BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman merupakan langkah awal yang dilakukan dalam suatu penelitian yang menggunakan sampel berupa tumbuhan. Determinasi
bertujuan untuk mengetahui dan memastikan kebenaran identitas tanaman yang akan digunakan dalam penelitian untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengambilan sampel analis fitokimia. Determinasi tanaman ketapang dilakukan di laboratorium biologi farmasi menurut buku Flora of Java Backer and Bakhuizen
van den Brink, 1965. Hasil determinasi tanaman ketapang sebagai berikut:
1b-2b-3b-4b-12b-13b-14b-17b-18b-19b-20b-21b-22b-23b-24b-25b-26b-27b- 799b-800b-801b-802b-806b-807b-809b-810b-811b-825b-826b-829b-830b-
831b-832b-833b-834b-983b-984b-986b-991b-992b-993b-994b-995b-1014a- 1017a-1018b-1026b-1027b-1028b…..87. Combretaceae
1b….. Terminalia 1b-3b….. T. catappa L.
B. Hasil Pengumpulan Bahan
Buah ketapang yang akan digunakan diperoleh dari Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Buah dipetik pada pagi hari pukul enam
pagi ketika proses fotosíntesis belum terjadi. Pada saat dipetik, dipilih buah yang tua tetapi belum matang dan masih berwarna hijau tidak berwarna kuning atau
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
coklat. Umumnya kandungan flavonoid belum terbentuk maksimal ketika masih muda dan akan berkurang ketika sudah matang. Pada saat pemilihan dilakukan
seleksi, buah yang akan digunakan pada kulit buahnya tidak terdapat bekas ulat, tidak berjamur, ataupun busuk. Karena dapat terjadi perubahan
konversibiodegradasibiotransformasi senyawa atau zat aktif sehingga mempengaruhi mutu simplisia maupun ekstrak yang dibuat, dan dapat menjadi
kontaminan cemaran. Karena mutu ekstrak dipengaruhi bahan baku yang digunakan Anonim, 2000.
C. Pembuatan Ekstrak Etanol Buah Ketapang
Simplisia yang digunakan dalam proses penyarian adalah simplisia kering yang berupa serbuk. Karena lebih tahan lama dalam penyimpanannya dan tidak
mudah rusak. Buah ketapang memiliki bagian-bagian. Dari luar ke dalam bagian-bagian
buah ketapang sebagai berikut. Bagian eksokarpium berupa kulit buah yang berwarna hijau. Bagian mesokarpium berupa serat-serat yang tersusun menjadi
serabut yang tebal, berwarna kuning gading. Bagian endokarpium berupa lapisan keras seperti batok kelapa yang melindungi biji yang terdapat di dalamnya,
berwarna coklat. Terakhir adalah biji yang berwarna putih. Semua bagian dari buah ketapang digunakan dalam penelitian ini.
Buah ketapang yang diperoleh dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan pengotor yang menempel pada kulit buah. Setelah bersih, air yang
masih menempel pada buah ketapang dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Untuk memudahkan dalam pengeringan, buah ketapang yang sudah kering,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dihancurkan menggunakan alat penghancur palu. Pengeringan untuk buah ketapang yang telah hancur dilakukan di dalam oven dengan suhu maksimal 55
o
C. Bahan simplisia dapat dikeringkan pada suhu 30
o
C sampai 90
o
C, tetapi suhu yang terbaik tidak melebihi 60
o
C Anonim, 1985. Proses pengeringan dihentikan ditandai dengan mudah dipatahkannya buah ketapang.
Penyerbukan buah ketapang yang telah kering menggunakan blender. Tujuan dari penyerbukan adalah untuk memperluas permukaan simplisia yang
bersentuhan dengan cairan penyari dan untuk mempermudah cairan penyari menembus simplisia Anonim, 1985. Luas permukaan yang besar akan
mengoptimalkan pembasahan serbuk simplisia oleh cairan penyari sehingga hasil penyarian juga optimal. Simplisia lunak lebih mudah ditembus oleh cairan
penyari, sedangkan simplisia keras perlu dilakukan penyerbukan untuk mempermudah cairan penyari menembus simplisia.
Serbuk yang didapat kemudian diayak dengan pengayak berukuran mesh 824. Derajat halus yang dinyatakan dengan 2 nomor 824 mempunyai
pengertian semua serbuk dapat melalui ayakan dengan nomor terendah 8 dan tidak lebih dari 40 melewati ayakan nomor tertinggi 24. Penggunaan nomor
mesh yang berbeda ini tidak memberikan pengaruh yang berarti pada hasil penyarian karena meskipun serbuk lebih halus namun serbuk masih dapat
tersaring dan tidak masuk ke dalam perkolat saat proses penyaringan. Serbuk yang dipakai dalam penyarian adalah serbuk yang dapat melalui ayakan dengan nomor
mesh 8 dan serbuk yang tidak lebih dari 40nya melewati ayakan dengan nomor mesh 24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Makin halus serbuk simplisia, proses ekstraksi makin efektif, namun
semakin halus serbuk, makin rumit dalam tahap filtrasi penyaringan, karena butir-butir halus tersebut membentuk suspensi yang sulit dipisahkan dari hasil
penyarian Anonim, 1986; Anonim, 2000. Dalam Anonim 1986 menyebutkan, simplisia yang terlalu halus akan memberikan kesulitan pada proses penyarian.
Pada proses perkolasi, bila serbuk terlalu halus cairan penyari tidak dapat turun, karena ruang antar sel berkurang, dimana ruang antar sel merupakan jalan yang
mudah ditembus oleh cairan penyari. Hal ini meyebabkan pemilihan ayakan dengan nomor mesh 824.
Penyarian dilakukan dengan metode perkolasi. Penyarian bertujuan untuk mendapatkan senyawa aktif yang diinginkan. Metode perkolasi memiliki
keuntungan yaitu karena menggunakan pelarut yang selalu baru maka terjadi peningkatan derajat perbedaan konsentrasi sehingga lebih efektif untuk menyari
senyawa aktif karena memungkinkan zat yang larut dalam pelarut tersari hampir seluruhnya. Proses penyariannya tidak menggunakan panas sehingga senyawa
yang tidak tahan panas, tidak akan rusak. Penyari yang digunakan adalah etanol 70 dengan pertimbangan kombinasi etanol-air mempunyai sifat polar yang
diharapkan mampu menyari senyawa polar maupun yang semi polar. Campuran etanol-air digunakan untuk meningkatkan penyarian Anonim, 1986. Pelarut
etanol dapat dengan efisien berpenetrasi ke dalam membran sehingga mendorong terekstraksinya sejumlah besar komponen endoseluler Silva et.al, 1998.
Senyawa polifenol misal flavonoid merupakan senyawa yang cenderung bersifat polar karena banyak mengandung gugus hidroksi sehingga diharapkan senyawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
flavonoid dalam buah ketapang dapat tersari ke dalam etanol 70. Selain itu etanol bersifat universal, selektif, aman dan lebih ekonomis.
Etanol bersifat universal karena dapat melarutkan sebagian besar kandungan kimia senyawa organik dalam simplisia. Selektif artinya etanol
bersifat polar sehingga dapat menyari senyawa yang bersifat polar yaitu flavonoid sehingga penyarian dapat optimal. Aman karena dibandingkan pelarut yang lain
etanol lebih aman bagi kesehatan dan lingkungan serta tidak beracun. Bersifat ekonomis karena etanol lebih murah harganya.
Serbuk simplisia yang akan diperkolasi tidak langsung dimasukkan ke dalam bejana perkolasi perkolator, tetapi dibasahi atau direndam dulu dengan
cairan penyari dalam bejana tertutup selama 24 jam Anonim, 1986. Bila serbuk simplisia tersebut langsung dialiri dengan cairan penyari maka cairan penyari
tidak dapat menembus sel dengan sempurna. Jika serbuk simplisia telah tebasahi dengan sempurna maka aliran cairan penyari tidak akan mengalami hambatan
sehingga aliran cairan penyari akan merata dan dapat menembus sel dengan sempurna. Pembasahan juga bertujuan untuk memberikan kesempatan sebesar-
besarnya kepada cairan penyari memasuki seluruh pori-pori simplisia sehingga memudahkan penyarian selanjutnya.
Selama proses perkolasi, perkolator ditutup rapat yang bertujuan untuk mencegah masuknya kontaminan dari luar dan untuk mencegah penguapan dari
cairan penyari. Perkolator juga diletakkan pada tempat yang terlindung dari cahaya matahari. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
senyawa-senyawa akibat terpapar cahaya matahari atau untuk mencegah terjadinya reaksi beberapa senyawa dengan bantuan cahaya matahari.
Penetesan pada keran diatur dengan kecepatan tetesan 20-30 tetes per menit 1mL per menit Anonim, 1986. Jika terlalu cepat, penyarian tidak
sempurna dan jika terlalu lambat akan membuang waktu dan kemungkinan penguapan cairan penyari lebih besar. Proses penyarian dilakukan sampai perkolat
yang menetes warnanya sama dengan cairan penyari jernih. Hal ini menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi senyawa aktif dalam serbuk simplisia
yang dapat dilarutkan oleh cairan penyari. Perkolat yang didapatkan sebelum dipekatkan disaring dulu dengan kertas
saring. Tujuan adalah untuk menghilangkan pengotor yang didapat dari lingkungan ataupun serbuk yang lolos dari perkolator. Pemekatan menggunakan
rotavapor sampai hampir semua etanol menguap. Kelebihan dari rotavapor adalah dengan penguapan pada tekanan rendah suhu yang digunakan juga rendah
50
o
C sehingga senyawa-senyawa yang tidak tahan pemanasan tidak rusak. Setelah proses penguapan dianggap cukup, perkolat yang didapatkan dikentalkan
di atas penangas air dengan suhu maksimal 50
o
C sampai didapat ekstrak kental, yang selanjutnya disebut ekstrak etanol. Pemekatan dengan rotavapor bertujuan
untuk meningkatkan jumlah senyawa terlarut dalam pelarut, didapat ekstrak pekat, sedangkan penangas air digunakan untuk mengentalkan ekstrak, karena
diinginkan ekstrak kental untuk digunakan dalam penelitian. Ketika dipanaskan dengan penangas air semua pelarut dihilangkan. Berat ekstrak etanol 27,07 g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan rendemen sebesar 18,05. Ekstrak disimpan dalam eksikator untuk melindungi dari uap air udara.
D. Hasil Pembuatan Fraksi Etil Asetat Buah Ketapang