C. Radikal Bebas dan Antioksidan
1. Radikal Bebas
Radikal bebas adalah suatu spesies yang mempunyai jumlah elektron ganjil atau elektron yang tidak berpasangan tunggal pada lingkaran luarnya. Elektron tidak
berpasangan tersebut menyebabkan instabilasi dan bersifat reaktif. Radikal bebas akan merusak molekul yang elektronnya ditarik oleh radikal bebas tersebut sehingga
menyebabkan kerusakan sel, gangguan fungsi sel, bahkan kematian sel. Molekul utama di dalam tubuh yang dirusak oleh radikal bebas yaitu DNA, lemak, dan
protein Setiati, 2003. Radikal bebas diproduksi secara eksogen dan secara endogen. Secara endogen,
radikal bebas diproduksi oleh mitokondria, membran plasma, lisosom, retikulum endoplasma, dan intisel. Sedangkan secara eksogen, radikal bebas berasal dari asap
rokok, polutan radiasi, obat-obatan, dan pestisida sumber utama reaksi radikal bebas pada mamalia adalah pada rantai pernafasan, fagositosis, sintesis prostaglandin,
sistem sitokrom P-450, reaksi enzimatik O
2
, dan radiasi ion Setiati, 2003. Radikal bebas yang berlebihan akan menyebabkan kerusakan jaringan sehingga
menimbulkan nyeri. Dalam proses peradangan, radikal bebas terbentuk ketika asam arakhidonat dikonversikan menjadi peroksida baik melalui jalur siklooksigenase
maupun lipoksigenase. Ketika terjadi kerusakan jaringan organ, jumlah radikal bebas meningkat seiring dengan peningkatan produksi peroksida, padahal tubuh
memproduksi antioksidan endogen yang terbatas contohnya yaitu superoksida dismutase SOD, katalase, dan glutation peroksidase GSH Px yang bekerja
menstabilkan radikal bebas. Apabila jumlah radikal bebas makin banyak, antioksidan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
endogen tak mampu lagi melumpuhkannya secara efektif sehingga harus ada tambahan antioksidan dari luar eksogen yang berasal dari bahan makanan Sibuea,
2004. Pengrusakan radikal bebas reaktif didahului oleh kerja kerusakan membran
sel, dengan terjadinya rangkaian proses sebagai berikut: a. terjadi ikatan kovalen antara radikal bebas dengan komponen-komponen
membran enzim-enzim membran, komponen karbohidrat membran plasma, sehingga terjadi perubahan struktur dan fungsi reseptor;
b. oksidasi gugus tiol pada komponen membran oleh radikal bebas yang menyebabkan proses transpor lintas membran terganggu;
c. reaksi peroksidasi lipid dan kolesterol membran yang mengandung asam lemak tak jenuh. Hasil peroksidasi lipid membran oleh radikal bebas berefek langsung
terhadap kerusakan membran sel, antara lain dengan mengubah fluiditas, cross- linking, struktur dan fungsi membran; dalam keadaan yang lebih ekstrim
akhirnya akan menyebabkan kematian sel. Gitawati, 1995.
Kerusakan struktur subseluler secara langsung mempengaruhi pengaturan metabolisme. Sebagai contoh yaitu disrupsikerusakan membran lisosom
menyebabkan pelepasan enzim-enzim hidrolitik lisosom yang selanjutnya mampu memperantarai pengrusakan intraseluler, dan memperkuat kemampuan radikal bebas
dalam menginduksi kerusakan sel Gitawati, 1995. Dengan bertambahnya usia, radikal bebas yang terbentuk selama
metabolisme normal dapat merusak DNA dan makromolekul lain sehingga terjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penyakit-penyakit degeneratif, keganasan kematian sel-sel vital tertentu, yang pada akhirnya akan menyebabkan proses penuaan dan kematian bagi individu tersebut
Gitawati, 1995. Ada beberapa zat yang dapat mengurangi reaksi radikal bebas dengan
memutuskan rantai reaksi, yaitu antara lain 1 enzim antioksidan superoksid dimutase SOD, katalase, glutation peroksidase, dan SOD mimics, 2 spin trap, dan
3 komponen yang memutuskan rantai Setiati, 2003.
2. Antioksidan