24
d. Akibat fisiologis, yaitu akibat yang berhubungan dengan
fungsi atau kerja alat tubuh seperti tingkat gula darah meningkat, denyut jantungtekanan darah naik, mulut menjadi
kering, berkeringat, pupil mata membesar, sebentar-sebentar merasakan panas dan dingin.
e. Akibat keorganisasian, yaitu akibat yang tampak dalam
tempat kerja
meliputi absen,
produktivitas rendah,
mengasingkan diri dari topikn, ketidakpuasan hasil kerja, menurunnya keterikatan dan loyalitas kepatuhankesetiaan
terhadap organisasi. Noi Smith 1994 mengatakan bahwa penyebab stres pada
individu dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Penyebab Stres pada Individu
Penyebab Stres Konsekuensi Psikologis
Tingkat Rangsangan
rendah 1.
Pekerjaan rutin
yang membosankan
2. Kurang
berhubungan dengan orang lain
3. Hubungan
yang tidak
memuaskan dan
tidak menguntungkan
4. Kurang kesempatan untuk
rekreatif 1.
Prestasi kerja buruk 2.
Melakukan sabotase perusakan dalam
pekerjaan 3.
Merasa frustasi, cemas, dan tegang
4. Makanminum berlebihan
5. Kelelahan
6. Bersikap masa bodoh
Tingkat Rangsangan
Tinggi 1.
Terlalu sibuk 2.
Tuntutan konflik dengan waktukeahlian
3. Terlalu banyak aktivitas
yang harus dikerjakan 4.
Kurang kesempatan untuk santai
5. Kecemasan
finansialpribadi 1.
Prestasi kerja buruk 2.
Merasa frustasi, cemas, dan tegang
3. Makanminum berlebihan
4. Kelelahan
5. Merasa sudah tidak bisa
mengatasi situasi 6.
Berekreasi secara berlebihan
25
Apa yang disebutkan dalam tabel tersebut mewakili ringkasan beberapa faktor penyebab stres serta perasaan dan sikap yang
menyertainya. Individu bisa mengalami satu atau lebih dari situasi yang diperlihatkan dalam tabel dan tidak dihinggapi stres sebagaimana
yang diperkirakan. Dapat disimpulkan bahwa gejala stres bersumber dari beberapa
faktor baik dari dalam maupun dari luar diri individu itu sendiri. Cara individu merespon stres yang tidak tepat akan menimbulkan stres
berat.
3. Aspek-aspek Stres Penulis Skripsi
Menurut Sarafino 1994 aspek-aspek stres ada 2 yaitu:
a. Aspek biologis
Aspek biologis dari stres berupa gejala fisik. Gejala fisik dari stres yang dialami individu antara lain: sakit kepala, gangguan tidur,
gangguan pencernaan, gangguan makan, gangguan kulit, dan produksi keringat yang berlebihan.
b. Aspek psikologis
Aspek psikologis stres berupa gejala psikis. Gejala psikis dari stres antara lain:
1 Gejala kognisi, yaitu dapat menganggu proses pikir individu.
Individu yang mengalami stres cenderung mengalami gangguan daya ingat, perhatian, dan konsentrasi.
26
2 Gejala emosi, yaitu kondisi stres dapat mengganggu
kestabilan emosi individu. Individu yang mengalami stres akan menunjukkan gejala mudah marah, kecemasan yang
berlebihan terhadap segala sesuatu, merasa sedih, dan depresi. 3
Gejala tingkah laku, yaitu kondisi stres dapat mempengaruhi tingkah laku sehari-hari yang cenderung negatif sehingga
menimbulkan masalah dalam hubungan interpersonal. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-
aspek stres meliputi aspek biologis dan aspek psikologis. Menurut peneliti, penjelasan mengenai aspek-aspek belum lengkap, sehingga
peneliti menambahkan reaksi-reaksi stres. Reaksi stres adalah penampakan dari suatu sikap yang dirasakan.
Menurut Helmi Safaria Saputra, 2009, ada empat macam reaksi stres, yaitu reaksi psikologis, fisiologis, proses berpikir, dan
tingkah laku. Wujud dari keempat macam reaksi tersebut dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif. Adapun keempat stres yang bersifat
negatif menurut Helmi Safaria Saputra, 2009 yaitu sebagai berikut: 1
Reaksi psikologis, biasanya lebih berkaitan dengan aspek emosi seperti mudah marah, sedih, ataupun mudah tersinggung.
2 Reaksi fisiologis, biasanya muncul dalam bentuk keluhan fisik
seperti pusing, tekanan darah naik, nyeri lambung, kulit gatal- gatal, rambut rontok, kelelahan, selera makan berubah, dan
kehilangan semangat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3 Reaksi proses berpikir, biasanya tampak dalam gejala sulit
berkonsentrasi, mudah lupa, dan sulit mengambil keputusan. 4
Reaksi perilaku,
pada remaja
tampak perilaku-perilaku
menyimpang seperti mabuk, nge-pil memakai obat-obatan terlarang, frekuensi merokok meningkat dan menghindar dari
topikn. Aspek yang digunakan peneliti sebagai dasar penyusunan alat
tingkat stres pada mahasiswa penulis skripsi lebih pada aspek perasaan psikologis.
E. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Yaswinto tentang “Perbedaan coping stress pada Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Abad dan Dakwah
Iain Tulungagung dalam Penyusunan Skripsi”. Adapun hasil tingkat stres penelitian ada dua kategori yaitu: 75 memiliki tingkat stres tinggi, dan
25 tingkat stres rendah. Ada 8 mahasiswa Tasawuf Psikologi 87,5 memiliki strategi nilai problem focused coping lebih besar dari pada
emotional focused coping yang berjumlah 12.5. Dari penelitian ini mahasiswa penulis skripsi lebih condong
menggunakan problem focused coping pada saat mengendalikan emosi,
perasaan tekanan-tekanan yang dirasakan pada saat menyusun skripsi.