Uji Validitas, Uji Daya Beda Aitem dan Uji Reliabilitas Alat Ukur 1 Uji Validitas
3. Skala Komitmen Organisasi Skala komitmen organisasi digunakan untuk mengungkap data tentang
komitmen yang dimiliki karyawan terhadap organisasi. Komitmen karyawan terhadap organisasi terbagi menjadi 3 yaitu afective, continuance, dan normative.
Skala komitmen organisasi ini adalah skala tipe tertutup dengan tiga alternatif pilihan jawaban, yaitu A, B, C, masing-masing pilihan mewakili satu
komitmen karyawan. Pilihan jawaban A mewakili tipe affective commitment, pilihan jawaban B mewakili continuance commitment, dan Pilihan jawaban C
mewakili tipe normative commitment. Skala ini berjumlah 27 aitem dan disusun berdasarkan beberapa aspek komitmen karyawan terhadap organisasi yaitu
identifikasi, keterlibatan, loyalitas. Cara pemberian skornya adalah nilai 1 untuk tipe komitmen organisasi
yang dipilih dan nilai 0 untuk tipe komitmen organisasi yang tidak terpilih.
Tabel 8. Blue print distribusi aitem-aitem skala komitmen organisasi
No. Aspek
Pernyataan Jumlah
1. Identifikasi
1, 4, 7, 10, 13, 16, 19, 22, 25 9
2. Keterlibatan
2, 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, 26 9
3. Loyalitas
3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27 9
Jumlah 27
E. Uji Validitas, Uji Daya Beda Aitem dan Uji Reliabilitas Alat Ukur E.1 Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu
alat ukur dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut
Universita Sumatera Utara
menjalankan fungsi ukurnya atau data yang dihasilkan relevan dengan tujuan pengukurannya.
Penelitian ini menggunakan 2 dua jenis validitas yaitu validitas tampang dan validitas isi. Validitas tampang adalah bagaimana kesan pertama yang muncul
ketika melihat sebuah alat ukur. Sedangkan validitas isi adalah sejauhmana aitem- aitem yang ada dalam alat ukur sesuai dengan variabel yang akan diukur Hadi,
2000. Validitas isi tes ditentukan melalui pendapat profesional profesional judgement dalam proses telaah soal Azwar, 2000. Pendapat profesional
profesional judgement di peroleh dengan cara berkonsultasi dengan dosen
pembimbing.
E.2 Daya Beda Aitem
Daya beda suatu alat ukur dalam penelitian sangat diperlukan karena melalui daya beda aitem dapat diketahui seberapa cermat suatu alat ukur
melakukan fungsinya. Aitem-aitem yang tidak memenuhi syarat kualitas tidak boleh diikutkan menjadi bagian tes Azwar, 2000. Prinsip kerja yang dijadikan
dasar untuk melakukan seleksi aitem dalam hal ini adalah memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur skala sebagaimana
dikehendaki peneliti. Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi
korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien
korelasi aitem total r
ix
yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan r
ix
Universita Sumatera Utara
0.30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.30, daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga r
ix
0.30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah Azwar,
2000. Penelitian ini menggunakan batasan r
ix
0.30. Pernyataan-pernyataan pada skala diuji daya beda aitemnya dengan
menghitung antara skor aitem dengan skor total skala. Teknik statistika yang digunakan adalah koefisien Product Moment oleh Pearson. Semakin tinggi
koefisien korelasi positif antara skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan yang
berarti semakin tinggi daya bedanya. Bila koefisien korelasi rendah mendekati angka nol berarti fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan
daya bedanya tidak baik Azwar, 2000. Pengujian daya diskriminasi aitem pada skala sikap dilakukan dengan
mengkorelasikan antara skor tiap aitem dengan skor total, dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan program SPSS versi 17
for windows.
E.3 Uji Reliabilitas Alat Ukur
Menurut Hadi 2000, reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada
kesempatan yang berbeda. Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal koefisien Alpha Cronbach, yaitu suatu bentuk tes yang
hanya memerlukan satu kali pengenaan tes tunggal pada sekelompok individu
Universita Sumatera Utara
sebagai subjek dengan tujuan untuk melihat konsistensi antar aitem atau antar bagian dalam skala. Teknik ini dipandang ekonomis dan praktis Azwar, 2000.
Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas r
xx’
yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1.00. Semakin tinggi koefisien
reliabilitas mendekati angka 1.00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin
rendahnya reliabilitas. Menurut Triton 2006 kategori reliabilitas pengukuran terbagi atas 5
lima bagian, yaitu: 1. 0.00 sd 0.20 kurang reliabel, 2. 0.20 sd 0.40 agak reliabel, 3. 0.40 sd 0.60 cukup reliabel, 4. 0.60 sd 0.80 reliabel, 5.
0.80 sd 1.00 sangat reliabel. Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas alat ukur pada penelitian
ini adalah teknik koefisien Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS versi 17 for windows.