Definisi dan aktivitas antioksidan Penggolongan antioksidan

2. Definisi dan aktivitas antioksidan

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat oksidasi yang diperantarai oleh oksigen. Oksidasi memegang peranan penting dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit. Hal tersebut disebabkan senyawa antioksidan dapat mencegah pengaruh buruk yang disebabkan oleh senyawa-senyawa radikal bebas. Percival, 1998. Menurut Halliwel dan Auroma 1993 antioksidan memiliki aktivitas dengan cara sebagai berikut. a. Menurunkan konsentrasi oksigen, b. mencegah inisisasi rantai pertama dengan menangkap radikal penyerang yang pertama kali dalam reaksi seperti radikal hidroksil, c. mengikat ion logam dalam bentuk yang tidak akan menurunkan spesies penginisiasi seperti radikal hidroksil dan tidak medekomposisi peroksida lipid menjadi radikal peroksi atau alkoksi, d. mendekomposisi peroksida dengan mengubah menjadi produk non radikal seperti alkohol, dan e. memecah rantai pada radikal intermediet seperti radikal peroksi dan alkoksi yang ditangkap untuk mencegah abstraksi hidrogen selanjutnya.

3. Penggolongan antioksidan

Manusia mempunyai sistem antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari radikal bebas. Sistem antioksidan ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok enzimatik dan non-enzimatik. Antioksidan enzimatik terdiri dari superoxide dismutase SOD, katalase dan glutathione peroxidase. Antioksidan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI non-enzimatik terdiri dari vitamin E, A, provitamin A beta karoten, dan vitamin C. Antioksidan enzimatik secara alamiah dihasilkan oleh tubuh sedangkan antioksidan non-enzimatik diperoleh dari luar tubuh Fouad, 2005. Antioksidan sintetik seperti BHA butyl hydroxy anisol, PG propil galat, TBHQ tert-butyl hydroquinone dapat meningkatkan karsinogenisitas. Sebagai contoh BHA, merupakan inhibitor lipid peroksidasi yang poten, tetapi ketika dikonsumsi berlebihan menyebabkan kanker, karena terjadi kerusakan oksidatif pada DNA sehingga memicu terjadinya mutasi. Hal ini menyebabkan penelitian eksplorasi antioksidan yang berasal dari bahan alami seperti buah, sayuran dan tanaman mengalami peningkatan Amarowicz, Naczk, dan Fereiodon, 2000. Sistem pertahanan internal tubuh terhadap radikal bebas adalah antioksidan. Dari asal terbentuknya antioksidan dapat dibedakan menjadi dua yaitu intraseluler dan ekstrasesuler. Dari sini antioksidan dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan sebagai berikut. a. Antioksidan primer, yaitu antioksidan yang dapat menghalangi pembentukan radikal bebas baru dan mengubah radikal bebas yang ada menjadi molekul yang berkurang dampak negatifnya sebelum radikal bebas ini sempat bereaksi. Contoh golongan ini adalah enzim SOD Superoksid Dismutase, Glutation Peroksidase, protein pengikat metal seperti ferritin dan ceruroplasmin. b. Antioksidan sekunder atau penangkap radikal radical scavenger adalah antioksidan yang menekan terjadinya reaksi rantai baik pada awal pembentukan rantai maupun pada fase propagasi. Kelompok ini termasuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI antioksidan ekstraseluler yang kebanyakan berasal dari makanan seperti vitamin E, vitamin C, β-karoten, asam urat, bilirubin, dan albumin. c. Antioksidan tersier adalah antioksidan yang memperbaiki kerusakan- kerusakan sel dan jaringan karena radikal bebas. Contoh: enzim yang memperbaiki DNA pada inti sel yaitu metionin sulfoksidan reduktase yang berguna untuk mencegah penyakit kanker Niki et al. cit Ariyanto, 2006 Menurut Percival 1998, proteksi antioksidan dapat berasal dari dalam maupun luar tubuh dimana secara sinergis dan interaktif menetralkan radikal bebas. Yang termasuk didalamnya antara lain: a. nutrient-derived antioxidant biasa disebut dietary antioxidant, misalnya asam askorbat vitamin C, tokoferol vitamin E dan tokotrienol, karotenoid, dan komponen lain yang membunyai bobot molekul rendah seperti glutation dan lipoic acid thiol dan biothiol. Vitamin C berfungsi dalam menetralkan ROS dalam fase air sebelum reaksi peroksidasi awal. Vitamin E berfungsi dalam memutus reaksi berantai karena melindungi membran asam lemak dari peroksidasi lipid. β-karoten dan karotenoid lain berfungsi untuk memberikan proteksi antioksidan pada jaringan yang kaya lipid; b. antioxidant enzymes, seperti superoksid dismutase, gluthation peroksidase, gluthation reductase, lipoic acid thiol dan biothiol yang mengkatalis reaksi pemadaman quenching radikal bebas. Merupakan pertahanan endogen yang membantu melindungi kerusakan sel dari radikal bebas. Aktivitas katalitiknya akan meningkat jika ada mikronutrient seperti selenium, besi, tembaga, zinc dan mangaan yang berfungsi sebagai kofaktor; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. metal binding protein, seperti ferritin, laktoferin, albumin, ceruroplasmin yang mengikat besi, tembaga dan logam pro-oksidan, yang berfungsi mengkatalisis reaksi oksidasi; d. beberapa phytonutrient antioksidan dalam berbagai makanan seperti senyawa fenolik, flavonoid. Gambar 6. Stuktur kimia beberapa antioksidan sintetik Pokorni et al., 2001 Gambar 5. Senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan C H 2 CH 3 C H C CH 2 3 H C CH 2 3 H C CH 2 3 O O CH 3 CH 3 CH 3 H C CH 3 CH 3 Vitamin K O O CH 3 CH 2 OCH 3 OCH 3 C H C CH 2 n H CH 3 Ubikuinon CH 3 CH 3 O CH 3 O R CH 3 OH R = CH 2 CH 2 CH 2 CHCH 2 2 CH 2 CHCH 3 2 tokoferil-quinon Pokorni, Yanishilieva, and Gordon, 2001 OH OH OCH 3 OH OH COOC 3 H 2 OH HO OH 4-metoksi-2-tert-butil fenol 2-BHA 2,6-di-tert-butil-p-hidroksitoluen BHT tert -butilhidrokuinon TBHQ propil galat PG PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Metode pengujian daya antioksidan