58
semangat yang tinggi atau bergairah dalam mengerjakan skripsi, sehingga lulus dengan tepat waktu.
Skripsi adalah pekerjaan yang sangat berat tetapi mahasiswa mampu melakukan coping dengan cukup baik. Safaria dan Saputra 2009
menjelaskan bahwa, coping yang baik menghasilkan dua tujuan yaitu: a.
Mahasiswa yang mencoba untuk mengubah hubungan antara dirinya dengan lingkungannya akan menghasilkan dampak yang lebih baik
sehingga skripsi dapat selesai dengan tepat waktu. b.
Mahasiswa berusaha untuk meredakan atau menghilangkan beban emosional yang dirasakan saat sedang mengerjakan skripsi, maka stres
yang timbul tidak akan membuat mahasiswa merasa terpuruk, karena mereka tahu bagaimana mengatasinya.
Mahasiswa yang memiliki rasa humor yang tinggi akan mudah meredakan emosional. Humor memungkinkan individu yang bersangkutan
untuk memandang persoalan dari sudut manusiawinya, sehingga persoalan diartikan secara baru, yaitu sebagai persoalan yang biasa, wajar dan
dialami oleh orang lain juga. Mereka akan cenderung mencari situasi yang menyenangkan agar bisa melupakan masalah, tekanan-tekanan yang
dirasakan. Memberi waktu kepada diri sendiri untuk bersantai dari pekerjaan rutinitas yang berat akan membuat seseorang merasa lebih
bugarsantai. Coping stres yang baik untuk dilaksanakan adalah coping yang
membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
dan tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya Lazarus dan Folkman dalam Safaria Saputra, 2009.
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, diketahui bahwa nilai dari data antara coping dan stres signifikan sebesar 1.000 lebih besar dari pada
taraf signifikan yang ditetapkan 0,05 1.000 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data coping stres mahasiswa penulis skripsi dikatakan
normal.
3. Perbedaan Coping Stres Pada Mahasiswa Yang Cenderung
Mengalami Stres Tinggi Dan Rendah
Berdasarkan hasil uji independen sample t-test, Ho ditolak artinya terdapat perbedaan antara coping stres pada mahasiswa yang tingkat
stresnya tinggi dengan tingkat stresnya rendah. Semakin tinggi tingkat stres mahasiswa maka diharapkan semakin baik pula coping yang
dilakukan mahasiswa guna untuk mengurangimenghilangkan stres yang dirasakan pada saat penulisan skripsi.
Cara individu dalam melakukan coping stres berbeda-beda ada yang memilih untuk jalan-jalanliburan, ada yang pergi berolahraga, ada
yang mencari topikn untuk berdiskusi dan sebagainya. Coping tersebut dikatakan positif karena melakukan kegiatan-kegiatan yang membantu
dirinya keluar dari tekanan-tekanan yang ia rasakan. Ada juga bagi sebagian mahasiswa melakukan coping negatif dengan merokok
berlebihan, minum-minuman keras, mengurung diri dalam kamar, makan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
berlebihan dan lain-lain, hal ini akan membahayakan atau merugikan diri individu tersebut, akibatnya skripsi menjadi sasaranya.
Mengambil keputusan yang kurang tepat dalam memanajemenkan emosiperasaan akan membuat seseorang semakin merasa tertekan dan
akan menimbulkan stres. Stres dan coping bagi sebagian mahasiswa penulis skripsi tidak bisa dipisahkan karena saling berkaitan satu sama
lain. Tugas akhir bisa selesai dengan baik apabila mahasiswa tersebut bijak dalam mengatasi setiap masalah yang timbul karena skripsi.
4.
Usulan Topik-topik Kegiatan Untuk Meningkatkan Kinerja Mahasiswa Dalam Mengerjakan Skripsi Berdasarkan Butir-Butir
Item Coping Stres Yang Teridentifikasi Sedang
Berdasarkan dari hasil penelitian ada 18 skor item 34 dikategorikan tinggi, ada 25 skor item 47 dikategorikan sedang, dan
ada 0 skor item 0 dikategorikan rendah. Dari hasil yang ditemukan tidak terdapat item yang teridentifikasi rendah, maka peneliti akan
mengusulkan beberapa topik-topik kegiatan guna untuk meningkatkan semangat mahasiswa 2012 dalam menyusun skripsi. Topik-topik tersebut
disusun berdasarkan skor item yang teridentifikasi sedang, artinya masih ada beberapa mahasiswa yang belum mampu mengelola emosionalnya
pada saat menyusun skripsi. Pengaturan waktu dalam menyusun skripsi juga sangat penting bagi
semua orang terkhusus bagi mahasiswa penulis skripsi yang sudah mempunyai target kelulusan dengan prodi. Seperti dalam Smith dan Noi
61
1991 menjelaskan bahwa pengaturan waktu bisa dipandang dari dua bagian seperti:
a. Mengatur waktu jangka pendek
Salah satu cara agar waktu tidak terbuang sia-sia setiap harinya adalah membuat jadwal harian. Memaksimalkan waktu antara status sebagai
anak kos rumah dengan mahasiswa tingkat akhir yang sedang menuntaskan tugas akhir skripsi. Mahasiswa yang suka mengulur-
ulur waktu dalam mengerjakan skripsi bisa disebabkan karena beberapa hal seperti tidak adanya niat untuk mengerjakan skripsi,
setiap hari dihabiskan dengan kegiatan lain, dan tidak mempunyai tujuan jangka pendek. Pekerjaan skripsi adalah pekerjaan yang
membutuhkan waktu yang rutin setiap harinya agar bisa selesai sesuai dengan perjanjian.
b. Mengatur waktu jangka panjang
Pengelolaan waktu jangka panjang perlu diperhatikan bagi mahasiswa penulis skripsi. Mahasiswa harus punya tujuan kedepannya harus
seperti apa dan target apa yang harus dicapai. Mahasiswa tingkat akhir yang sudah membuat kesepakatan dengan prodi, maka kesepakatan itu
harus dikerjakan tepat pada waktunya. Mahasiswa penulis skripsi perlu menargetkan pencapaian yang harus kejar.
Dari item sedang tersebut akan menjadi dasar bagi peneliti untuk mengusulkan beberapa topik-topik kegiatan yang dapat bermanfaat