1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu dan teknologi mendorong upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Dewasa ini
bidang pembelajaran secara umum sedikit banyak terpengaruh oleh adanya perkembangan dan penemuan baru dalam bidang ketrampilan, ilmu, dan
teknologi. Pengaruh perkembangan tersebut berpengaruh dalam pembaharuan system pendidikan dan pembelajaran. Dengan adanya perubahan tersebut
mahasiswa dituntut untuk selalu belajar agar tidak tertinggal dengan laju teknologi yang kian berkembang. Belajar adalah suatu proses yang kompleks
yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya, dapat terjadi
kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku seseorang yang telah belajar
menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan, ketrampilan atau sikapnya.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam mengembangkan sistem pengajaran yang berkualitas. Menurut pendapat
Sukiman 2012: 29, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif.
2 Pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber
belajar, guru, dan peserta didik untuk saling bertukar informasi. Menurut Arief S. Sadiman 2010: 7, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi. Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari
antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide gambar bingkai, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain
media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk
belajar. Pada tingkat sekolah menengah pertama SMPMTs, mata pelajaran
prakarya diarahkan kepada teknologi tepat guna dengan mengganti bahan, bentuk, serta keteknikan home skill. Istilah prakarya mengandung arti
pekerjaan tangan, kecakapan melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan cekat, cepat dan tepat dengan ketrampilan tangan. Ketrampilan dalam konteks
pembelajaran mata pelajaran prakarya di sekolah adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat dan tepat dalam menghadapi
permasalahan belajar. Pembelajaran prakarya dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku peserta didik melalui aktivitas
kerajinan dan teknologi rekayasa, perilaku terampil ini dibutuhkan dalam ketrampilan hidup manusia di masyarakat. Peserta didik melakukan interaksi
terhadap karya produk kerajinan dan teknologi yang ada di lingkungannya, untuk berkreasi menciptakan berbagai jenis produk teknologi sehingga diperoleh
3 pengalaman perseptual, pengalaman apresiatif, dan kreativitas dari potensi
lingkungan. Prakarya membatik di SMP Dr. Wahidin merupakan salahsatu pelajaran
yang terdapat dalam kurikulum 2013 yang dilaksanakan pada kelas VII dan VIII yang terdiri dari pengertian batik, sejarah batik, macam motif batik pemahaman
alat dan bahan membatik, dan proses pembuatan membatik perlu dipelajari karena merupakan dasar yang dipergunakan saat akan melakukan pembuatan
batik. Pembelajaran prakarya membatik di SMP Dr. Wahidin masih menggunakan
sistem klasikal yaitu dengan guru menjelaskan di depan kelas dengan menggunakan bantuan jobshett sementara itu siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru dengan bantuan media jobshett, apabila siswa belum jelasmengerti maka guru akan menjelaskan kembali hingga siswa
paham. Cara menjelaskan seperti ini kurang memberikan hasil yang maksimal, sebab siswa kurang semangat dalam belajar, jenuh dan cenderung pasif
meskipun sudah ada media jobshett tetapi siswa masih mengandalkan penjelasan guru sebab tidak semua mendapat jobsheet serta minat siswa untuk
membaca dan memahami materi melalui media tersebut dinilai kurang menarik karena hanya berupa gambar hitam putih dan perhatian siswa akan bercabang
sehingga materi yang disampaikan tidak tersampaikan dengan baik. Dari permasalahan tersebut perlu adanya media pembelajaran yang efektif dalam
menyampaikan materi pembelajaran namun tetap menarik sehingga peserta didik tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.
Disamping itu, hasil pencapaian kompetensi siswa belum semua dapat mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM, terutama dalam
pembelajaran teori prakarya membatik. Adapun ketentuan di SMP Dr. Wahidin,
4 siswa dinyatakan kompeten menguasai kompetensi mata pelajaran prakarya
membatik apabila dapat mencapai nilai KKM sebesar 70, sehingga siswa yang belum mencapai nilai tersebut harus mengulang remedial dan berdasarkan
informasi dengan guru mata pelajaran masih terdapat murid yang belum mencapai KKM, yang ditentukan yaitu dengan jumlah siswa 30 orang, yang
belum mencapai KKM sebanyak 11 siswa pada nilai teori kognitif, sedangkan nilai praktek siswa keseluruhan sudah mencapai KKM. Berdasarkan hasil nilai
teori dan praktek dapat dilihat siswa yang belum mencapai KKM lebih banyak karena kurang memahami teori pembelajaran prakarya membatik, sehingga
diperlukan media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mempelajari teori mata pelajaran prakarya membatik.
Saat ini bidang pengajaran secara umum sedikit banyak terpengaruh oleh adanya perkembangan dan penemuan-penemuan dalam bidang ketrampilan
ilmu dan teknologi. Penerapannya Adobe Flash dapat digunakan untuk pembuatan media pembelajaran secara efektif dan efisien dalam mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi pendidikan dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Adobe flash CS3 profesional merupakan software yang dirancang untuk membuat animasi berbasis vector yang mendukung penyampaian pesan melalui
gambar yang bergerak animation, teks dan suara. Hal ini akan membantu proses pembelajaran secara audio visual dan pandangan siswa akan terfokus
pada satu arah. Belajar dengan menggunakan indera ganda-pandang dan dengar berdasarkan konsep di atas akan memberikan keuntungan bagi peserta
didik. Peserta didik akan belajar lebih banyak dari pada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar.
Para ahli memiliki pandangan yang searah mengenai hal itu. Perbandingan
5 perolehan hasil belajar melalui indra pandang dan indera dengar sangat
menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90 hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5 diperoleh melalui indera dengar
dan 5 lagi dengan indera lainnya. Sementara itu, menurut kerucut pengalaman Dale, memperoleh hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75, melalui
indera dengar 13, dan melalui indera lainnya sekitar 12 Azhar Arsyad, 2009 :10. Sehingga dengan melihat pandangan tersebut diharapkan penggunaan
Adobe Flash menjadi media pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman
siswa dalam
proses pembelajaran
atau meningkatkan
pengetahuan kognitif. Pengembangan
media pembelajaran
berbasis multimedia
perlu diimplementasikan di lingkungan pendidikan, penggunaan media pembelajaran
yang berbasis multimedia bukanlah hal yang baru, walaupun baru sebagian yang mengembangkan media berbasis multimedia, baik dengan program
Microsoft power point, atau program penghasil produk media pembelajaran berbasis multimedia lainnya maka peneliti ingin mengembangkan media
pembelajaran berupa Adobe Flash yang berisikan pengertian, sejarah, macam motif batik, pemahaman alat dan bahan membatik, dan proses pembuatan batik
berupa gambar dan penjelasannya. Penggunaan media belajar berupa Adobe Flash diharapkan dapat menjadi alternatif media pembelajaran yang dapat
membantu siswa untuk lebih tertarik dan mudah mempelajari teori materi mata pelajaran prakarya membatik.
Media pembelajaran prakarya membatik berbasis adobe flash ini divalidasi oleh judgment expert yaitu pihak yang memiliki kemampuan dalam pembuatan
media pembelajaran untuk menguji kelayakan media pembelajaran yang dibuat. Pembuatan media pembelajaran ini terdiri dari ahli media dan ahli materi yang
6 berhak memberikan pernyataan apakah media pembelajaran tersebut layak
atau tidak digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan permasalahan siswa yang kesulitan mempelajari teori mata
pelajaran prakarya membatik, peneliti mengembangkan Media Pembelajaran Prakarya Membatik Menggunakan Adobe Flash untuk Siswa Kelas VII SMP Dr.
Wahidin sehingga pemahaman siswa terhadap pembelajaran teori mata pelajaran prakarya membatik tersebut dapat meningkat dan nilai siswa
mencapai KKM.
B. Identifikasi Masalah