Data Pre-test dan Post-test kelas SETS, STEM, dan STS

3. Lembar Observasi

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses kegiatan belajar mengajar pada ketiga kelas eksperimen, dihasilkan perolehan data sebagai berikut. Tabel 4.4 persentase hasil perhitungan lembar observasi Pertemuan SETS STEM STS 1 72,72 70,17 75 2 81,82 82,87 87,50 3 100 91,14 100 Rata - rata 84,84 81,36 87,50 Ketercapaian semua tahapan proses pembelajaran telah berjalan dengan baik, walupun ada beberapa tahapan kegiatan pembelajaran yang belum terlaksana secara maksimal. Hal ini terlihat pada keterlaksanaan proses pembelajaran pada kelas STEM yang tahap pencapaiannya belum mencapai angka 100. Hal ini disebabkan karena proses pelaksanaan pembalajaran STEM jauh lebih rumit dibandingkan dengan pelaksanaan model pembelajaran SETS dan STS serta kurangnya manajemen waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran.

B. Pengujian Persyaratan Analisis Dan Pengujan Hipotesis

1. Uji Normalitas

Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua jenis data, yaitu nilai pre test dan post test dari ketiga kelas eksperimen. Untuk menguji normalitas dari ketiga data tersebut digunakan rumus uji Chisquare. Sebelum melakukan uji anova, maka data harus memenuhi asumsi kenormalan distribusi data. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai-nilai X² hitung untuk ke tiga kelas eksperimen pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 hasil uji normalitas dengan uji Chi Square kelas N Data X²hitung X² tabel Kesimpulan SETS 36 Pre test 7,59 7,81 Data berdistribusi normal 36 Post test 1,96 7,81 Data berdistribusi normal STEM 35 Pre test 6,99 7,81 Data berdistribusi normal 35 Post test 5,91 7,81 Data berdistribusi normal STS 35 Pre test 5,62 7,81 Data berdistribusi normal 35 Post test 4,43 7,81 Data berdistribusi normal Nilai X tabel diambil berdasarkan nilai pada tabel kritis Uji Chi Square dengan taraf signifikansi 5 . Kolom kesimpulan dibuat berdasarkan pada keputusan pengujian hipotesis normalitas uaitu jka X 2 hitung ≤ X 2 tabel maka data dinyatakan berdistribusi normal. Sebaliknya jika X 2 hitung ≥ X 2 tabel maka data tidak berdistrbusi normal. Pada tabel di atas, terlihat bahwa nilai dari X 2 hitung ≤ X 2 tabel pada ketiga data sehingga dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal, baik pada nilai pretest maupun posttest.

2. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas berdasarkan nilai pretest dan posttest dilakukan pada kelas SETS, STEM, STS dengan menggunakan uji barlett. Uji barlet digunakan untuk menguji apakah K sampel berasal dari populasi dengan varians yang sama. K sampel dapat berapa saja karena biasanya uji baelett digunakan untuk menguji sampelkelompok yang lebih dari 2, dan dapat dilihat apakah ketiga varians populasi homogen atau tidak pada Tabel 4.6 . Tabel 4.6 hasil uji homogenitas dengan uji barlett N Kelompok X hitung X 2 tabel Kesimpulan 36 Pre test 0,20 5,991 Data homogen Data homogen 36 Post test 1,07 5,991 Data homogen Data homogen Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji homogenitas juga pengambilan keputusan didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas yaitu jika nilai X 2 hitung ≤ X 2 tabel maka ho diterima, artinya bahwa ketiga kelompok data memiliki varians yang homogen, dan sebaliknya apabila X 2 hitung X 2 tabel maka Ho ditolak, artinya bahwa ketiga kelompok data tidak memiliki varias yang homogen. Berdasarkan keterangan tabel diatas, tampak bahwa hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa X 2 hitung ≤ X 2 tabel maka ho diterima, artinya bahwa ketiga kelompok data memiliki varias yang homogen, baik pada nilai pretest maupun nilai postest.

3. Pengujian hipotesis dengan anava satu jalur

Perbedaan antara hasil belajar siswa antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran SETS, STEM, STS, dapat dilakukan dengan suatu pengujian menggunakan anava satu jalur. Pengujian dilakukan berdasarkan nilai pretest dan posttest, pada kelompok pretest dan posttest dengan pengujian ini dapat diketahui antara data yang signifikan atau tidak pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 pengujian hipotesis dengan anava satu jalur pretest SUMBER Jk db Rk F empirik F teoritik Interpretasi Antar Kelompok 35,05 2 17,525 0,159 3,08 5 Tidak Signifikan Dalam Kelompok 11.581,20 105 110,300 4,81 1 Tidak Signifikan 11616,25 107 - - - - -

Dokumen yang terkait

Penggunaan Lks Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Virus Dan Monera

0 18 321

Deskripsi Interaksi Verbal dalam Peroses Belajar Mengajar menggunakan Pendekatan Kooperatif dengan Metode Diskusi pada Konsep Virus

3 21 223

Perbedaan Hasil Belajar Peserta Didik yang Menggunakan Metode Team Quiz dan Learning Cell pada Konsep Sistem Gerak Manusia

0 6 321

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK PROGRAM PAKET B.

0 1 33

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP UANG.

0 3 41

PENDEKATAN KONTEKTUAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG POKOK BAHASAN PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK.

0 0 36

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN GERAK BENDA MELALUI PENDEKATAN KONSTEKSTUAL.

0 1 77

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PESERTA DIDIK KELAS VII MTS. ASSYAFI’IYAH GONDANG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PESERTA DIDIK KELAS VII MTS. ASSYAFI’IYAH GONDANG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PESERTA DIDIK KELAS VII MTS. ASSYAFI’IYAH GONDANG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 9