Rumusan Masalah Tujuan Penulisan
13
justru dipahami sebagai peluang yang mendewasakan dan memperkembangkan hidup beriman mereka Heryatno Wono Wulung, 2008: 17-19.
Di dalam Gereja Katolik dikenal dengan istilah Didache. Didache ini sendiri merupakan katekismus pertama tertua yang dimiliki oleh Gereja yang ditulis antara
tahun 60-150 SM, kurang lebih sekitar tahun 130 SM. Adapun Didache itu sendiri merupakan pengajaran untuk calon baptis katekumen dan sekaligus untuk
pembinaan lebih lanjut para baptisan baru. Pengakuan Yesus sebagai Mesias merupakan syarat utama. Jadi, katekese tertua isinya jelas dan sederhana, sifatnya
tidak teoritis tetapi praktis. Pengajaran moral mewarnai seluruh isi katekese. Katekese di dalam Didache menekankan pengakuan iman, kebersamaan dan
keramahtamahan di dalam hidup berjemaat. Hakikat katekese ialah pengajaran tentang Yesus beserta ajaran-Nya yang disampaikan secara lisan oleh katekis kepada
katekumen Heryatno Wono Wulung, 2008: 21. Setelah mengalami masa penganiayaan, mulai abad III-V jemaat Kristiani
mengalami situasi hidup yang sangat berbeda. Sekitar tahun 311 kaisar Galerius memerintahkan kekaisarannya untuk bersikap toleran terhadap kepercayaan dan
corak hidup jemaat Kristen. Pada tahun 313 kaisar Constantinus Agung mengeluarkan Edict Milan Keputusan Milan yang mengakui agama Kristen sebagai
agama yang sah dan melalui keputusan tersebut merestorasi kembali semua harta kekayaan Gereja. Constantinus sendiri akhirnya bertobat menjadi Kristen. Kaisar
Theodotius I 395 menyatakan bahwa agama Kristen sebagai agama resmi negara. Akibatnya, semua bentuk penyebahan berhala dilarang, patung-patur kafir diganti
dengan arca-arca Kristiani dan Gereja mempunyai hubungan yang erat sekali dengan negara Heryatno Wono Wulung, 2008: 22-23
14
Pada abad IX-XV dikenal dengan masa keemasan agama Kristiani. Katekese pada masa keemasan agama Kristiani dapat dilihat secara formal dan informal.
Secara formal keadaan katekese pada masa keemasan Kristiani di Eropa cukup memprihatinkan karena tidak adanya ahli katekese yang menuliskan karya katekese
yang mengakibatkan tidak adanya satu karya katekese yang disusun secara utuh dan sistematis. Secara informal katekese atau pendidikan iman sangat hidup dan menjadi
satu dengan seluruh kegiatan jemaat yang hampir di segala bidang diwarnai oleh cara hidup yang berwarna Kristen Heryatno Wono Wulung, 2008: 34-35.
Sejarah katekese yang terjadi di Asia tepatnya di Vietnam, terdapat seorang tokoh yang sangat terkenal yaitu Alexandre De Rhodes. Alexandre De Rhodes
adalah seorang misionaris Jesuit yang bekerja di Vietnam yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap kebudayaan dan tradisi religius orang-orang setempat.
Tantangan dan strategi Alexandre De Rhodes di dalam tugas misionernya untuk mewartakan Kabar Gembira Yesus Kristus kepada orang-orang Vietnam, Ia
berpendapat bahwa keberhasilan pengutusan pewartaan Injil menuntut bukan hanya penguasaan bahasa daerah setempat tetapi juga keakraban dengan kebudayaan dan
kebiasaan hidup masyarakat setempat. Keberhasilan misi Alexandre De Rhodes dapat dilihat pada hasil-hasil tulisannya. Karya monumentalnya adalah Katekismus
untuk orang Vietnam Heryatno Wono Wulung, 2008: 357-58. Gerakan pembaharuan katekese yang berlangsung di dalam Gereja pada awal
abad XX berhasil mengubah pandangan lama dari katekese yang bercorak teologis menuju pada katekese yang bersifat Kristosentris. Gerakan ini menempatkan
katekese sebagai bagian utuh pelayanan pastoral Gereja. Singkatnya pembaruan katekese pada akhir abad XIX dan pada awal abad XX ditandai dengan