12
etilen  diamin  tetraasetat  EDTA,  asam  nitriotriasetat  NTA,  polifosfat,  poliamin, dan isoaskorbat.
2.5. Bentonit
Bentonit  merupakan  istilah  perdagangan  untuk  lempung  mineral  yang mengandung montmorillonite sebagai komponen utamanya. Bentonit berwarna dasar putih
dengan  sedikit  kecoklatan  atau  kemerahan  atau  atau  kehijauan  tergantung  dari  jenis  dan jumlah  fragmen  mineral-mineralnya. Bentonit bersifat sangat lunak, ringan,  mudah pecah,
dan terasa seperti sabun. Selain itu, bentonit mudah menyerap air dan mempunyai kapasitas penukar  ion  yang  tinggi  Patterson  1982.  Berat  jenis  bentonit  berkisar  2,4-2,8  Priatna
1982.
Senyawa  penyusun  utama  bentonit  MgCaO.Al
2
O
3
.5SiO
2
nH
2
O  adalah  silika  dan alumina dengan kandungan lain yaitu Fe, Mg, Ca, Na, Ti, dan K Oscan dan Ozcan, 2004.
Ukuran  partikel  koloid  bentonit  sangat  kecil  dan  mempunyai  kapasitas  penukar  ion  yang tinggi dengan penukaran ion terutama diduduki oleh ion-ion Ca dan Mg.
Pada  keadaan  awal,  bentonit  memiliki  kemampuan  adsoprsi  yang  rendah.  Tetapi dengan  teknik  pemanasan  atau  dengan  penambahan  asam  mineral  akan  meningkatkan
kemampuan  adsorpsinya.  Aktivasi  adalah  semua  proses  untuk  menaikkan  kapasitas adsorpsi  untuk  memberikan  sifat  yang  diinginkan  sehubungan  dengan  penggunaannya.
Pengaktifan  bertujuan  untuk  memperluas  permukaan  melalui  pembentukan  struktur  yang porous, dan  berguna untuk mempertinggi daya adsorpsinya.
Berdasarkan teori, ada dua cara perlakuan untuk meningkatkan daya serap bentonit, yaitu  aktivasi  dengan  pemanasan  dan  aktivasi  dengan  pengasaman.  Aktivasi  dengan
pemanasan bertujuan untuk menguapkan air yang terikat di celah-celah molekul sehinngga meningkatkan  porositasnya.  Sedangkan  pengaktifan  dengan  pengasaman  dapat  menaikkan
angka perbandingan antara SiO
2
dan Al
2
O
3
. Pengaktifan dengan pengasaman ini dilakukan dengan  cara  melarutkan  bentonit  ke  dalam  asam  H
2
SO
4
atau  HCl  pada  konsentrasi tertentu pula.
2.6. Asam Sitrat
Asam  sitrat  C
6
H
8
O
7
dengan  tiga  asam  karbosil  dalam  bentuk  strukturnya  dapat membentuk  kompleks  dengan  logam.  Asam  sitrat  ini  bersifat  sebagai  senyawa  pengkelat
chelating agent paling efesien untuk logam seperti Fe, Ca, Mg, Zn, Mn, Cu, Pb, dan Cd Ekholm et al 2003. Chelating agent ini sangat diperlukan sebagai katalisator penghambat
dalam reaksi-reaksi biologis Winarno dan Laksmi 1974. Asam  sitrat  juga  banyak  digunakan  dalam  pembuatan  gelatin,  agar-agar  buah
maupun  agar-agar  pektin  untuk  permen,  sebagai  pengasam  dalam  senyawa  karbonat  serta digunakan dalam industri tekstil. Kemampuan memebentuk kompleks dari asam sitrat telah
digunakan sebagai pembersih logam. Bahan kimia ini digunakan dalam pencucian endapan logam. Adapun rumus bangun dari asam sitrat dapat dilihat pada gambar 1.
13
HO C
Gambar 1. Struktur Asam Sitrat Maryati 2006 Kemampuan  asam  sitrat  sebagai  senyawa  pengkelat  terhadap  logam  telah
dibuktikan  dan  diteliti.  Abrahamson  et  al.  1994  melaporkan  bahwa  asam  sitrat  terbukti merupakan  senyawa  pengkelat  yang  efektif  terhadap  logam  Fe.  Marshall  et  al.    1999
menyatakan  bahwa  asam  sitrat  mampu  melakukan  penyerapan  terhadap  logam  Cu  dalam suatu  cairan  dan  air  limbah.  Chen  et  al.  2003  menemukan  bahwa  dengan  meningkatnya
konsentrasi  asam  sitrat  sebagai  senyawa  pengkelat,  maka  kompleks  logam  Pb  dan  Cd dengan  asam  sitrat  yang  terbentuk  semakin  banyak.  Selanjutnya,kemampuan  asam  sitrat
sebagai  senyawa  pengkelat  terhadap  logam  Mg  dan  Ca  telah  dibuktikan  Donmez  et  al. 2009.  Pemurnian  secara  pengkelatan  dengan  asam  sitrat  0,6  meningkatkan  kejernihan
kualitas minyak cengkeh Marwati et al. 2005. CH
2
CH
2
CO
2
H CO
2
H
CO
2
H
14
III. METODE PENELITIAN
3.1. Bahan dan Alat