunakan sebagai bahan pada pembungkus botol-botol minyak kayu putih Heyne 1985. Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga bebentuk seperti lonceng, daun mahkota berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan. Buah panjang 2,5 – 3 mm, lebar 3 – 4 mm, warnanya coklat muda sampai coklat tua. Bijinya halus, sangat ringan seperti sekam, berwarna kuning. Buahnya sebagai obat tradisional disebut merica bolong. Ada beberapa varietas pohon kayu putih. Ada yang kayunya berwarna meah, dan ada yang kayunya berwarna putih. Rumphius membedakan kayu putih dalam varietas daun besar dan varietas daun kecil. Varietas yang berdaun kecil digunakan untuk bahan baku pembuatan minyak kayu putih. 7 Tanaman kayu putih telah banyak dimanfaatkan masyarakat Indonesia untuk berbagai keperluan terutama sebagai bahan untuk mengatasi berbagai macam gangguan kesehatan. Pemanfaatan tanaman kayu putih ini telah lama dilakukan oleh masyarakat Indonesia sebelum adanya teknologi. Daun kayu putih digunakan untuk mengurangi gatal atau pembengkakan karena gigitan serangga. Daun kayu putih juga diekstrak atau dikeringkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan ramuan untuk penambah stamina. Selain itu, tanaman kayu putih pada saat ini mulai banyak ditanam di pekarangan rumah sebagai pengusir nyamuk karena aromanya yang khas. Di Kalimantan Barat, tanaman kayu putih ini juga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat lokalnya, seperti bagian kulit batang kayu putih dapat dimanfaatkan sebagai penutup celah-celah atau lubang-lubang pada perahu agar tidak bocor dan buahnya dapat digunakan sebagai jamu atau obat-obatan tradisional. Selain itu, tanaman kayu putih ini merupakan salah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri. Minyak atsiri dari tanaman kayu putih dapat diperoleh dari penyulinga daun kayu putih. Minyak ini biasa disebut dengan minyak kayu putih atau dalam perdagangan internasional disebut dengan cajeput oil cajuput oil.

2.3. Minyak Kayu Putih