Pengertian Kepribadian Siswa Kepribadian Siswa

21 Jadi kepribadian siswa adalah kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.

2. Unsur-unsur Kepribadian Siswa

Menurut Ahmad D Marimba, dalam buku Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Unsur-unsur kepribadian, yaitu sebagai berikut : a. Aspek kejasmanian, meliputi tingkah laku luar yang mudah nampak dan kelihatan dari luar. Misalnya caranya berbuat, berbicara dan sebagainya. Ini mengandung arti bahwa bagaimana seseorang berbuat baik dan buruk, atau bagaimana seseorang berbicara kasar atau halus, ini tentu saja merupakan tingkah laku yang nampak dan dapat terlihat oleh orang lain. Dari sinilah dapat dinilai kepribadian seseorang itu baik atau buruk. b. Aspek kejiwaan, meliputi aspek-aspek yang tidak segera tampak dilihat dan ketahuan dari luar.misalnya cara-cara berpikir sikap dan minat, cara seseorang berfikir tentu saja tidak dapat dilihat oleh orang lain, begitu juga dengan sikap seseorang. Sikap dalam pengertian di sini bukan dimaksudkan apa yang tampak dari luar, melainkan yang berada di dalam, berupa pendirian atau pandangan seseorang dalam menghadapi seseorang atau sesuatu hal. c. Aspek-aspek keruhanian yang luhur, meliputi kejiwaan yang lebih abstrak, yaitu filsafat hidup kepercayaan. Ini meliputi sistem nilai-nilai yang telah meresap di dalam kepribadian itu, yang telah menjadi bagian dan mendarah daging dalam kepribadian itu yang mengarahkan dan memberi corak seluruh kehidupan individu itu. Bagi orang-orang yang beragama, aspek-aspek yang menuntunnya ke arah kebahagian, bukan saja di dunia tetapi juga di akhirat. Ini memungkinkan seseorang berhubungan dengan hal-hal gaib. Aspek-aspek inilah memberi kualitas kepribadian keseluruhannya. 27 27 Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. h. 67 22

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian

Kepribadian itu berkembang dan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi di dalam perkembangan itu makin terbentuklah pola-polanya yang tetap dan khas, sehingga merupakan ciri-ciri yang unik bagi setiap individu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kepribadian itu dapat di bagi sebagai berikut : a. Faktor biologis b. Faktor sosial, dan c. Faktor kebudayaan 28 Namun dalam hal ini juga terdapat beberapa perbedaan pendapat mengenai faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian. Di antaranya terdapat tiga aliran membahas secara detail mengenai hal tersebut, yaitu aliran empirisme, nativisme, dan konvergensi. Masing-masing aliran tersebut memiliki asumsi psikologi tersendiri dalam melihat hakikat manusia. a. Aliran empirisme, menitikberatkan pandangannya pada peranan lingkungan sebagai penyebab timbulnya suatu tingkah laku. Asumsi psikologis yang mendasari aliran ini adalah bahwa manusia lahir dalam keadaan netral, tidak memiliki pembawa apapun. Ia bagaikan kertas putih tabula rasa yang dapat ditulisi apa saja yang dikehendaki. b. Aliran nativisme, menitikberatkan pandangannya pada peranan sifat bawaan, keturunan dan kebakaan sebegai penentu tingkah laku seseorang. Asumsi yang mendasari aliran ini adalah bahwa pada diri anak dan orang tua terdapat banyak kesamaan, baik fisik maupun psikis. Oleh Ki Hajar Dewantara faktor pembawaan disebut faktor dasar dan faktor luar pembawaan dan lingkungan disebut faktor ajar. Selanjutnya faktor dalam disebut faktor endogen dan fakotr luar disebut faktor eksogen. Adapun yang termasuk faktor dalam atau faktor 28 M. Ngalim Purwanto, MP, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rodakarya, h.60 23 pembawaan, ialah segala sesuatu yang telah dibawa oleh anak sejak lahir, baik yang bersifat kejiwaan maupun yang bersifat kebutuhan kejasmanian. 29 c. Aliran konvergensi, aliran yang menggabungkan antara dua aliran di atas yaitu interaksi antara faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam proses pemunculan tingkah laku. Menurut aliran ini hereditas tidak akan berkembang secara wajar apabila tidak diberi rangsangan dari faktor lingkungan. Sebaliknya, rangsangan lingkungan tidak akan membina kepribadian yang ideal tanpa didasari oleh faktor hereditas. 30 29 Nety Hartati dkk, Islam dan Psikologi......., h. 178-182 30 Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, Jakarta : Angkasa Baru, 1986, Cet. Ke-5, h.3 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Fatahillah Jl. Ciputat Raya No.5, Pondok Pinang-Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Juni sampai dengan bulan September 2011.

B. Metode dan Variabel Penelitian

Pendekatan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang menekankan pada data yang bersifat kumulatif untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh. Untuk mendukung pemahaman yang lebih kuat, maka dilengkapi pula dengan metode kualitatif untuk melengkapi data-data yang belum dapat terjelaskan melalui metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, yakni melihat bentuk hubungan antara variabel-variabel 24