Proses Pembuatan Kebijakan GEF

26 seimbang secara geografis dengan adanya perwakilan dari negara maju dan berkembang, akan tetapi pada realitanya proses pengambilan keputusan Dewan banyak didominasi oleh negara pendonor. 44 Selain Dewan, posisi lain yang cukup mempengaruhi kebijakan GEF adalah Direktur karena ia memiliki wewenang untuk merekomendasikan kebijakan yang akan diambil serta proyek yang akan didanani GEF. Secara prosedur, masa jabatan Direktur hanya sampai tiga tahun, meski demikian orang yang sama dapat terpilih kembali untuk periode berikutnya. Hingga tahun 2013, GEF telah dipimpin oleh lima orang yang memiliki masa jabatan yang berbeda- beda. Direktur pertama adalah Mohamed El-Ashiri yang berasal dari Mesir, ia menjabat sejak 1994 hingga 2003. Selanjutnya, posisi tersebut diganti oleh Leonard Good yang berkewarganegaraan Kanada, ia hanya bertugas selama satu periode hingga 2006. Direktur berikutnya adalah Monique Barbut yang berasal dari Perancis yang bekerja hingga dua periode sampai tahun 2012. Terakhir, posisi direktur ditempati oleh Naoto Ishii yang berkebangsaan Jepang yang berlangsung hingga saat skripsi ini ditulis. 45

II.4 Negara yang Mempengaruhi Keputusan GEF

Menurut survey yang dilakukan pada staf GEF, 74 percaya bahwa tujuan strategis dan prioritas program GEF sangat ditentukan oleh negara-negara 44 Daftar mengenai anggota Dewan sejak GEF fase pertama hingga kelima dapat dilihat pada lampiran 2. 45 GEF. GEF Former CEO. http:www.thegef.orggefformer_GEFCEO diakses tanggal 18 Juli 2013. 27 pendonor, khususnya penyumbang dana yang lebih besar. 46 Sistem voting yang dilakukan pun mensyaratkan adanya 60 suara dari total kontribusi dana. Artinya, jika misalkan dana GEF di fase tersebut US 3 miliar, maka harus ada persetujuan dari satu atau lebih negara pendonor yang merepresentasikan nilai kontribusi setidaknya US1,8 miliar 60. Ini menjadikan para pendonor memiliki hak veto. Dengan kata lain, pengumpulan suara tidak akan sah tanpa dukungan dari negara-negara donor utama. Pengumpulan dana dilakukan setiap empat tahun sekali. Ketika satu fase berakhir, direktur GEF akan membuka kembali penawaran kontribusi dana kepada seluruh anggota untuk berpartisipasi pada fase GEF berikutnya. Kegiatan ini disebut dengan replenishment. Ini dimulai sejak pilot phase di tahun 1991-1994, dilanjutkan dengan fase pertama di tahun 1994-1998. Hingga saat skripsi ini ditulis, GEF telah mencapai fase ke lima untuk tahun 2010-2014. Di setiap awal fase, seluruh anggota berkumpul untuk membicarakan siapa saja yang akan menjadi negara pendonor dan berapa dana yang akan dikeluarkan. 47 Sampai tahun 2012, tercatat ada sekitar 35 negara yang ikut membiayai GEF, termasuk beberapa negara berkembang juga ikut membantu dengan jumlah kontribusi minimal yang telah ditetapkan, yaitu, US5 juta. 48 Dari tabel berikut, dapat dilihat bahwa para negara pendonor terus meningkatkan jumlah bantuan dana di setiap fasenya. 46 Carlos del Castilo. 2009. “Governance of GEF”. GEF Evaluation Paper Series. h. 13. 47 Global Environment Facility. 2011. Instrument for the Establishment of the Restructured GEF. Washington DC: Global Environment Facility. h. 100. 48 GEF. 2012. “Behind The Numbers: GEF Achievement Report”. Washington DC: Global Environment Facility. h. 22. 28 Tabel II.1 Total Dana GEF Tahun 1991-2014 Periode Tahun Jumlah Dana Fase Percobaan Pilot Phase 1991-1994 US 1 miliar Fase Pertama GEF-1 1994-1998 US 2 miliar Fase Kedua GEF-2 1998-2002 US 2,75 miliar Fase Ketiga GEF-3 2002-2006 US 3 miliar Fase Keempat GEF-4 2006-2010 US 3,13 miliar Fase Kelima GEF-5 2010-2014 US 4.34 miliar Sumber: Data dikompilasi dari, GEF 1-5 Replenishment Documents. Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh sekretariat GEF, sejak fase pertama hingga kelima sumber dana selalu didominasi oleh negara-negara maju. Dalam hal ini, Amerika Serikat merupakan pendonor terbesar GEF sejak fase pertama hingga sekarang, disusul oleh Jepang, Jerman, Perancis dan Inggris. Berikut adalah diagram kontributor dana GEF dengan lima pendonor terbesar. Gambar II.2 Kontributor Dana GEF Fase 1 – Fase 5 Sumber: Data dikompilasi dari, GEF 1-5 Replenishment Documents. 29 Data di atas mengindikasikan bahwa negara yang paling berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan di GEF adalah negara-negara maju, terutama Amerika Serikat. Menurut Fonseca, AS sangat mempengaruhi strategi dan program-program GEF. Delegasi AS selalu mengupayakan berbagai proyek dengan biaya seefektif mungkin namun dapat mendukung kepentingan AS secara maksimal. Contohnya, program kehutanan GEF untuk menanggulangi perdagangan kayu ilegal dapat meningkatkan pendapatan perusahaan kayu AS sebesar US275 juta per tahun. Selain itu, sebagian besar teknologi dan peralatan untuk proyek GEF di bidang hydro-energy juga diekspor dari industri AS. 49

II.5. Alokasi Dana GEF

GEF bertujuan untuk memberikan bantuan dana untuk mengatasi isu-isu lingkungan yang dikategorikan berdampak global, yaitu, perubahan iklim, air internasional, keanekaragaman hayati, penipisan ozon—di tahun 2002 ditambah dengan—degradasi tanah, dan polutan organik. Selama tiga fase pertama 1991- 2006, GEF dapat dikatakan tidak memiliki kriteria rinci mengenai negara seperti apa alokasi dana akan diberikan. Secara garis besar, negara dapat menjadi penerima program GEF jika memenuhi kriteria konvensi yang diakui oleh Conference of the Parties COP atau merupakan anggota konvensi; dan merupakan negara yang termasuk anggota penerima bantuan dari Bank Dunia atau bantuan teknis dari UNDP. 49 Gustavo Fonseca. 2011. “Understanding the Role of the Global Environment Facility”. ICCF Briefing Paper. h. 6.