Tabel Jawaban Responden PENYAJIAN DATA

56 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden lebih banyak pada SMA yaitu sebanyak 23 orang 52. PT. Hadi Baru tidak mempermasalahkan karyawannya harus memiliki pendidikan tinggi,. Selama ada lowongan bekerja dan mereka memiliki tenaga untuk bekerja, maka karyawan dapat diterima di perusahaan tersebut. Tetapi semakin tinggi pendidikan terakhir seseorang, maka penempatannya pun akan lebih baik.

4.2. Tabel Jawaban Responden

4.2.1.Jawaban Responden tentang Penerapan Prinsip-Prinsip Human Relations Variabel X

1. Pentingnya Individu

Tabel 4.6 Jawaban Responden Tentang Peraturan Perusahaan Tidak Memberatkan Karyawan No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 9 24 4 7 - 20,5 54,5 9,1 15,9 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa karyawan sangat setuju dan setuju dengan peraturan yang ada di perusahaan sebanyak 75. Menurut responden, 57 peraturan yang diterapkan di perusahaan adalah sewajarnya dan mereka dapat menerimanya. Hanya saja ada satu peraturan yang agak memberatkan mereka di bulan Mei ini yaitu peraturan mengenai “dirumahkan”. Maksud dari “dirumahkan” adalah karyawan tidak bekerja untuk waktu yang berselang-seling. Misalnya, minggu ini gilingan I bekerja, minggu depan gilingan II, begitu juga dengan lainnya. Jadi karyawan hanya bekerja dua minggu dalam satu bulan. Ketika dirumahkan mereka tidak digaji. Padahal biaya hidup sehari-harinya tetap berjalan. Kebijakan “dirumahkan” ini dikarenakan berkurangnya stok BOKAR Bahan Olah Karet dari produsen karet. Kurangnya stok BOKAR karena saat ini sedang musim daun dan karet tidak menghasilkan getah. Selain itu minimnya permintaan ekspor juga mempengaruhi perusahaan mengurangi produksinya. Tabel 4.7 Jawaban Responden Tentang Upah yang Diterima sesuai dengan Tenaga yang Dikeluarkan No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Sesuai Sesuai Ragu-Ragu Kurang Sesuai Sangat Tidak Sesuai 4 27 - 9 4 9,09 61,36 20,46 9,09 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 58 Dari tabel dapat dilihat sebanyak 70,45 berpendapat sangat setuju dan setuju bahwa gaji yang diterima sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan. Gaji harian yang diterima karyawan adalah Rp 73.0007 jam. Berbeda dengan gaji karyawan borongan. Jika melebihi target, karyawan mendapat tambahan upah. Jika bekerja di hari libur atau minggu, karyawan akan digaji sebanyak Rp 85.0007jam dalam sehari. Selain itu karyawan juga mendapat bonus lainnya, seperti uang beras, uang kerajinan, dan juga santunan jika menikah atau ada keluarga inti yang meninggal. Untuk responden yang menjawab kurang sesuai dan sangat tidak sesuai merupakan responden yang masih kontrak sebanyak 13 orang 29,55. Walaupun jam kerja sama, tetapi mereka hanya mendapatkan Rp 50.0007 jam. Menurut mereka upah yang mereka terima tidak sesuai dengan tenaga yang mereka keluarkan. Ditambah lagi dengan kebijakan pemerintah tentang kenaikan BBM. Fluktuasi harga BBM saat ini, menyebabkan harga bahan-bahan pokok menjadi tidak menentu, sedangkan upah tetap seperti itu sehingga kurang mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tabel 4.8 Jawaban Responden Tentang Perusahaan Mengizinkan Karyawan Menjalankan Kewajiban Ibadah Ketika Jam Kerja No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu 16 22 - 36 50 59 4 5 Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 4 2 9 5 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa perusahaan mengizinkan karyawan menjalankan kewajiban ibadah ketika jam kerja. Terlihat dari persentase kesetujuan mereka sebesar 86. Toleransi sangat dijunjung tinggi di perusahaan tersebut, termasuk dalam beragama. Untuk responden yang menjawab kurang setuju dan sangat tidak setuju, menurut peneliti telah terjadi miss komunikasi antara atasan dan karyawan. Mungkin karena harus mencapai target, jadi nanti saja ibadahnya.. Jadi mereka mengira bahwa atasan tidak mengizinkan. Tabel 4.9 Jawaban Responden Tentang Perusahaan Mengizinkan Karyawan untuk Tidak Masuk Kerja ketika Karyawan Sakit tanpa Ada Pemotongan Upah ataupun Konsekuensi Lainnya No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 14 24 - 5 1 31,8 54,5 11,4 2,3 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 60 Sebesar 86,3 mengatakan kesesetujuannya dengan pernyataan tersebut. Karyawan yang sakit diizinkan untuk tidak masuk bekerja selama memiliki surat dokter. Tidak ada pemotongan gaji ataupun konsekuensi lainnya. Tetapi jika sakitnya sudah lumayan parah sampai harus istirahat selama berbulan-bulan, maka ada penentuan mengenai upah yang dapat diterima karyawan tersebut sesuai dengan Surat Kesepakatan Bersama dan jika sakitnya sudah satu tahun, maka akan diberikan pesangon. Tabel 4.10 Jawaban Responden Tentang Perusahaan Tidak Memforsir Tenaga Karyawan No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 11 23 4 4 2 25 52,3 9,1 9,1 4,5 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Berdasarkan jawaban responden, 34 responden menyatakan karyawan bekerja sewajarnya. Masuk pukul 07.00 sd 15.00 WIB dengan dua kali istirahat, pukul 08.30 – 09.00, 11.00 – 12.00 selama 6 hari dalam seminggu. Khusus untuk hari Sabtu jam kerja hanya sampai pukul 13.00 WIB. Hari Minggu dan hari libur karyawan tidak bekerja, kecuali satpam. Bahkan ketika tidak ada bahan, karyawan 61 pulang lebih cepat. Peneliti melihat ketika itu karyawan pulang pukul 11.00, hanya 3 jam bekerja dan itu digaji penuh. Sebanyak 10 responden menyatakan ragu-ragu, kurang setuju, bahkan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Memang ada beberapa bagian yang bekerja lumayan melelahkan, memerlukan sekitar 80 tenaga manusia, seperti di bagian timbangan, gilingan, dan gudang press karena harus memenuhi target. Menurut pengakuan beberapa responden bagian gudang press, mereka harus bekerja terus sampai selesai untuk mencapai target tersebut. Walaupun mereka dibayar lembur, tetapi tidak semua sependapat. Ada beberapa hal yang tak selamanya dihitung dengan uang sehingga bekerja selama 7 – 8 jam sudah cukup. Tabel 4.11 Jawaban Responden Tentang Atasan Memiliki Empati yang Tinggi No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 5 33 3 3 - 11,4 75 6,8 6,8 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Empati disini maksudnya atasan mampu mengerti dan merasakan apa yang dirasakan oleh karyawan. Sebanyak 75 menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Menurut responden, kesetujuan mereka didasarkan karena atasan 62 mempunyai kedekatan emosional dengan karyawan. Rudi Salam, 50, gudang press berpendapat bahwa perhatian atasan terhadap karyawan bagus sehingga mereka tidak tertekan saat bekerja. Sedangkan mereka yang menjawab ragu-ragu dan kurang setuju merupakan segelintir karyawan yang merasa tidak terlalu dekat dengan atasannya. Tabel 4.12 Jawaban Responden Tentang Atasan Bersikap Ramah Kepada Karyawan No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sering Sekali Sering Kadang-kadang Permah Tidak Pernah 20 13 7 4 - 45,5 29,5 15,9 9,1 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari seluruh jawaban responden, diketahui bahwa atasan bersikap ramah kepada karyawan. Atasan melakukan kontak langsung dan bertegur sapa dengan karyawan. Ketika penelitian ini dilakukan, peneliti melihat direktur, krani dan karyawan sedang bercengkrama di pos satpam pada jam istirahat. Namun sikap ramah tersebut tergantung situasi. Padahal karyawan berharap atasan dapat bersikap ramah setiap saat. Hal itu dapat dimaklumi karena setiap orang memiliki mood masing-masing. Apalagi ketika atasan sibuk dengan pekerjaannya, maka jarang kelihatan bersikap ramah kepada karyawan. 63 Tabel 4.13 Jawaban Responden Tentang Atasan Menanyakan Kondisi Karyawan Ketika Kinerja Karyawan Menurun No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sering Sekali Sering Kadang-kadang Permah Tidak Pernah 9 10 17 3 5 20,5 22,7 38,6 6,8 11,4 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Sebanyak 38,6 responden beranggapan bahwa atasan kadang-kadang menanyakan kondisi karyawan ketika kinerja karyawan menurun. Hal ini disebabkan banyaknya karyawan yang harus diperhatikan krani. Idealnya setiap pemimpin itu mengawasi 10 bawahan, sedangkan di perusahaan tersebut seorang krani mengawasi sekitar 40 orang lebih sehingga sulit untuk memantau secara detail keadaan karyawan. Akan tetapi menurut responden, jika pada saat itu krani sedang memperhatikan karyawan, maka ia akan menanyakan kondisi karyawan. 64 Tabel 4.14 Jawaban Responden Tentang Perkataan Atasan Tidak Pernah Menyakiti Hati Karyawan No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 8 23 6 7 - 18,2 52,3 13,6 15,9 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Sebanyak 23 responden 52,3 menjawab setuju dengan pernyataan tersebut. Artinya di dalam berkomunikasi atasan menjaga etika berbicara sehingga kata-kata yang diucapkan merupakan kata-kata yang baik, bukan kata-kata yang menyakiti. Tetapi masih ada responden yang menjawab kurang setuju yaitu sebanyak 15,9. Hasil observasi, memang ada krani yang ketika ia berbicara terkesan kasar, pemarah, dan kurang hati-hati dalam pemilihan kata diksi. Sebagai seorang atasan selayaknya harus bijak dan arif, termasuk dalam berkata- kata. 65

2. Saling Menerima

Tabel 4.15 Jawaban Responden Tentang Karyawan Memaklumi Sifat dan Kepribadian Rekan Kerjanya No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 12 22 4 4 2 27,3 50 9,1 9,1 4,5 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel di atas, dapat dilihat sebanyak 22 responden 50 menjawab setuju bahwa mereka memaklumi sifat dan kepribadian rekan kerjanya. Mereka mengetahui pasti bahwa sifat manusia tidak ada yang sama dan mencoba memahami perbedaan tersebut. Sedangkan responden yang menjawab ragu-ragu, kurang setuju, bahkan sangat tidak setuju karena menurut mereka sifat manusia dapat berubah sesuai keadaan, jadi mereka pun bisa berubah. Kadang dapat memaklumi sifat dan kepribadian orang lain, kadang tidak bisa. Karyawan yang tidak dapat memahami sifat dan kepribadian rekan kerjanya akan sulit untuk bekerjasama dalam bekerja. 66 Tabel 4.16 Jawaban Responden Tentang Karyawan Memaklumi Sifat dan Kepribadian Atasan No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 5 29 - 10 - 11,4 65,9 22,7 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Hampir sama dengan tanggapan sebelumnya, setiap manusia memiliki sifat dan kepribadian unik masing-masing, begitu pula atasan. Ada atasan yang tegas, ada atasan yang bisa diajak kompromi, dan juga ada atasan yang jika berbicara ceplas-ceplos. Sebanyak 65,9 responden memaklumi ciri khas kepribadian yang dimiliki oleh atasannya. Selain karena perbedaan tiap individu yang harus dipahami, juga dipengaruhi oleh faktor hirarki. Tetapi ada juga responden yang kurang setuju dengan pernyataan tersebut, yaitu sebanyak 21. Jika atasan dan karyawan tidak dapat saling memahami, maka komunikasi yang sinergis akan sulit tercapai sehingga mengakibatkan kerjasama tidak berjalan efektif. 67 Tabel 4.17 Jawaban Responden Tentang Atasan Mampu Memahami Sifat dan Kepribadian Karyawan No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 6 22 7 7 2 13,6 50 15,9 15,9 4,6 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Sebanyak 63,6 responden menilai bahwa atasan mampu memahami sifat dan kepribadian karyawan-karyawannya, sedangkan sisanya sebanyak 36,4 menyatakan keraguan dan ketidaksetujuannya karena menurut responden waktu pertemuan antara atasan dan bawahan itu pendek. Melalui hasil observasi di lapangan, peneliti melihat ada beberapa bagian dimana atasan dan bawahan kurang menyatu, hanya sebatas bos dan anak buah, bukan sesama manusia. Di dalam penerapan prinsip-prinsip human relations, atasan menjadi pilar utama yang menjadikan prinsip-prinsip tersebut dapat berjalan dengan baik. Maka dari itu, atasan perlu memahami sifat dan kepribadian dari bawahan-bawahannya sehingga dengan mudah mengajak mereka untuk saling bekerjasama dalam meraih tujuan organisasi yang hendak dicapai. Dalam hal bekerjasama dengan 68 bawahan, atasan wajib memahami jiwa karyawan Rosmawarni, 47 tahun, laboratorium. Tabel 4.18 Jawaban Responden Tentang Atasan Menerima Batas-Batas Kemampuan Karyawan No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 9 26 3 3 3 20,5 59,1 6,8 6,8 6,8 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel di atas, diketahui bahwa sebanyak 79,6 responden menjawab kesetujuannya dengan pernyataan tersebut. Menurut responden, karyawan ditempatkan pada pekerjaannya berdasarkan kemampuan yang ada pada dirinya. Karyawan yang sudah lanjut usia juga ditempatkan di posisi khusus yang tidak terlalu berat. Itu berarti prinsip administrasi the right man in the right job diterapkan pada perusahaan ini. Tetapi ada karyawan yang menyatakan keragu-raguan dan ketidaksetujuannya yaitu sebesar 20,4. Hasil observasi dan wawancara, peneliti berpendapat bahwa ada beberapa atasan yang bukan menerima batas-batas 69 kemampuan karyawan, tetapi merendahkan kemampuan karyawan tersebut. “Menerima” dan “merendahkan” adalah dua hal yang berbeda. Tabel 4.19 Jawaban Responden Tentang Karyawan Menerima Ketika Ditegur Atasan No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 9 32 1 - 2 20,5 72,7 2,3 4,5 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Sebanyak 93,2 responden menyatakan kesetujuannya dengan pernyataan tersebut. Tentunya karyawan tidak begitu saja menerima ketika ditegur, tergantung apakah ia benar-benar merasa bersalah atau tidak. Bagi karyawan, teguran merupakan perintah perbaikan. Sisanya 6,8 responden menyatakan ragu-ragu dan sangat tidak setuju. Atasan boleh saja menegur bawahannya agar ke depannya lebih baik lagi. Akan tetapi harus diperhatikan juga cara menegurnya. Karyawan berharap ketika seorang atasan menegur dengan bawahannya, tidaklah dengan cara yang kasar. 70 Tabel 4.20 Jawaban Responden Tentang Perusahaaan Mengizinkan Karyawan Ikut Aksi Buruh yang Digerakkan oleh Organisasi Buruh No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 9 27 1 7 - 20,46 61,36 2,27 15,91 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Serikat Pekerja Seluruh Indonesia SPSI adalah organisasi buruh yang terdapat di PT. Hadi Baru, bertujuan sebagai suatu wadah bagi buruh menyampaikan aspirasi dan memperjuangkan hak-hak buruh. Selain kepada atasan, karyawan PT. Hadi Baru dapat menyampaikan pendapatnya kepada organisasi buruh tersebut. Saran dari karyawan akan ditampung dan dibawa ke rapat direksi oleh pengurus SPSI yang juga merupakan karyawan di perusahaan tersebut. Mengenai apakah perusahaan mengizinkan karyawan ikut aksi buruh, sebanyak 36 orang 81,82 menyatakan kesetujuannya dengan pernyataan tersebut. Misalnya ketika memperingati Hari Buruh Internasional May Day pada 1 Mei perusahaan mengirimkan utusannya sebanyak 10 orang perwakilan mengikuti aksi dalam memperjuangkan hak buruh. 71 Untuk jawaban ragu-ragu, kurang setuju dan tidak setuju yaitu sebanyak 18,18, menurut responden, mereka tidak mengetahui soal perwakilan tersebut. Sepertinya megenai aksi tersebut pengurus SPSI kurang mensosialisasikannya dengan baik. Mereka yang mengikuti aksi hanya yang ditunjuk oleh pengurus SPSI.

3. Kepentingan Bersama

Tabel 4.21 Jawaban Responden Tentang Atasan Meyakinkan Karyawan bahwa Tujuan Perusahaan merupakan Tujuan Bersama No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 10 30 3 1 - 22,7 68,2 6,8 2,3 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel di atas dapat dilihat sebesar 90,9 menyatakan kesetujuannya. Dalam mencapai tujuan perusahaan, atasan dan karyawan harus bekerjasama. Atasan meyakinkan karyawan bahwa keberhasilan perusahaan juga merupakan keberhasilan individual. Artinya, jika perusahaan tetap eksis, maka karyawan juga harus merasakan dampak dari kemajuan tersebut. Karyawan hanya menginginkan perusahaan mensejahterakan mereka dan itu menjadi tujuan perusahaan selain 72 mencapai laba sebesar-besarnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden bahwa ketika perusahaan tersebut mengalami keuntungan besar, maka perusahaan membagikan hasil keuntungan tersebut dengan karyawan dalam bentuk yang telah disepakati kedua belah pihak. Karyawan yang meyakini pada dirinya bahwa tujuan organisasi adalah tujuan bersama, akan mempunyai rasa memiliki terhadap perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja karyawan dan kinerja perusahaan M. Fadly, 36 tahun, bengkel. Tabel 4.22 Jawaban Responden Tentang Atasan dan Karyawan Bekerjasama dalam Mencapai Tujuan Perusahaan No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 6 31 3 3 1 13,6 70,5 6,8 6,8 2,3 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Berdasarkan tabel diketahui mayoritas responden setuju dengan pernyataan tersebut yaitu 31 orang 70,5. Direksi, staf, dan karyawan menyadari betul jika tidak ada kerjasama di antara mereka, akan sulit untuk mencapai tujuan organisasi dan hal itu akan berefek kepada kehidupan personal. 73 Tabel 4.23 Jawaban Responden Tentang Karyawan Bersedia Bekerja Lembur demi Tercapainya Target Produksi No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 5 24 - 12 3 11,4 54,5 27,3 6,8 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Berdasarkan tabel di atas, mayoritas responden menjawab setuju jika mereka harus bekerja lembur demi tercapainya target produksi yaitu sebanyak 24 orang 54,5. Berkorban sedikit tenaga dan waktu menjadi hal yang sewajarnya dilakukan karyawan. Toh, waktu dan tenaga tidak dibuang percuma, mereka juga diupah lebih. Tetapi ada 15 responden 34,1 yang menyatakan ketidaksetujuannya. Tidak masalah bagi mereka jika tidak mendapatkan upah lebih. Dengan upah yang normal, masih cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Sebenarnya bukan masalah upah lebih, tapi masalah tanggungjawab. Karyawan bertanggungjawab memberikan yang terbaik dari dirinya untuk perusahaan yang selama ini telah menghidupi dirinya dan keluarganya. 74

4. Komunikasi Terbuka

Tabel 4.24 Jawaban Responden Tentang Atasan Mendengarkan Ide dan keluh Kesah yang Disampaikan dengan Penuh Perhatian No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sering sekali Sering Kadang-Kadang Pernah Tidak Pernah 11 11 15 4 3 25 25 34,1 9,1 6,8 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari data diketahui bahwa distribusi jawaban responden menyebar ke semua pilihan jawaban dan paling banyak mereka memilih jawaban kadang- kadang yaitu 15 orang atau 34,1. Untuk mengetahui ide dan keluh kesah karyawan, umumnya tiap unit berinisiatif membuat pertemuan yang jadwalnya kondisional apabila dirasa perlu. Pertemuan tersebut juga untuk meningkatkan konsolidasi yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Kemudian aspirasi dari karyawan tersebut disampaikan kepala bagian atau krani kepada manajer pabrik atau dalam rapat direksi. Di luar pertemuan unit tersebut, karyawan juga diperbolehkan menyampaikan masukannya kepada kepala bagiankrani, manajer pabrik atau direktur produksi secara personal. Menurut observasi peneliti, direktur dan kebanyakan staf di PT Hadi Baru memiliki sifat 75 ramah, bersahabat dan terbuka dalam berkomunikasi. Informasi yang didapat peneliti dari responden bahwa banyak dari para atasan yang baik, mau menasihati dan membimbing. Tetapi sebanyak 3 orang responden atau 6,8 menyatakan atasan tidak pernah mendengarkan ide dan keluh kesah yang disampaikan karyawan dengan penuh perhatian. Menurut peneliti ada juga krani yang pendiam dan kurang mengakrabkan diri dengan karyawan, juga terkesan acuh tak acuh. Di sisi lain ada juga karyawan yang kurang mengakrabkan diri dengan atasan sehingga merasa segan untuk menyampaikan ide dan keluh kesah. Tabel 4.25 Jawaban Responden Tentang Atasan Menerangkan Peraturan Perusahaan dengan Jelas No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 7 32 1 4 - 15,9 72,7 2,3 9,1 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 7 orang 15,9 menyatakan sangat setuju dan 32 orang 72,7 menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Pada awal masuk kerja kepala personalia sudah menjelaskan kepada 76 karyawan baru peraturan-peratura perusahaan dan diharapkan tanggungjawab dari karyawan. Peraturan, sanksi dan budaya di perusahaan juga disampaikan secara lebih jelas oleh kepala bagian ataupun krani sehingga informasi yang didapat lebih mendalam. Selain itu ada juga karyawan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 1 orang 2,3 dan kurang setuju sebanyak 4 orang 9,1 dengan pernyataan tersebut. Tabel 4.26 Jawaban Responden Tentang Karyawan Mengerti dengan Informasi yang Disampaikan Atasan No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Mengerti Mengerti Ragu-Ragu Kurang Mengerti Sangat Tidak Mengerti 10 28 2 3 1 22,72 63,64 4,55 6,82 2,27 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel dapat dilihat jawaban beragam dengan alternatif jawaban “setuju” mendominasi sebanyak 28 orang responden yang memilihnya atau sekitar 63,64. Menurut pemaparan responden, informasi selalu didapat oleh karyawan baik dari atasan ataupun dari papan pengumuman. Informasi yang 77 disampaikan oleh atasan kepada karyawan dirasa cukup jelas dan apabila kurang jelas karyawan dapat langsung menanyakannya. Namun ada 4 orang responden yang tidak sependapat dan 2 orang responden lainnya masih ragu-ragu dengan pernyataan di atas. Menurut peneliti, ketidakmengertian responden disebabkan karena kekurangdekatan hubungan antara atasan dan responden tersebut. Setiap orang memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda-beda, ada karyawan yang acuh tak acuh dengan informasi tersebut, ada yang segan jika bertanya. Akibatnya inti dari komunikasi tersebut tidak dapat diterima oleh karyawan sehingga informasi yang disampaikan tidak dimengerti oleh karyawan. Dengan kata lain, komunikasi yang terjalin di antara atasan dan responden yang menjawab alternatif “kurang mengerti” ataupun “sangat tidak mengerti” tidak berhasil atau gagal. Tabel 4.27 Jawaban Responden Tentang Atasan Meminta Pendapat Karyawan yang Menyangkut Masalah Kinerja No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sering Sekali Sering Kadang-Kadang Pernah Tidak Pernah 10 12 14 4 4 22,7 27,3 31,8 9,1 9,1 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 78 Dari tabel diketahui bahwa semua alternatif jawaban dipilih dan tidak ada yang terlalu mendominasi. Alternatif jawaban “kadang-kadang” menjadi yang paling banyak dipilih yaitu sekitar 31,8 responden, disusul oleh alternatif jawaban “sering” dengan 27,3 dan “sering sekali” sebesar 22,7. Untuk meningkatkan kinerja karyawan, atasan harus bertanya kepada karyawan apa yang diinginkan mereka, kemudian melakukan negoisasi sehingga didapat keputusan yang menguntungkan semua pihak atau biasa disebut juga dengan win-win solution. Antara atasan dan karyawan memang bertemu setiap jam kerja, tetapi tidak setiap waktu atasan dapat meminta pendapat semua karyawan dan tidak semua karyawan dapat diminta pendapatnya. Hanya mungkin yang sering duduk bersama dengan atasan ketika jam istirahat ataupun yang dirasa atasan memiliki pengaruh di kelompok tersebut, sehingga ada sebagian responden yang menyatakan tidak pernah diminta pendapatnya oleh atasan mereka. 5. Partisipasi Pegawai Tabel 4.28 Jawaban Responden Tentang Atasan Mengajak Karyawan untuk Bekerja Bersama-Sama No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sering Sekali Sering Kadang-Kadang Pernah Tidak Pernah 14 9 11 5 5 31,82 20,46 25 11,36 11,36 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel diketahui bahwa alternatif jawaban “sangat sering” mendominasi daripada lainnya yaitu sebanyak 14 orang responden 31,82, 79 diikuti dengan alternatif jawaban “kadang-kadang” dengan 11 orang responden 25, dan alternatif jawaban “sering” dengan 9 orang responden 20,46. Sedangkan untuk alternatif jawaban “pernah” dan “tidak pernah” masing-masing dengan pemilih sebanyak 5 orang 11,36. Mengenai hal ini, salah satu responden menyatakan pendapatnya dengan suatu peribahasa “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Peribahasa tersebut menggambarkan hubungan antara atasan dan karyawan yang saling bekerjasama dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan job description masing-masing. Arti dari kata kerjasama tidak harus bekerja bersama dengan pekerjaan yang sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI kerjasama adalah kegiatan atau usaha yg dilakukan oleh beberapa orang lembaga, pemerintah, dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama. Usaha tersebut dapat berupa pembagian tugas dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Tabel 4.29 Jawaban Responden Tentang Karyawan Dilibatkan dalam Pemecahan Masalah Pekerjaan No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sering Sekali Sering Kadang-Kadang Pernah Tidak Pernah 10 6 15 6 7 22,73 13,64 34,09 13,64 15,9 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel dapat diketahui alternatif jawaban yang dipilih responden beragam dan tidak ada yang terlalu mendominasi. Sebanyak 15 orang responden 80 34,09 menjawab “kadang-kadang”, 10 orang responden 22,73 memilih alternatif jawaban “sering sekali”, 7 orang responden 15,9 dengan alternatif jawaban “tidak pernah”, dan masing-masing 6 orang responden 14,9 beranggapan “pernah” dan “sering” dilibatkan dalam pemecahan masalah. Mengenai keberagaman jawaban dari pernyataan itu, ada responden yang mengatakan jika ada masalah diadakan rapat yang mempertemukan atasan dan karyawan sehingga karyawan dilibatkan dalam pemecahan masalah. Akan tetapi ada juga responden yang berpendapat antara atasan dan karyawan tidak pernah duduk bersama dalam pencarian solusi ketika terdapat masalah pekerjaan. Mengenai perbedaan pendapat ini, pihak perusahaan tentu memilih-milih masalah apa yang harus dibicarakan dengan karyawan dan masalah apa yang hanya sepantasnya diketahui dan dicari solusinya oleh dewan direksi dan staf. Tabel 4.30 Jawaban Responden Tentang Atasan Membantu Karyawan dalam Bekerja No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sering Sekali Sering Kadang-Kadang Pernah Tidak Pernah 6 16 9 7 6 13,6 36,4 20,5 15,9 13,6 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel diketahui alternatif jawaban yang banyak dipilih responden adalah “sering” dengan 16 orang atau sekitar 36,4. Selanjutnya alternatif jawaban “kadang-kadang” dengan 9 orang responden atau sekitar 20,5, diikuti opsi “pernah” dengan 7 orang responden atau sekitar 15,9, “sangat sering” dan 81 tidak pernah dengan masing-masing 6 orang responden atau sekiar 13,6. Dalam bekerja, karyawan sudah memiliki instalasi kerja pada setiap bagiannya. Sebagai koordinator lapangan krani hanya bertugas mengawasi. Jika ada sesuatu yang dianggap perlu untuk dibantu, maka kepala bagian atau krani akan segera mengambil sikap untuk ikut bekerja bersama karyawan.

6. Identitas Lokal

Tabel 4.31 Jawaban Responden Tentang Perusahaan dapat Memaklumi jika Karyawan Harus Absen Dikarenakan Wajib Menghadiri Pesta Tradisi Kerabat No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 10 24 1 7 2 22,73 54,55 2,27 15,9 4,55 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel diketahui mayoritas responden sangat setuju dan setuju dengan pernyataan bahwa perusahaan dapat memaklumi jika karyawan harus absen dikarenakan wajib menghadiri pesta tradisi kerabat dengan akumulasi sebesar 77,28. Karyawan diberi izin selama dua hari untuk menghadiri pesta tersebut. Namun biasanya untuk pesta tradisi tidak cukup dua hari sehingga ada responden 82 yang menyatakan ketidaksetujuaannya dengan akumulasi persentase sebesar 20,45. Tabel 4.32 Jawaban Responden Tentang Perusahaan dapat Memaklumi dalam Percakapan Informal Karyawan Menggunakan Bahasa Daerah No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 6 28 4 4 2 13,6 63,6 9,1 9,1 4,6 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari data dapat diketahui sebanyak 34 orang atau 77,2 menyatakan kesetujuannya bahwa perusahaan dapat memaklumi dalam percakapan informal karyawan menggunakan bahasa daerah. Mayoritas suku pada PT Hadi Baru adalah suku Jawa sehingga umumnya karyawan menggunakan bahasa Jawa dalam percakapan informal. Sedangkan terdapat 10 orang responden yang terdiri dari masing-masing 4 orang 9,1 masih ragu-ragu dan kurang setuju, dan 2 orang 4,6 yang menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Bagi PT Hadi Baru tidak ada larangan penggunaan bahasa daerah, tetapi bagi karyawan sepertinya mereka sedikit keberatan dalam penggunaaan bahasa daerah tersebut. Alangkah baiknya jika bahasa daerah digunakan jika sedang terjadi percakapan 83 dimana semua pelaku percakapan memiliki suku yang sama dan mengerti dengan bahasanya karena jika ada karyawan yang tidak mengerti berada di tengah-tengah percakapan, maka bisa menimbulkan persepsi negatif. Mungkin “sedang diceritakan”, begitu pikirnya. Tabel 4.33 Jawaban Responden dalam Acara Rekreasi Bersama Perusahaan Mendorong Para Karyawan untuk Menampilkan Keseniaan Daerahnya No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 4 18 4 8 10 9,09 40,91 9,09 18,18 22,73 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan kesetujuan dan ketidaksetujuannya terhadap pernyataan tersebut hanya berbeda tipis. Sebanyak 22 orang responden atau sekitar 50 menyatakan kesetujuaannya, 18 orang responden atau sekitar 40,91 menyatakan ketidaksetujuannya dan 4 orang 9,09 masih ragu-ragu. Menurut mereka perusahaan hampir tidak pernah mengadakan acara rekreasi, hanya halal bi halal setiap tahunnya ketika lebaran. Tiap-tiap unit yang berinisiatif mengadakan acara dalam kelompoknya. Acara 84 rekreasi, baik itu halal bi halal ataupun rekreasi tiap unitnya tidak ada menampilkan kesenian daerah.

7. Keputusan Setempat

Tabel 4.34 Jawaban Responden Tentang Atasan Memberikan Wewenang kepada Unit Kerja untuk Menyelesaikan Masalah yang Berada di Tengah-Tengah Mereka No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 13 14 9 3 5 29,5 31,8 20,5 6,8 11,4 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel diketahui sebanyak 13 orang responden 29,5 menjawab sangat setuju, 14 orang 31,8 untuk jawaban setuju, 9 orang 20,5 masih ragu-ragu, 3 orang 6,8 kurang setuju, dan 5 orang 11,4 menyatakan sangat tidak setuju. Untuk masalah kecil, dibiarkan yang bertikai menyelesaikan masalahnya sendiri. Untuk masalah mengenai kinerja ataupun masalah besar seperti pencurian, narkoba langsung dibawa ke dewan direksi untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kesepakatan bersama. 85 Tabel 4.35 Jawaban Responden Tentang Karyawan Diizinkan Bekerja Berdasarkan Caranya Masing-Masing No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 6 24 2 10 2 13,64 54,55 4,55 22,73 4,55 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Berdasarkan tabel diketahui responden yang menjawab setuju dengan pernyataan mendominasi sebanyak 24 orang atau sekitar 54,55. Dari keterangan responden yang menyatakan kesetujuannya mengizinkan karyawan untuk bekerja dengan caranya masing-masing asalkan pekerjaan selesai. Namun ada juga responden yang kurang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 10 orang atau 22,73. Alasannya karena pekerjaan mereka sudah memiliki prosedurnya sendiri sehingga karyawan tidak bisa seenaknya bekerja. 86

8. Ukuran Moral yang Tinggi

Tabel 4.36 Jawaban Responden Tentang Perusahaan Memberikan Sanksi secara Adil No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 10 26 3 3 2 22,73 59,09 6,82 6,82 4,54 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel dapat diketahui sebanyak 36 orang atau sekitar 81,82 menyatakan kesetujuannya dengan pernyataan tersebut. Sedangkan 8 orang responden 18,18 yang terdiri dari masing-masing 3 orang responden 6,82 dan kurang setuju, 2 orang responden 4,54 menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Sanksi-sanksi yang secara umum di PT Hadi Baru dari awal bekerja sudah disosialisasikan oleh kepala personalia dan kranikepala bagian. Misalnya jika telat masuk kerja, maka dianggap tidak masuk pada hari itu dan dikenakan sanksi pemotongan gaji pada hari itu saja. Itu berlaku mutlak bagi staf dan karyawan. Sedangkan untuk tindakan yang belum diatur dalam peraturan perusahaan, sanksinya ditetapkan oleh dewan direksi. Mungkin sanksi yang tidak diatur tersebut yang menyebabkan ada beberapa responden yang menyatakan 87 ketidaksetujuannya karena beda orang tentu beda pemikiran dan interpretasi terhadap suatu kejadian. Tabel 4.37 Jawaban Responden Tentang Atasan Melakukan Penilaian Kinerja secara Adil No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 11 18 2 10 3 25 40,91 4,54 22,73 6,82 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel diketahui alternatif jawaban “setuju” menjadi opsi yang banyak dipilih responden yaitu sebanyak 18 orang atau sekitar 40,91, diikuti dengan “sangat setuju” dengan 11 orang pemilih atau sekitar 25. Sedangkan responden yang kurang setuju dengan pernyataan tersebut sebanyak 10 orang 22,73, masih ragu-ragu sebanyak 2 orang 4,54 dan 3 orang responden 6,82 menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Setiap bulannya kranikepala bagian memberikan laporan kinerja karyawan kepada kepala personalia. Apabila kinerja karyawan baik, maka perusahaan akan memberikan bonus yang mereka sebut sebagai uang kerajinan. Untuk penilaian kinerja tersebut, menjadi hak perogatif dari kepala bagian dan krani sehingga walaupun 88 pimpinan unit sudah menilai seadil-adilnya, ada saja responden yang merasa tidak seperti itu. Tabel 4.38 Jawaban Responden Tentang Perusahaan Berlaku Jujur dalam Pemenuhan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Surat Keputusan Bersama No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Kurang Setuju Sangat Tidak Setuju 9 18 4 11 2 20,5 40,9 9,1 25 4,5 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel dapat dilihat jawaban responden terdistribusi ke semua alternatif jawaban dengan mayoritas responden menyatakan kesetujuaannya sebesar 61,4. Sedangkan sebesar 29,5 menyatakan ketidaksetujuannya. Hal ini karena kebijakan perusahaan tentang “dirumahkan” dianggap menyalahi perjanjian oleh responden. 89 4.2.2.Jawaban Responden Tentang Kinerja Karyawan Variabel Y 1. Kuantitas Kerja Tabel 4.39 Jawaban Responden Tentang Hasil Kerja Karyawan Memenuhi Standar Perusahaan No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sering sekali Sering Kadang-Kadang Pernah Tidak Pernah 34 8 1 1 - 77,2 18,2 2,3 2,3 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel diketahui alternatif jawaban “sering sekali” mendominasi dengan pemilih sebanyak 34 orang atau sekitar 77,2, diikuti dengan opsi “sering” dengan 8 orang responden atau sekitar 18,2. Sedangkan untuk alternatif jawaban “kadang-kadang” dan “pernah” masing-masing memiliki 1 orang pemilih atau sekitar 2,3. PT Hadi Baru memiliki standar mutu yang harus dicapai dalam memproduksi produknya, yang dikenal dengan SIR 5, SIR 10, SIR 20. Untuk mencapai standar mutu tersebut, setiap 1 bal crumb rubber sudah jadi dan akan dikemas, terlebih dahulu diambil sampel untuk menentukan kandungan zat yang terdapat di dalamnya. 90 Tabel 4.40 Jawaban Responden Tentang Karyawan Mahir dalam Menggunakan Mesin dan Peralatan Kerja Lainnya No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sangat Mahir Mahir Ragu-Ragu Kurang Mahir Sangat Tidak Mahir 13 22 - 8 1 29,5 50 18,2 2,3 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Mesin adalah alat yang membantu manusia untuk meringankan pekerjaannya. Berdasarkan tabel mayoritas responden menyatakan mahir sebanyak 22 orang dan sangat mahir dijawab oleh 13 orang. Hal ini disebabkan mesin yang menggunakan setiap hari adalah mesin yang sama sehingga sudah terbiasa. Akan tetapi ada responden yang menyatakan kurang mahir sebanyak 8 orang dan sangat tidak mahir dipilih oleh 1 orang. Mereka adalah orang-orang yang bekerja di bagian penerimaan. Tugas mereka tidak bersentuhan langsung dengan mesin. 91 Tabel 4.41 Jawaban Responden Tentang Karyawan Mengevaluasi Pekerjaan No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sering sekali Sering Kadang-Kadang Pernah Tidak Pernah 20 18 4 1 1 45,46 40,91 9,09 2,27 2,27 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel diketahui aternatif jawaban “sering sekali” dan “sering” mendominasi dan hanya selisih 2. Altenatif jawaban “sangat sering” dipilih oleh 20 orang responden 45,46 sedangkan alternatif jawaban “sering” dengan 18 orang responden 40,91. Untuk opsi kadang-kadang dipilih oleh 4 orang responden 9,09, opsi pernah dan tidak pernah dipilih masing-masing 1 orang responden 2,27. Ini berarti masih ada karyawan yang belum memiliki kesadaran untuk bekerja lebih baik lagi setiap harinya. Evaluasi diperlukan sehingga karyawan tidak melakukan kesalahan yang sama dan demi perbaikan berkesinambungan. 92

2. Kuantitas Kerja

Tabel 4.42 Jawaban Responden Tentang Banyaknya Pekerjaan yang Dihasilkan Memenuhi Target yang Ditetapkan Perusahaan No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sering sekali Sering Kadang-Kadang Pernah Tidak Pernah 31 9 4 - - 70,5 20,4 9,1 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel diketahui sebanyak 31 orang responden atau sekitar 70,5 memilih alternatif jawaban “sering sekali”, diikuti opsi “sering” dengan 9 orang respoden atau sekitar 20,4 dan “kadang-kadang” dengan 4 pemilih atau sekitar 9,1. Untuk alternatif jawaban “pernah” dan “tidak pernah” tidak ada yang memilih. Setiap harinya karyawan memiliki target kerja yang harus diselesaikan. Target tersebut ditentukan oleh manajer setelah berbicara dengan kepala bagian atau krani. Jawaban “sering sekali” dan “sering” yang dipilih oleh 90,9 responden mengindikasikan bahwa karyawan memiliki rasa tanggung jawab dengan tugasnya. 93 Tabel 4.43 Jawaban Responden Tentang Karyawan Menyelesaikan Tugas Tanpa Kesalahan No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sering sekali Sering Kadang-Kadang Pernah Tidak Pernah 11 13 12 8 - 25 29,5 27,3 18,2 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Pada tabel dapat diketahui bahwa 11 responden 25 menjawab sering sekali bahwa karyawan menyelesaikan tugaspekerjaan yang diberikan tanpa ada kesalahan, 13 responden 29,5 menjawab sering, 12 responden 27,3 menjawab kadang-kadang, pernah dipilih oleh 8 responden 18,2 dan opsi tidak pernah 0 pemilih. Berdasarkan data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa karyawan mampu menyelesaikan tugaspekerjaan yang diberikan tanpa ada kesalahan. Hal ini dikarenakan pekerjaan yang mereka lakukan berulang-ulang. 94

3. Ketepatan Waktu

Tabel 4.44 Jawaban Responden Tentang Banyaknya Pekerjaan yang Diterima dapat Diselesaikan dalam Waktu yang Telah Ditentukan No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sering sekali Sering Kadang-Kadang Pernah Tidak Pernah 27 10 4 1 2 61,4 22,7 9,1 2,3 4,5 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Perusahaan mempunyai perhitungannya sendiri mengenai banyaknya pekerjaan yang diterima oleh karyawan dengan waktu penyelesaiannya. Dalam 7 jam bekerja, karyawan harus mampu memproduksi sebanyak lebih kurang 23 pallet. Dari tabel diketahui opsi “sering sekali” mendominasi dan dipilih oleh 27 orang responden 61,4, diikuti “sering” dengan 10 responden 22,7. Itu berarti banyaknya pekerjaan yang diterima karyawan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah dihitungkan. Ketika permintaan ekspor meningkat, maka karyawan harus bekerja ekstra. Terkadang karyawan harus bekerja lebih dari 7 jam dengan banyaknya pekerjaan yang diterima lebih dari biasanya. Pekerjaan yang lebih dari waktu normal dihitung borongan. Tidak semua karyawan dapat menyelesaikan 95 pekerjaannya dalam waktu yang telah ditentukan. Seperti yang terlihat di tabel ada responden yang menjawab “kadang-kadang” sebanyak 4 orang 9,1, 2 orang 4,5 memilih “tidak pernah” dan 1 orang 2,3 menyatakan “pernah”. Ini berarti tidak semua karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang telah ditentukan. Mungkin disebabkan kelelahan sehingga kinerja menurun. Tabel 4.45 Jawaban Responden Tentang Karyawan Karyawan Memanfaatkan Waktu Pengerjaan Tugas dengan Efisien No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sering sekali Sering Kadang-Kadang Pernah Tidak Pernah 31 9 3 - 1 70,5 20,4 6,8 2,3 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel diketahui alternatif jawaban “sering sekali” mendominasi dengan 31 pemilih 70,5, diikuti “sering” dengan 9 responden 20,4. Sepertinya kesadaran karyawan untuk tidak menunda-nunda pekerjaan sangat baik. Dengan memanfaatkan waktu pengerjaan tugas secara efisien maka pekerjaan menjadi tidak terbengkalai. Sedangkan responden yang memilih opsi kadang-kadang yaitu sebanyak 3 orang 6,8, “tidak pernah” dengan 1 orang 96 2,3 perlu mendapatkan sedikit teguran ataupun nasihat tentang betapa pentingnya waktu. Tabel 4.46 Jawaban Responden Tentang Karyawan Datang ke Tempat Kerja Tepat Waktu No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 Sering sekali Sering Kadang-Kadang Pernah Tidak Pernah 35 6 2 - 1 79,6 13,6 4,5 2,3 Total 44 100 Sumber: Hasil Penelitian 2015 Dari tabel terlihat bahwa sebanyak 35 orang atau sekitar 79,6 responden sering sekali datang ke tempat kerja tepat waktu, diikuti dengan opsi “sering” sebanyak 6 orang pemilih atau sekitar 13,6. Alternatif jawaban “kadang- kadang” dipilih oleh 2 orang 4,5 dan 1 orang menjawab tidak pernah atau 2,3. Untuk jam kerja dimulai pukul 07.00 sampai 14.00 wib dengan istirahat sebanyak 2 kali, yaitu pukul 09.30 – 10.00 dan 12.00 – 13.00. Apabila terlambat masuk kerja, maka akan dihitung tidak masuk kerja pada hari itu dan sanksi teguran lainnya. Mengenai ada yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah, mungkin patut dipertanyakan. Apakah karyawan-karyawan tersebut terlalu istimewa sehingga diizinkan telat? 97

BAB V ANALISIS DATA