telah mengalami beberapa kali perubahan nama. Pada awalnya bernama Prodi Ekonomi Perusahaan, kemudian berubah nama menjadi Prodi Pendidikan
Koperasi hingga tahun 1992. Setelah tahun 1992 menjadi bidang keahlian khusus BKK Pendidikan Ekonomi di bawah Prodi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Dunia Usaha. Pada tahun 2005 berubah nama lagi menjadi Prodi Pendidikan Ekonomi Koperasi dibawah Jurusan Pendidikan
Dunia Usaha PDU dan mendapatkan akreditasi A. tahun 2006 sampai sekarang prodi Pendidikan Ekonomi Koperasi berubah nama menjadi
Pendidikan Ekonomi dibawah Jurusan Pendidikan Ekonomi dengan akreditasi B. Jurusan Pendidikan Ekonomi memiliki visi menjadi program studi
terkemuka di Indonesia dalam menyiapkan dan mengembangkan guru ekonomi yang professional dan bermoral yang berwawasan kerakyatan serta
berjiwa kewirausahaan.
2. Perilaku konsumen
Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses-proses yang terjadi manakala individu atau kelompok memilih, membeli, menggunakan, atau
menghentikan pemakaian produk, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan hasrat tertentu Solomon dalam Fandy Tjiptono
2014: 50. Sedangkan Philip Kotler Gary Amstrong 2008: 158 menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan perilaku konsumen akhir,
baik individu maupun rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk
konsumsi pribadi. Dan menurut Ujang Sumarwan 2004: 26 perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami
“ why do consumers do what they do”. Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses
psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa, dan
mengevaluasi. Dari berbagai definisi dapat disimpulkan perilaku konsumen adalah semua tindakan yang dilakukan konsumen individu atau kelompok
dalam membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghentikan pemakaian produk, jasa, ide, pengalaman dengan tujuan memuaskan kebutuhan.
Perilaku konsumen dapat dipelajari dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan manajerial dan pendekatan holistik. Berdasarkan kedua
pendekatan tersebut, mempelajari perilaku konsumen lebih mengarah pada pemuasan kebutuhan konsumen secara individual. Perubahan perilaku
konsumen dimungkinkan dengan mengubah stimulus dan proses yang menghasilkan respon.
3. Pengambilan Keputusan Konsumen
a. Pengertian Keputusan Konsumen
Schiffman dan Kanuk dalam Ujang Sumarwan 2014: 289 mendefinisikan suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua
atau lebih pilihan alternatif, sehingga jika konsumen tidak memiliki pilihan alternatif, bukanlah suatu situasi konsumen melakukan keputusan. Menurut
Philip Kotler dan Armstrong, Gary 2008: 171 keputusan konsumen merupakan sikap seseorang untuk membeli atau menggunakan suatu barang
atau jasa yang telah diyakini akan memberikan kepuasan dan kesediaannya menanggung resiko yang mungkin ditimbulkan. Keputusan konsumen
dilakukan tidak secara tiba-tiba, melainkan melalui tahapan-tahapan yang dilalui seseorang ketika melakukan proses pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan diartikan sebagai proses penilaian dan pemlihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan
menetapkan suatu pilihan yang dianggap menguntungkan.
b. Pengambilan Keputusan yang Mengacu Model TPB
Yanti dan Zaki 2013: 6-7 TPB adalah sebuah model yang merupakan perluasan dari Theory of Reaseoned Action TRA milik Ajzen dan Fishbein
1980 karena keterbatasan pada model asli dalam memprediksi perilaku dimana seseorang memiliki kehendak yang tidak lengkap Ajzen, 1991.
Dalam TRA dijelaskan bahwa niat seseorang terhadap perilaku dibentuk oleh dua faktor utama yaitu sikap terhadap perilaku attitude towards behavior
dan norma subjektif subjective norm. Kemudian Ijzen 1988 menambahkan sebuah konstruk yang belum ada dalam model TRA, yaitu kontrol perilaku
yang dipersepsikan perceived behavioral control. Lebih lanjut dalam TPB ditambahkan oleh Beck dan Ajzen 1991 satu faktor lagi yaitu kewajiban
moral moral obligation. Kewajiban moral didefinisikan sebagai perasaan