Terciptanya Stabilitas Nasional

2. Terciptanya Stabilitas Nasional

Kebijakan publik yang berlandaskan hikmah, yaitu kebijakan yang tepat sasaran dan akurat, akan mengantarkan kepada kondisi masyarakat yang damai, sejahtera, adil , persaingan sehat dan meningkatnya stabilitas nasional Stabilitas yang ditandai dengan gerak dinamis pada semua lini kehidupan terutama di sektor keamanan, bukan stabil dalam arti

63 Negeri sejahtera digambarkan oleh al-Qur'an seperti negeri Saba' ( Yaman ) pada zaman Sulaiman as. Dengan landasan syukur kepada Allah swt, pemimpin dan rakyatnya berhasil membangun negeri Saba'

menjadi negeri yang subur, makmur, gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo, di bawah lindungan dan ampunan Allah swt.( baldah thayyibah wa rabbun ghafûr ). Sampai-sampai al-Qur'an mengilustrasikannya dengan negeri yang mempunyai jalan yang dipagari dengan taman-taman megah nan indah di kanan kirinya ( mungkin sekarang seperti boulevard ; taman yang berada di tengah jalan raya ), tanahnya subur, dimana-mana tumbuh pepohonan, hasil panen melimpah, buah-buahan ada sepanjang masa. Keadaan tersebut salah satu berkat kepandaian dan ketrampilannya dalam membuat bendungan dan irigasi. ( Lihat. Al-Biqâ'iyy, Burhân ad- Dîn Abi al-hasan Ibrâhîm ibn 'Umara al-Biqâ'iyy, Nadlm ad-Durarfî Tanâsu al- Ă yât wa as-Suwar, Dâr al- Kutub al-'Ilmiyyah, 1995 Jilid 6, h. 167-168 )

64 Bantuan keuangan yang tidak mempetimbangkan efek buruk di masa depan, seperti kebijakan BTL ( Bantuan Tunai Langsung ) yang diberikan Pemerintah RI pada masyarakat miskin , justru akan memperburuk

keadaan, karena bantuan model tersebut akan menjadikan masyarakat miskin semakin tergantung kepada belas kasihan Pemerintah ( pihak lain ), walaupun bantuan tersebut diambilkan dari subsidi BBM yang dicabut, kemudian dialihkan kepada BTL untuk masyarakat miskin. Bantuan tersebut, menurut hemat penulis, mestinya tidak diwujudkan dalam bentuk BTL, akan tetapi diberikan dalam bentuk subsidi peralatan produksi ( usaha ) yang bisa menggerakkan roda ekonomi, dan mendatangkan hasil. Bukan memberikan ikan tetapi berikan kailnya sekaligus ajarkan bagaimana menggunakan kail tersebut, untuk bisa memperoleh ikan yang lebih banyak. Inilah konsep ilmu amaliah dan amal ilmiah ( al-hikmah ).

65 Keadaan masyarakat demikian digambarkan oleh al-Qur'an sebagaimana yang akan dirasakan oleh penghuni surga nantinya. ( Lihat Q.S. al-Wâqi'ah ; 25, 26 ; Q.S Yâsîn ; 55-58 ; dan Q.S. ath-Thûr ; 21 )

statis dan stagnan ( tidak beranjak dari tempatnya ). Dengan diberlakukannya sistem keamanan nasional akan memantapkan eksistensi NKRI yang menyangkut kesatuan wilayah, kesamaan tujuan, dan rasa senasib dan sepenanggungan. Keamanan nasional menunjuk pada kondisi keamanan negara-bangsa, keamanan negara untuk dapat melaksanakan fungsinya, utamanya mempertahankan eksistensi negara, memajukan kesejahteraan rakyatnya, dan melindungi keselamatan bangsa. Keamanan nasional berkaitan erat dengan keberhasilan penyelenggaraan hubungan luar negeri dan kemampuan membangun kekuatan yang dapat menghadapi ancaman terhadap eksistensi negara, baik kedaulatan maupun kesatuan wilayah. Perwujudan keamanan nasional dicapai dengan membangun hubungan luar negeri yang diabdikan bagi kepentingan nasional, meningkatkan kemampuan ekonomi negara, dan meningkatkan kekuatan pertahanan negara yang memadai.

Stabilitas nasional juga terwujud dalam bentuk keamanan dan keselamatan publik, yang menyangkut aspek fisik dan psikologis. Wujudnya rasa aman bagi masyarakat, antara lain melalui penyediaan dan pemeliharaan peluang bagi penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, pelaksanaan pelayanan dan perlindungan publik, pencegahan terhadap praktek ketidakadilan, ketimpangan dan penindasan terhadap rakyat, menegakkan ketertiban publik dan law enforcement. Juga dibangun kualitas dan kuantitas aparat pemerintah yang memadai meliputi pemerintah pusat dan daerah, aparat penegak hukum yang bersih ( POLRI, Kejaksaan dan Pengadilan ) yang mampu menjadi pelayan, pengayom dan pelindung rakyat. Program ini akan terealisir jika aparat pemerintah bekerja secara cepat, terjangkau, dan terukur untuk meniadakan ancaman terhadap kepentingan publik, seperti tindak kejahatan dengan kekerasan, pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, pemerasan, intimidasi dan mafianisme, penyelundupan, drug trafficking, perdagangan wanita dan penyelundupan manusia. Dengan diterapkannya kebijakan yang berkeadilan juga bisa mengurangi dan menyeleseikan kerusuhan sosial yang berlatarkan suku, agama dan ras, seperti yang pernah

terjadi di Poso, Sampit, Aceh dan Maluku dengan tindakan keras maupun penegakan hukum yang tegas serta pemulihan kehidupan sosial untuk mencapai keadaan tertib sipil 66 .

Stabilitas nasional juga ditandai dengan meningkatnya profesionalisme TNI dan POLRI, peningkatan kinerja aparat penegak hukum serta terciptanya lembaga penegak hukum yang bersih dan berwibawa, meningkatnya kinerja aparat, meningkatnya kesejahteraan prajurit TNI, anggota POLRI, dan pegawai negeri. Dan tidak kalah pentingnya

adanya peningkatan serta modernisasi peralatan dan teknologi TNI. 67 Indikasi stabilitas nasional yang lain adalah meningkatnya peran serta masyarakat

dalam urusan keamanan dan ketertiban secara terpadu, terwujudnya sikap mental, daya tanggap, kepekaan, kewaspadaan dan ketahanan masyarakat terhadap masalah keamanan dan

ketertiban ini di lingkunagan masing-masing dalam suatu system keamanan swakarsa, hususnya di kalangan anak muda demi terjaganya eksistensi NKRI dalam jangka panjang. Pemantapan sistem pertahanan negara yang bisa melahirkan stabilitas nasional dimulai dengan penyiapan peraturan perundang-undangan dan pelaksanaannya secara bertahap dan berkesinambungan.

Stabilitas Nasional tidak akan berlangsung lama jika kebijakan yang diterapkan hanya diarahkan pada pembangunan sektor fisik semata, tanpa melibatkan pembangunan di bidang ruhani. Dalam bait lagu kebangsaan Indonesia Raya, ada redaksi yang terkadang berlalu begitu saja dan cenderung terlupakan. " Bangunlah jiwanya…bangunlah badannya…untuk Indonesia Raya… " Jadi pembangunan jiwa atau dikenal dengan istilah character building adalah sebuah keniscayaan dan diutamakan. Pembangunan karakter bangsa merupakan modal dasar untuk terus melanjutkan pembangunan dalam mencapai kesejahteraan dengan

66 Bersatulah Bangsaku, Majulah Negeriku, Untuk Kebangkitan Indonesia, Jakarta 2004, h. 34-35

67 Kasus perebutan dua pulau Sipadan dan Ligitan di perbatasan perairan antara NKRI dan negara tetangga Malaysia menunjukkan betapa rendahnya peralatan navigasi yang dimiliki TNI, sehingga Indonesia

kalah dalam persidangan Internasional. Demikian juga kasus ambalat dan lain-lain.

mendorong agar bangsa Indonesia senantiasa berpikir positif, yakin akan kemerdekaan dan kedaulatannya, serta bangga atas karya sendiri.

Untuk mewujudkan misi Nation and Character Building tidak harus memulai dari sesuatu yang besar dan luas, tidak juga harus dimulai dengan merambah ke dan di dalam wilayah yang bukan wilayahnya. Masyarakat Indonesia bisa memulainya dari diri masing-

masing, lingkungan terdekatnya ( nuclear family ), 68 kemudian menuju the big family, lingkungan masyarakat serta apa yang berada dalam wewenang dan tanggung jawabnya.

Misalnya Pimpinan Perguruan Tinggi bersama Civitas Akademika memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam wilayah kampus dengan cara yang tegas, adil dan bijaksana. Paling

tidak ada lima sikap dasar yang bisa membantu mewujudkan jati diri ( bangsa ) dan membentuk watak terpuji 69 : a). Jujur, b). Terbuka, c). Berani mengambil resiko dan

bertanggung jawab, d). Memenuhi komitmen e). Kemampuan ( dan kemauan ) berbagi ( sharing )