1. Analisis tindakan Pembelajaran
Pada siklus II guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu agar peserta didik dapat memahami dan menerapkan adab makan dan minum dalam kehidupan
sehari-hari dan memberikan pemahaman betapa pentingnya bagi kita mempelajari dan menerapkan adab makan dan minum agar terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan seperti terkena penyakit yang diakibatkan tidak menggunakan adab makan dan minum. Dalam penyajian materi siklus II guru lebih membimbing
peserta didik dalam proses pembelajaran, menekankan pentingya bekerja sama dan memberikan pertanyaan kepada peserta didik. Guru juga memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan contoh adab makan dan minum yang dianjurkan Rasulullah SAW.
Pada akhir pembelajaran siklus II guru mengevaluasi peserta didik untuk mengetahui hasil akhir proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif
paired story telling
. Dalam evaluasi ini guru memberikan soal pilihan ganda sebanyak 15 soal dan soal essay sebanyak 5 soal tentang adab makan dan
minum dan guru mengarahkan peserta didik agar mengerjakan sendiri-sendiri tanpa bekerja sama.
2. Refleksi
Refleksi pada siklus II ini dilaksanakan oleh guru PAI dan peneliti. Berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dan guru PAI ibu Nelia Sleta,
S.Pd.I diperoleh gambaran bahwa secara umum pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini telah terlaksana dengan baik. Berdasarkan hasil observasi pada saat
pelaksanaan proses pembelajaran peserta didik sudah mulai memahami tata cara belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
paired story telling
dan terlihat banyak peserta didik yang bertanya dan ikut peran aktif ketika proses
pembelajaran berlangsung.kemudian guru sudah terbiasa membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil belajar pada siklus I, terdapat peserta didik yang mencapai ketuntasan sebanyak 20 orang dengan persentase 54, sedangkan
peserta didik yang hasil belajarnya belum tuntas mencapai 17 orang dengan persentase 46. Dengan demikian penerapan pembelajaran kooperatif
paired story telling
pada siklus I hasil belajar mengalami peningkatan dari sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif
paired story telling.
Kemudian pada siklus II juga mengalami peningkatan hasil belajar peserta didik yaitu terdapat 33 orang
yang mencapai ketuntasan dengan persentase 90, sedangkan terdapat 4 orang peserta didik yang belum mencapai ketuntasan dengan persentase 10. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
paired story telling
pada siklusII sudah mengalami peningkatan dari siklus I, meskipun masih terdapat peserta didik yang belum
menguasai materi pelajaran sepenuhnya dan hasilnya masih dibawah KKM yang telah ditentukan yaitu 75.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II ini berjalan dengan lancar dan terlihat membaik dari siklus I. Penguasaan materi
pembelajaran pada siklus II ini sudah meningkat dan dibuktikan dengan adanya hasil belajar pada siklus II. Peserta didik sudah mulai bisa belajar bersama pada
saat proses pembelajaran berlangsung dan peserta didik sudah tidak terlihat kebingungan lagi ketika menemukan suatu masalah karena bisa bertanya kepada
temannya dan juga bisa bertanya kepada guru ketika temannya tidak bisa menjawab.
Pada siklus II ini guru dan peserta didik sudah mulai terbiasa dengan penerapan pembelajaran
paired story telling
, kemudian peserta didik yang biasanya pasif sudah mulai aktif, peserta didik yang pada pertemuan sebelumnya
dalam proses pembelajaran hanya mengandalkan temannya kini sudah mulai bisa bekerja sama dan guru sudah berusaha memaksimalkan penggunaan pembelajaran
kooperatif
paired story telling
dan adanya tanggapan positif peserta didik sehingga membuktikan adanya keberhasilan dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif
paired story telling
dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Pada siklus II ini guru dan peserta didik sudah mulai terbiasa dengan penerapan pembelajaran kooperatif
paired story telling
dan peserta didik sudah mulai menguasai materi yang mereka pelajari dan aktif menjelaskan materi yang
sudah mereka kuasai. Sehingga terjadi perubahan yang positif pada pertemuan- pertemuan sebelumnya peserta didik yang masih terlihat bingun dan pasif, dengan
berjalannya tindakan dengan penerapan pembelajaran
paired story telling
maka berangsur-angsur guru dan peserta didik sudah mulai faham dan hasil belajar
peserta didik semakin meningkat.
B. Pembahasan Penerapan Pembelajaran Kooperatif